-->

Cara Menciptakan Pakan Ayam (Ransum) Yang Baik Dan Murah

Cara menciptakan pakan ayam (ransum) - Ayam tidak pilih-pilih makanan. Meskipun demikian, bukan berarti kita bisa memperlihatkan  ransum (pakan ayam) tanpa memperhatikan mutu dan kesehatan. Sebagian masyarakat, terutama di pedesaan memperlihatkan ransum pada ayam-ayam yang dipelihara dengan nasi sisa (nasi basi) atau materi masakan lain yang sudah rusak dan mengandung jamur. Hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan ayam, minimal sanggup menurunkan produksi telur atau menghambat pertumbuhan daging.

Beternak ayam buras yang dikelola secara intensif haruslah meninggalkan cara-cara tradisional. Oleh lantaran itu, cara derma pakan ayam (ransum) hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Ransum yang dibeli hendaknya diteliti terlebih dahulu, masih baik atau sudah rusak (menjamur, mengandung racun, berbau apak, dan sebagainya)
b. Untuk meningkatkan produksi telur atau percepatan pertumbuhan daging (bagi buras pedaging) sebaiknya dipilih ransum dari bijian yang bermutu.
c. Jika ransum berupa gabah, hendaknya dipilih yang bernas.
d. Jika ransum dari biji jagung, hendaknya dipilih yang baik, tidak berjamur atau dimakan ngengat.
e. Jika membeli ransum berupa konsentrat produksi pabrik, sebaiknya diperiksa masa kedaluwarsanya.
f. Bekatul merupakan ransum yang mengandung vitamin B12, namun bila kita membeli, hendaknya menghindari yang berbau apek atau yang sudah menggumpal.

Jika ayam mendapat ransum dari materi bermutu, menyerupai biji-bijian, bekatul, tepung konsentrat maka sanggup memacu pertumbuhan dan produksi telur. Oleh lantaran itu, ransum bermutu sangatlah mendukung keberhasilan perjuangan ini. Namun derma ransum haruslah diatur dan dibatasi. Jika tidak, ayam yang kita pelihara terlalu gemuk dan menurunkan produksi telur. Berikut ini disajikan cara menciptakan pakan ayam (ransum) yang baik, mulai dari baham masakan yang bisa digunakan, cara menciptakan pakan ayam (ransum), dan derma pakan ayam yang tepat.


1. Bahan Makanan Nabati untuk Pakan Ayam (Ransum)

Gabah, biji jagung, dedak, bekatul, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kacang hijau, ubi kayu termasuk materi yang cocok sebagai materi pakan ayam (ransum). Namun untuk menentukan jenis masakan menyerupai yang disebutkan tadi bergantung dengan keadaan masing-masing daerah. Misalnya di kawasan kita banyak dijumpai ubi kayu atau bungkil kedelai, maka materi tersebut sanggup dimanfaatkan untuk ransum. Selain gampang didapat, tentu harganya pun murah. Carilah materi ransum yang gampang didapat dan murah harganya.

a. Jagung
Kandungan protein pada jagung kuning berkisar antara 9-11% . Kandungan asam aminonya cukup tinggi sehingga bisa memenuhi kebutuhan ayam. Kandungan serat kasarnya tidak leblh dari 2%. Jagung pipilan hendaknya digiling hingga menjadi beras jagung. Ini untuk membantu memudahkan proses pencernaan makan pada tembolok ayam. Bahan ransum ini sangat baik bagi perfumbuhan alat-alat reproduksi, embrio dan calon teiur. Meskipun demikian derma ransum berupa butiran jagung kuning tidak baik dilakukan terus lnenerus. Harus diselingi dengan materi masakan lain. Hal ini lantaran jagung kuning kurang mengandung protein.
Takaran yang sempurna untuk ayam buras sebaiknya berkisar antara 40-60% saja. Artinya, selama satu ahad ransum dari materi ini disajikan tidak lebih dari 60% dibanding dengan ransum materi lain. Untuk petelur yang sudah produktif hendaknya dicampur dengan konsentrat buatan pabrik dengan perbandingan 40% jagung dan 60% konsentrat.

b. Gabah
Gabah mempunyai kandungan protein, energi lain dan sebagainya. Namun materi ransum berupa gabah ini kurang baik bila diberikan anak ayam di belum dewasa 2 bulan. Ayam dalam masa pertumbuhan masih mempunyai alat pencernaan yang lemah. Untuk anak ayam sebaiknya diberi ransum berupa dedak bekatul. Bahan dedak bekatul lebih gampang dicerna. Kandungan serat garang pada dedak bekatul sekitar 3%. Bandingkan dengan jagung kuning yang hanya 2%. Selain itu, dedak bekatul juga mengandung protein garang sebesar 13,5% dan energi metabolismenya sekitar 1.890 kalori.

