Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi
Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi
Lipsey menyatakan bahwa ilmu ekonomi yakni suatu studi ihwal pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan insan yang tidak terbatas. Berdasarkan pengertian tersebut sanggup disimpulkan bahwa sentra atau inti permasalahan ekonomi yakni adanya kelangkaan (scarcity). Kelangkaan sanggup diartikan sebagai suatu kondisi dikala kebutuhan insan sangat tidak terbatas sementara sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas jumlahnya. Untuk mengatasi kelangkaan tersebut, insan melaksanakan banyak sekali upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Upaya-upaya tersebut antara lain memproduksi barang dan jasa guna menambah kuantitas dan kualitas sumber daya yang tersedia.
Sumber daya diharapkan untuk sanggup memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Namun, sumber daya yang tersedia tidak cukup untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan. Jadi, langka bukan berarti sedikit, tetapi adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan insan dan sumber daya yang tersedia.
Kelangkaan sumber daya ekonomi merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh manusia, selain duduk masalah kebutuhan insan terhadap sumber daya ekonomi. Oleh alasannya itu, duduk masalah kelangkaan berafiliasi bersahabat dengan kebutuhan insan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya ekonomi sanggup dikelompokkan menjadi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan sumber daya kewirausahaan (entrepreneurship).
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam sanggup dibedakan menjadi sumber daya alam yang sanggup diperbarui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak sanggup diperbarui (non renewable resources). Sumber daya alam yang sanggup diperbarui sumber daya alam yang mempunyai kemampuan untuk mempertahankan atau mengganti diri (reproduksi) melalui proses alami atau dengan campur tangan insan dan administrasi yang tepat.
Contoh sumber daya alam yang sanggup diperbarui yakni sebagian besar flora dan hewan-hewan, air, dan udara. Adapun sumber daya alam yang tidak sanggup diperbarui yakni sumber daya alam yang tidak mempunyai kemampuan untuk mempertahankan atau mengganti diri (reproduksi) baik tanpa atau dengan campur tangan manusia. Sebagian besar dari sumber daya ini sedang dieksploitasi melebihi kemampuan pulihnya, walaupun ada yang sanggup dipakai berkali-kali ibarat minyak bumi, mineral, dan kayu hutan tropis.
Sumber daya alam tersebut, terutama sumber daya alam yang tidak sanggup diperbarui jikalau terus dieksploitasi usang kelamaan akan habis, sedangkan kebutuhan insan akan tetap ada. Sebagai contoh, berdasarkan Lucky Sondakh, perjuangan pertambangan PT Freeport di Timika, Irian Jaya sanggup menghasilkan sekitar 45.000 kg emas per tahun, dan PT New Mount di Sulawesi Utara menghasilkan sekitar 10.000 kg emas per tahun. Hal ini mengatakan bahwa sumber daya alam yakni terbatas atau langka. Perlu diingat bahwa langka bukan berarti sedikit, tetapi adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan insan dan sumber daya yang tersedia. Contoh lain yang dialami sehari-hari yakni kebutuhan akan minyak bumi, misalnya, berupa bensin dan minyak tanah. Di beberapa kawasan di Indonesia sering terdengar di isu adanya kelangkaan bensin dan minyak tanah, sehingga terjadi antrean panjang konsumen yang membutuhkannya. Hal ini mengatakan bahwa sumber daya alam (berupa bensin dan minyak tanah) yakni langka atau terbatas.
2. Sumber Daya Manusia
Dalam aktivitas ekonomi, sumber daya insan merupakan faktor produksi paling penting alasannya banyak sekali macam pekerjaan dalam banyak sekali tingkat keahlian, keterampilan, dan pengetahuan dilakukan oleh tenaga kerja. Adapun yang dimaksud dengan tenaga kerja yakni semua orangyang bersedia dan sanggup untuk bekerja. Tenaga kerja mencakup mereka yang bekerja untuk upah atau honor maupun mereka yang bekerja untuk kepentingan diri sendiri.Menurut Sadono Sukirno, jikalau dilihat dari tingkat keahlian dan pendidikannya tenaga kerja sanggup dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
a. Tenaga kerja kasar, yaitu tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah dan tidak mempunyai keahlian dalam sesuatu bidang pekerjaan, ibarat pembantu, kuli angkut, dan pesuruh.
b. Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian dari pendidikan atau pengalaman kerja, ibarat montir mobil, tukang kayu, tukang memperbaiki TV dan radio.
c. Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan jago dalam bidang-bidang tertentu, seperti, dokter, akuntan, jago ekonomi dan insinyur.
