Langkah-Langkah Pembuatan Dan Penyusunan Materi Didik Yang Gampang Dipraktikkan
Langkah-Langkah Pembuatan dan Penyusunan Bahan Ajar yang Praktis Dipraktikkan
Salah satu hambatan utama yang menciptakan para pendidik jarang menciptakan materi latih sendiri, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, di antaranya lebih disebabkan oleh tidak dikuasainya cara pembuatan materi ajar. Hal ini dikarenakan petunjuk atau panduan pembuatan materi ajar yang ada selama ini terkadang sulit dipahami dan susah untuk dipraktikkan oleh pendidik. Maka dari itu, masuk akal kalau para pendidik jarang ada yang bisa membuatkan materi latih sendiri.
Untuk mengubah dan memperbaiki kondisi tersebut, maka pada belahan ini akan disajikan pembahasan ihwal langkah-langkah penyusunan dan pembuatan materi latih yang gampang dipraktikkan. Langkah-langkah pokok dalam penyusunan dan pembuatan materi latih terdiri dari analisis kebutuhan belajar, menyusun peta materi ajar, dan menciptakan materi latih berdasarkan struktur masing-masing bentuk materi ajar.
Langkah 1 : Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Langkah pertama pembuatan materi ajar ialah melaksanakan analisis kebutuhan materi ajar. Lantas, apakah yang dimaksud dengan analisis kebutuhan materi ajar? Perlu kita pahami bersama bahwa analisis kebutuhan mencar ilmu ialah suatu proses awal yang dilakukan untuk menyusun materi ajar. Dalam analisis kebutuhan materi ajar, di dalamnya terdapat tiga tahap. Tahapan dalam analsis kebutuhan materi latih terdiri dari: analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul materi ajar. Keseluruhan proses tersebut menjadi belahan integral dari suatu proses langkah-langkah pembuatan materi ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Berikut klarifikasi tahap-tahap dalam analisis kebutuhan materi ajar.
1. Tahap 1 : Menganalisis Kurikulum
Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang memerlukan materi ajar. Dengan demikian, materi latih yang kita buat benar-benar diharapkan sanggup menyebabkan penerima didik menguasai segala kompetensi yang ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal penerima didik yang mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan sanggup dicapai pada setiap tingkatan. Standar kompetennsi terdiri dari beberapa kompetensi dasar sebagai pola baku yang wajib dipenuhi dan berlaku secara nasional. Dalam konteks pembuatan materi ajar, maka kiprah kita ialah menentukan standar kompetensi yang ingin dipenuhi oleh penerima didik.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar ialah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki penerima didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai acuan untuk menyusun indikator kompetensi. Untuk pembuatan materi ajar, maka dalam hal ini kita mesti mengidentifikasikan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh penerima didik.
c. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar
Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang sanggup dijadikan sebagai pola kriteria evaluasi dalam menentukan kompeten atau tidaknya penerima didik. Setelah menganalisis kompetensi dasar, maka indikator ialah hal berikutnya yang mesti kita analisis. Sehingga, kita sanggup mengetahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan materi latih yang tepat.
d. Materi Pokok
Materi pokok ialah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan, auan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik biar penerima didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok ialah objek analisis berikutnya yang harus kita telaah. Kaprikornus sehabis menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah satu pola utama dalam menyusun isi materi ajar.
e. Pengalaman Belajar
Pengalaman mencar ilmu ialah suatu acara yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan oleh para penerima didik biar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi, pengalaman mencar ilmu haruslah disusun secara terang dan operasional, sehingga pribadi bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.
Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melaksanakan analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum, analisis pengalaman mencar ilmu ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta materi latih yang sempurna dan sesuai untuk acara pembelajaran yang dilakukan penerima didik. Kemudian, kalau kita sudah hingga pada analisis pengalaman mencar ilmu (yang akan dilakukan oleh penerima didik) tersebut.
Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita sanggup mengetahui jumlah materi latih yang harus dibentuk dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita sanggup mengetahui dan mengidentifikasi jenis materi latih yang relevan dan cocok untuk digunakan.
Kebutuhan materi latih sanggup dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis materi latih biar sanggup diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin terang pengalaman mencar ilmu diuraikan, maka akan semakin gampang bagikita untuk menentukan jenis materi ajarnya. Dan kalau analisis dilakukan terhadap seluruh standar kompetensi, maka akan diketahui pula banyaknya materi latih yang harus disiapkan.
2. Tahap 2 : Analisis Sumber Belajar
Setelah melaksanakan analisis kurikulum, langkah selanjutnya dalam menganalis kebutuhan mencar ilmu ialah menganalisis sumber belajar. Apa dan bagaimana analisis sumber mencar ilmu itu dilakukan, tidaklah susah. Yang penting kita harus memahami terlebih dahulu bahwa sumber mencar ilmu yang akan dipakai sebagai materi untuk penyusunan materi ajar perlu dilakukan analisis. Andapun kriteria analisis terhadap sumber mencar ilmu tersebut dilakukan berdasarkan kesesuaian, ketersediaan, dan fasilitas dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber mencar ilmu ialah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber mencar ilmu yang dikaitkan dengan kebutuhan. Berikut ini merupakan klarifikasi kriteria dalam menganalsis sumber belajar.
a. Kriteria Ketersediaan
Kriteria ketersediaan berkenaan dengan ada tidaknya sumber mencar ilmu di sekitar kita. Kaprikornus kriteria pertema ini mengacu pada pengadaan sumber belajar. Usahakan biar sumber mencar ilmu yang kita gunakan prakti dan ekonomis, sehingga kita gampang untuk menyediakannya. Jika sumber mencar ilmu tidak ada atau tempatnya jauh, maka sebaiknya jangan kita gunakan.