Akan tetapi, memberi makan dengan materi ini harus diperhatikan. Meskipun mempunyai kandungan protein dan energi metabolis yang demikian, bukau berarti diberikan secara terus menerus. Hal ini lantaran tingginya nilai serat garang yang terkandung dalam dedak sedangkan unggas terutama ayam hanya bisa mencerna materi masakan yang serat kasarnya tidak lebih dari 4% . Seringnya memperlihatkan masakan dari dedak sanggup menjadikan penurunan produksi telur dan daging. Kita sanggup melihat perbedaan ayam yang makanannya diganti-ganti. Umumnya ayam yang makanannya diganti-ganti terpacu pertumbuhannya. Oleh lantaran itu, dedak bekatul ataupun gabah hendaknya dijadikan sebagai ransum tambahan. Artinya, terhadap ayam produktif (buras petelur) tetap mendapat konsentrat buatan pabrik dengan ditambah ransum dedak bekatul atau gabah.

c. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa ialah limbah dari proses pembuatan minyak goreng. Limbah ini sanggup dimanfaatkan sebagai epilog kekurangan ransum bermutu. Bungkil kelapa yang sudah berbau (tengik), sebaiknya jangan dimanfaatkan untuk ransum lantaran sanggup mengurangi nafsu makan ayam buras. Rarsum dari jenis ini pun bersifat pemanis saja.Diberikan sekali-kali dan tidak terus-merlerus. Serat garang pada bungkii kelapa cukup tinggi, kira-kira 20%. Jika diberikan, kepada ayam dengan tanpa batas, akan menyulitkan pencernaannya.

Terhadap buras petelur, janganlah diberikan setiap hari lantaran sanggup menurunkan produktifitas. Apabila diberikan, sebaiknya dicampur dengan ransum utama (konsentrat). Tujuannya ialah mengurangi/menekan biaya. Perbandingannya ialah konsentrat 75 % dan bungkil kelapa 25%. bungkil kelapa hanya bertahan hingga tiga hari bila disimpan dalam kelembaban rata-rata 90%. Di bawah kelembaban itu, bungkil kelapa cenderung mengeluarkan minyak dan perlahan-iahanberbau kurang sedap.

d. Bungkil kedelai
Bungkil kedelai ialah limbah biji kedelai yang telah diproses menjadi tahu, tempe atau masakan lainnya. Bahan ini biasanya dijadikan sebagai masakan tambahan. Bungkil kedelai mengandung unsur protein, mineral, vitamin, air, dan lain-lain. Bahan ransum ini dihentikan diberikan dalam bentuk tunggal melainkan harus dicampur dengan materi lain. Biasanya dicampur dengan jagung kuning giling, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung kerang dan minyak nabati. 

Oleh lantaran itu, bila di kawasan terdapat banyak bungkil kedelai maka boleh diberikan kepada anak ayam semenjak umur 2 bulan hingga 4 bulan. Jika ayam hampir memasuki masa bertelur, bungkil kedelai kurang baik diberikan dalam jumlah banyak dan waktu yang lama.

Bungkil kedelai mempunyai serat garang yang agak rendah, sekitar 6%. Oleh lantaran itu, bungkil kedelai tidak terlalu banyak menguntungkan bagi pertumbuhan anak ayam. Bahan lain yang dicampur dengan bungkil kedelai ialah jagung kuning, dedak bekatul atau materi nabati lainnya. Perbandingannya, bila dicampur dengan jagung kuning maka 1:4. Jika dicampur dengan bekatul, 1:2.

e. Bungkil Kacang Tanah
Menurut penelitian bahwa kandungan protein pada bungkil kacang tanah sekitar 45-55%. Protein sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan ayam, terutama pada umur-umur pertumbuhan. Akan tetapi, materi ini hendaknya diberikan kepada ayam tidak lebih dari 25%, selebihnya konsentrat dan dedak bekatul. Pemberian ransum bungkii kacang tanah sebaiknya hanya diberikan pada masa pertumbuhan dan jangan untuk ayam yang telah produktif.