Dalam masa globalisasi, suatu perusahaan akan sukses di pasar bebas, jikalau perusahaan mempunyai daya saing yang tinggi. Daya saing yang tinggi akan ditentukan oleh efisiensi yang tinggi. Selanjutnya, efisiensi yang tinggi ditentukan oleh kualitas sumber daya insan (tenaga kerja) yang profesional dan terampil.
Di Indonesia dengan jumlah penduduk 222 juta jiwa(berdasarka data Badan Pusat Statistik, 2005), masih belum mempunyai sumber daya insan berkualitas yang mencukupi kebutuhan lapangan kerja. Dengan demikian, sanggup dikatakan bahwa keberadaan tenaga kerja yang jago dan profesional masih langka. Hal ini sanggup dilihat banyak tenaga jago asing yang bekerja di Indonesia. Banyak kebutuhan akan tenaga kerja yang tidak terpenuhi alasannya tidak sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan.
Hal ini mengatakan adanya kelangkaan sumber daya manusia.Sebaliknya, di negara-negara maju dan Timur Tengah terjadi kelangkaan tenaga kerja pada tingkat tenaga kerja bergairah dan tenaga kerja terampil. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka memakai tenaga kerja dari Asia (Thailand, Filipina, Indonesia, dan Vietnam). Hal ini mengatakan bahwa kelangkaan tenaga kerja sanggup terjadi pada semua tingkat keahlian dan pendidikan bergantung pada tempat (negara) dan waktu tertentu.
3. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal tidak terbatas berupa uang, tetapi sanggup pula berupa barang modal, ibarat peralatan, mesin-mesin, dan bangunan. Modal dalam definisinya yang paling luas yakni segala sesuatu yang sudah diproduksi yang akan dipakai untuk memproduksi barang atau jasa lainnya. Barang-barang modal terdiri atas barang yang sangat mempunyai kegunaan dalam proses produksi. Seperti telah dikemukakan, barang modal terdiri atas mesin-mesin, alat-alat besar, instalasi-instalasi pabrik, gedung-gedung, meja, jalan, jembatan, bangku, dan alat-alat pengangkutan. Semuanya telah dibentuk oleh insan dan dipakai dalam proses produksi sepanjang waktu.
Seperti sumber daya lainnya, sumber daya modal juga langka. Dalam kehidupan sehari-hari, sanggup dilihat banyak perusahaan yang bangkrut alasannya kekurangan modal. Di negara-negara tertentu, kemajuan ekonominya lambat alasannya kekurangan barang modal di masyarakat yang bersangkutan. Banyak proyek pembangunan yang tertunda juga alasannya terbatasnya modal. Jadi, kelangkaan modal bukan berarti modal yang ada sedikit, tetapi alasannya adanya ketidakseimbangan akan kebutuhan modal dengan jumlah modal yang tersedia.
4. Sumber Daya Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Menurut Soeparman Soemahamidjaja, orang kali pertama yang memakai kata “entrepreneurship” yakni Richard Cantillondalam ‘Essai sur la nature du commerce’ (1755), sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dengan menetapkan harga pembelian untuk dijual secara partai besar maupun secara eceran, namun dengan harga yang tidak pasti. Karakteristik dari seorang entrepreneurship adalah“memikul beban ketidakpastian”.
5. Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi
Dalam hubungannya dengan manajemen, entrepreneurdapat diartikan sebagai orang yang mempunyai dan memakai sumber daya finansial (uang), materi mentah (materials), dan tenaga kerja untuk menghasilkan produk baru, bisnis proses produksi, atau pengembangan organisasi usaha. Dengan demikian, seorang entrepreneurmemiliki kemampuan untuk membuat produk gres dan berbeda dengan memakai sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Orang-orang yang mempunyai kualitas sebagai entrepreneurship ini jumlahnya terbatas atau langka.
0 Response to "Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi"
Post a Comment