b. Kriteria Kesesuaian
Kriteria kesusaian maksudnya ialah apakah sumber belaar itu sesuai atau tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jadi, hal utama yang dilakukan dalam kriteria kedua ini ialah memahami kesesuaian sumber mencar ilmu yang dipilih dengan kompetensi yang mesti dicapai oleh penerima didik. Jika sumber mencar ilmu tenyata dinilai membantu penerima didik untuk menguasai kompetensi yang harus mereka kuasai, maka sumber mencar ilmu itu layak untuk digunakan. Namun, kalau tidak, sebaiknya jangan digunakan.
c. Kriteria Kemudahan
Kriteria fasilitas maksudnya ialah gampang atau tidaknya sumber mencar ilmu itu disediakan maupun digunakan. Jika sumber mencar ilmu itu membutuhkan persiapan, keahlian khusus, serta perangkat lain yang rumit, sedangkan kita jelas-jelas belum bisa untuk menggunakannya, maka sebaiknya jangan digunakan. Kita sebaiknya menentukan sumber mencar ilmu yang gampang pengadaan maupun pengoperasiannya. Dengan demikian, materi latih itu bisa benar-benar efektif menciptakan penerima didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
3. Tahap 3 : Memilih dan Menentukan Bahan Ajar
Tahap ketiga dalam analisis kebutuhan materi latih ialah menentukan dan menentukan materi ajar. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa materi latih harus menarik dan sanggup membantu penerima didik untuk mencapai kompetensi. Karena pertimbangan tersebut, maka langkah-langkah yang hendaknya kita lakukan antara lain menentukan dan membuat materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh penerima didik, serta memutuskan jenis dan bentuk materi latih berdasarkan analsis kurikulum dan analisis sumber bahan.
Berkaitan dengan pemilihan materi ajar, ada tiga prinsip yang sanggup dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan dan menentukan materi ajar, yaitu :
a. Prinsip Relevasi
Arti dari prinsip relevansi yaitu materi latih yang dipilih sebaiknya ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b. Prinsip Konsistensi
Dalam prinsip konsistensi, materi latih yang dipilih harus mempunyai niai keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai penerima didik dengan materi latih yang telah disiapkan mempunyai keselarasan dan kesamaan.
c. Prinsip Kecukupan
Dalam prinsip kecukupan, dikala kita menentukan materi ajar, hendaknya dicari yang memadai untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Langkah 2 : Menyusun Peta Bahan Ajar
Setelah proses analisis kebutuhan materi latih final kita laksanakan, selanjutnya dalam membuat dan menyusun materi ajar kita akan mengetahui jumlah materi latih yang mesti kita siapkan dalam satu semester tertentu. Maka, langkah yang perlu kita lakukan berikutnya ialah menyusun peta kebutuhan materi ajar. Hal ini penting kita lakukan mengingat peta materi latih mempunyai banyak kegunaan. Menurut Diknas, paling tidak ada tiga kegunaan penyusunan peta kebutuhan materi ajar. Kegunaan dari penyusunan peta materi latih adalah:
a. dapat mengetahui jumlah materi latih yang harus ditulis
b. dapat mengetahui sekuensi atau urutan materi latih (urutan materi latih ini sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan)
c. dapat menentukan sifat materi ajar
Berkaitan dengan sifat materi ajar, penting bagi kita untuk memahami materi latih yang bersifat dependent dan independent. Bahan latih dependent ialah materi latih yang ada kaitannya antara materi latih yang satu dengan materi latih yang lainnya, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi kalau masing-masing materi latih itu saling mempersyaratkan. Sedangkan materi latih independent ialah materi latih yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan materi latih lainnya.
Jika peta kebutuhan materi latih telah kita buat, maka tahap berikutnya dalam menyusun materi ajar ialah menyusun materi ajar berdasarkan struktur bentuk materi latih masing-masing. Dengan demikian, perlu kita pahami bahwa masing-masing bentuk materi latih mempunyai struktur yang berbeda-beda. Maka dari itu, kita juga harus memahami struktur dari aneka macam bentuk materi latih tersebut.
Langkah 3 : Membuat Struktur Bahan Ajar
Langkah ketiga dalam pembuatan materi ajar ialah menciptakan struktur materi ajar. Bahan latih terdiri dari atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangunan utuh yang layak disebut sebagai materi ajar. Susunan atau bangunan atau bangunan materi latih inilah yang dimaksud dengan struktur materi ajar. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa masing-masing bentuk materi latih mempunyai struktur berbeda. Oleh lantaran itu, kita perlu memahami dan mengetahui masing-masing bentuk materi latih tersebut biar nisa menciptakan aneka macam materi latih yang baik. Namun, dari beraneka ragam struktur materi latih yang ada, secara umum ada tujuh komponen dalam setiap materi ajar, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, kiprah atau langkah kerja, dan penilaian.
Demikian artikel kami ihwal langkah-langkah pembuatan dan penyusunan materi latih yang gampang dipraktikkan. Semoga artikel ini yang membahas ihwal langkah-langkah pembuatan dan penyusunan materi latih yang gampang dipraktikkan bermanfaat untuk para pembaca.
Pustaka : Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Kreatif karya Andi Prastowo
0 Response to "Langkah-Langkah Pembuatan Dan Penyusunan Materi Didik Yang Gampang Dipraktikkan"
Post a Comment