f. Hlijauan Sebagai Ransum Tambahan
Hijauan ialah materi dari dedaunan segar, menyerupai daun turi, petai, pepaya, kangkung dan sebagainya. Hijauan segar sangat membantu pertumbuhan ayam. Fungsinya untuk menyediakan vitamin. Hijauan segar rata-rata mengandung serat garang sebanyak 20%. Namun bila dikeringkan dan digiling dalam bentuk tepung, kandungan serat garang tinggal 4% saia. Untuk ayam produktif, derma hijauan hendaknya dibatasi. Cukup di siang hari dan tiga hari sekali. Seringkaii peternak merasa repot untuk menyediakan hijauan lantaran tidak tahan lama, sehingga setiap tiga hari sekali harus mencari dedaunan. Namun bila ingin praktis, kita bisa menciptakan hijauan segar menjadi tahan usang yaitu dengan cara digiling.

Mula-mula jenis dedaunan dikeringkan di bawah sinar matahari. Usahakan jangan terlalu kering dan jangan berubah warnanya. Lalu dicacah dan digiiing menjadi tepung. Bahan yang telah menjadi tepung kemudian dijadikan sebagai ransum pemanis yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya.

Berikut ini dosis derma hijauan bersama bahan-bahan ransum lainnya.
1. Ayam buras umur l-3 bulan.
a. Tepung hijauan 4%
b. Dedak halus 15%
c. Jagung giling 46%
d. Tepung kerang 1%
e. Dicalcium Phospate 4%
f. Konsentrat 30%

2. Ayam buras umur 5 bulan ke atas.
a. Tepung hijauan 3%
b. Dedak halus 20%
c. Jagung giling 40%
d. Tepung kerang 3%
e. Dicalcium Phospate %
f. Konsentrat 22%

2. Membuat Pakan Ayam (Ransum) Sendiri

Sebagian orang beropini bahwa memelihara ayam buras jenis petelur banyak menghabiskan biaya. Khususnya keperluan ransumnya. Sementara sebagian lain beranggapan bahwa masakan ayam buras harus selalu berupa konsentrat khusus untuk petelur buatan pabrik. Sesungguhnya, ayam buras jenis petelur bisa beradaptasi terhadap jenis masakan yang diberikan.

Untuk keperluan ransum, bila kita kreatif maka tidak perlu membeli konseiltrat. Kita bisa menciptakan sencliri dengan komposisi yang banyak mengandung nutrisi, vitamin dan protein. Peternak-peternak yang cerdas akan memanfaatkan bahan-bahan masakan di sekelilingnya. Berikut ini beberapa cara atau model komposisi materi ransum yang sanggup kita buat sendiri.

Jika di kawasan kita banyak terdapat jagung dan bungkil kedelai maka sanggup menciptakan ransum dengan susunan sebagai berikut.
a. Dedak haius 25%
b. Beras 20%
c. Jagung kuning giling 20%
d. Bungkil kedelai 22,5%
e. Tepung ikan 5%
f. Tepung kerang (grit) 5%
g. Garam dapur 0,5%

Semua materi tersebut digiling hingga halus kemudian disimpan. Pemberian ransum perlu ditambah dengan hijauan halus secukupnya. Komposisi lainnya yang sanggup kita pakai ialah terdiri dari:
a. Jagung kuning giling 45%
b. Dedak halus 20%
c. Tepung kerang 3%
d. Tepung hijauan 5,5%
e. Garam dapur 05%
f. Konsentat 22%

Pilihan lain ialah dengan mencampur bahan-bahan sebagai berikut.
a. Jagung kuning giling 32%
b. Grit 2%
c. Garam dapur 0,5%
d. Bungkil kedelai 11%
e. Bungkil kelapa 5,5%
f. Bungkil kacang tanah 8,5%
g. Dedak halus 8,5%
h. Beras 26%
i. Tepung ikan 9%

