Cerita Diusirnya Rasulullah Saw Dari Thaif
Perjalanan Rasulullah Saw ke Thaif akan menjadi bahasan dalam artikel ini. Berikut latar belakang perjalanan Rasulullah Saw ke Thaif. Pada tahun kesepuluh kenabian, Nabi Muhammad kehilangan dua orang yang dicintainya, yaitu Siti Khadijah, istrinya yang selalu bersamanya dalam membuatkan Islam, dan Abu thalib, pamanya yang selalu melindungi dan membelanya dari bahaya kafir Quraisy. Tahun meninggalnya dua orang bersahabat Nabi Muhammad Saw disebut dengan tahun tersebut dinamai tahun kesedihan (‘Am Huzn).
Ada beberapa alasan Nabi Muhammad menentukan Thaif. Alasan Nabi Muhammad menentukan Thaif antara lain sebagai berikut :
1. Thaif merupakan kota kedua sesudah Mekkah.
2. Di Thaid ada Bani Tsaqif, salah satu suku Arab yang paling kuat. jikalau Mereka memeluk Islam, maka akan menjadi kekuatan besar yang mendukung dakwah Nabi Muhammad Saw.
3. Jarak Thaif tidak jauh dari Mekkah sehingga orang Islam sanggup membantu membuatkan Islam di Thaif dan Mekkah.
(Baca juga : Permulaan Dakwah Nabi Muhammad Saw )
Nabi Muhammad Saw pergi ke Thaif untuk meminta derma serta proteksi dari keluarganya yang berada di kota itu, yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalail dan Mas’ud yang bergelar Abu Kuhal serta Habib. Mereka ialah para pembesar dan penguasa di Thaif yang berasal dari keturunan Tsaqif.
Nabi Muhammad Saw berharap dakwahnya diterima oleh masyarakat Thaif. Akan tetapi keinginan itu tidak menjadi kenyataan, alasannya ialah mereka tidak mau memperlihatkan proteksi dan derma apapun kepada Nabi Muhammad Saw. Mereka menolak membantu Nabi Muhammad Saw alasannya ialah mereka menghindari perselisihan dengan masyarakat Mekkah. Selain itu mereka telah terhasut oleh efek Abu Jahal dan para pembesar kafir Quraisy yang memberitakan bahwa apa yang diajarkan Muhammad ialah kebohongan-kebohongan besar dan akan menyesatkan bangsa Arab.
Mereka mengusir Nabi Muhammad dengan dilempari watu oleh cowok Thaif. Nabi Muhammad mengalami luka parah akhir lemparan batu. Dengan pakaian yang berlumuran darah dan penuh luka, Nabi Muhammad Saw meninggalkan Thaif, menghindari kejaran penduduk Thaif. dia beristirahat di sisi kebun anggur milik dua bersaudara Uthbah dan Syaibah, anak Rabiah. Nabi Muhammad Saw menengadahkan muka ke langit mengadukan nasib yang dideritanya kepada Allah dan berkata:
Ya, Allah kepada-Mu saya mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?
Jika Engkau tidak marah kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, alasannya ialah sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.”
Lalu Nabi Muhammad Saw mengutus seorang lelaki dari Khuza’ah untuk menemui Muth’am bin Adi dan mengabarkan bahwa Nabi Muhammad Saw ingin masuk ke Mekkah dengan proteksi darinya. Keinginan Nabi Muhammad Saw ini diterima oleh Muth’am sehingga jadinya Rasulullah kembali memasuki Mekkah.
(Baca juga : Dakwah Nabi Muhammad Saw Secara Sembunyi-Sembunyi / Rahasia (Sirriyah))
Demikian artikel kami wacana Perjalanan Rasulullah Saw ke Thaif. Semoga artikel kami wacana Perjalanan Rasulullah Saw ke Thaif bermanfaat untuk para pembaca.
Perjalanan Rasulullah Saw ke Thaif
Setelah dua orang bersahabat Nabi Muhammad Saw meninggal, orang-orang kafir Qurausy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad Saw. Melihat kondisi menyerupai itu, Nabi Muhammad Saw bersama Zaid berencana pergi ke Thaif, Wilayah yang berjarak sekitar 80 kilometer dari tanah Suci Mekkah.Ada beberapa alasan Nabi Muhammad menentukan Thaif. Alasan Nabi Muhammad menentukan Thaif antara lain sebagai berikut :
1. Thaif merupakan kota kedua sesudah Mekkah.
2. Di Thaid ada Bani Tsaqif, salah satu suku Arab yang paling kuat. jikalau Mereka memeluk Islam, maka akan menjadi kekuatan besar yang mendukung dakwah Nabi Muhammad Saw.
3. Jarak Thaif tidak jauh dari Mekkah sehingga orang Islam sanggup membantu membuatkan Islam di Thaif dan Mekkah.
(Baca juga : Permulaan Dakwah Nabi Muhammad Saw )
Nabi Muhammad Saw pergi ke Thaif untuk meminta derma serta proteksi dari keluarganya yang berada di kota itu, yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalail dan Mas’ud yang bergelar Abu Kuhal serta Habib. Mereka ialah para pembesar dan penguasa di Thaif yang berasal dari keturunan Tsaqif.
Nabi Muhammad Saw berharap dakwahnya diterima oleh masyarakat Thaif. Akan tetapi keinginan itu tidak menjadi kenyataan, alasannya ialah mereka tidak mau memperlihatkan proteksi dan derma apapun kepada Nabi Muhammad Saw. Mereka menolak membantu Nabi Muhammad Saw alasannya ialah mereka menghindari perselisihan dengan masyarakat Mekkah. Selain itu mereka telah terhasut oleh efek Abu Jahal dan para pembesar kafir Quraisy yang memberitakan bahwa apa yang diajarkan Muhammad ialah kebohongan-kebohongan besar dan akan menyesatkan bangsa Arab.
Mereka mengusir Nabi Muhammad dengan dilempari watu oleh cowok Thaif. Nabi Muhammad mengalami luka parah akhir lemparan batu. Dengan pakaian yang berlumuran darah dan penuh luka, Nabi Muhammad Saw meninggalkan Thaif, menghindari kejaran penduduk Thaif. dia beristirahat di sisi kebun anggur milik dua bersaudara Uthbah dan Syaibah, anak Rabiah. Nabi Muhammad Saw menengadahkan muka ke langit mengadukan nasib yang dideritanya kepada Allah dan berkata:
Ya, Allah kepada-Mu saya mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?
Jika Engkau tidak marah kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, alasannya ialah sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.”
Lalu Nabi Muhammad Saw mengutus seorang lelaki dari Khuza’ah untuk menemui Muth’am bin Adi dan mengabarkan bahwa Nabi Muhammad Saw ingin masuk ke Mekkah dengan proteksi darinya. Keinginan Nabi Muhammad Saw ini diterima oleh Muth’am sehingga jadinya Rasulullah kembali memasuki Mekkah.
(Baca juga : Dakwah Nabi Muhammad Saw Secara Sembunyi-Sembunyi / Rahasia (Sirriyah))
Demikian artikel kami wacana Perjalanan Rasulullah Saw ke Thaif. Semoga artikel kami wacana Perjalanan Rasulullah Saw ke Thaif bermanfaat untuk para pembaca.
0 Response to "Cerita Diusirnya Rasulullah Saw Dari Thaif"
Post a Comment