Jika kita kurang cocok dengan komposisi di atas lantaran alasan, contohnya sulit mendapat beberapa jenis bahan, maka boleh memakai gabungan berikut.
a. Jagung kuning giling 20%
b. Dedak halus 25%
c. Bungkil kedelai 12%
d. Beras 25%
e. Tepung ikan l2%
f. Tepung kerang (grit) 5%
g. Garam dapur 0,5%

Atau memakai bahan-bahan sebagai berikut.
a. Pipilan jagung kuning 49%
b. Dedak halus 20%
c.Tepung kerang (grit) 3%
d. Tepung ikan 5,5%
e. Konsentrat petelur 22%
f. Tepung hijauan 5,5%
g. Vitamin (dalam air minum) secukupnya

Bisa pula memakai model komposisi bahan-bahan berikut.
a. Jagung kuning giling 73%
b. Dedak halus 5%
c. Konsentrat 15%
d. Tepung ikan 3,5%
e. Garam dapur 0,5%
f. Hijauan segar secukupnya


3. Pemberian Pakan Ayam (Ransum) Yang Tepat

Pemberian ransum harus diubahsuaikan dengan tingkatan umur ayam. Misalnya, tidak dibenarkan memberi ransum pada anak ayam hanya dengan dedak bekatul saja tanpa dicampuri materi lain. Begitu pula terhadap ayam dewasa, jenis dan jumlah ransum harus benar-benar diperhatikan. Jika terlalu banyak takarannya, peternak tentu akan rugi. Jika terlalu sedikit, ayam tidak produktif.

Anak ayam yang gres menetas tidak membutuhkan makanan, lantaran ia masih mempunyai sisa cadangan dari kuning telur. oleh lantaran itu, meskipun sehari sesudah menetas tidak mendapat ransum, kesehatan anak ayam (DOC) masih Prima.

 terutama di pedesaan memperlihatkan ransum pada ayam Cara Membuat Pakan Ayam (Ransum) yang Baik dan Murah

Anak ayam yang dipersiapkan sebagai pedaging ataupun petelur harus mendapat ransum yang berkualitas semenjak dini. Ransum yang disajikan hendaknya mempunyai komposisi nutrisi lengkap. Dengan begitu, dalam umur dua bulan kita sudah sanggup melaksanakan seleksi.

Anak ayam umur 2 hari-1 minggu hendaknya diberi ransum yang terdiri dari konsentrat halus. Per ekor membutuhkan 10-20 gram saja. Kalau perlu bisa ditambah dengan tepung ikan secukupnya. Jika tepung ikan terlalu banyak, anak ayam selalu haus dan suka minum. Akibatnya bantalan kotak indukan menjadi becek. Hal ini kurang baik bagi kesehatan anak-anak ayam itu sendiri. Korsentrat buatan pabrik sudah diolah dengan komposisi sempurna dan mengandung unsur-unsur protein, asam amino, minerai dan vitamin. Air minum hendaknya dicampur dengan vitamin untuk merangsang nafsu makan.

Pada umur 1-2 minggu derma ransum masih tetap dari konsentrat. Namun hendaknya pada usia dua ahad dikenalkan dengan materi masakan lainnya supaya kita sanggup menekan biaya. Misalnya beras atau jagung giling secukupnya dengan cara ditaburkan di atas bantalan kotak induk. Jatah ransum pada usia ini kira-kira 15-25 gram per ekor. Konsentrat sebaiknya dikurangi sedikit demi sedikit. Lalu digantikan dengan materi lain, contohnya menir atau bungkil kedelai. Ransum tersebut sebaiknya disajikan dalam bentuk kering. Adapun kebutuhan air kira-kira 4-10 ml per ekor dalam sehari.

Umur 2-3 minggu hendaknya diberi ransum jagung giling dicampur beras dan sorgum. Ini tujuannya untuk melatih supaya ayam ayam tersebut mengenal materi masakan jenis lain. Di samping itu, ayam usia ini membutuhkan kandungan hidrat arang lebih banyak dibandingkan umur-umur sebelumnya. Total masakan yang diharapkan tidak lebih dari 25-30 gram per ekor. Pemberian ransum dalam dosis ini diberikan hingga anak ayam berusia 45 hari.

Pada umur 6-8 minggu kita harus memacu pertumbuhannya. Oleh lantaran itu, mutu ransum harus tetap dijaga. Takaran ransum tentu lebih banyak lantaran ayam-ayam lebih aktif bergerak sehingga sebentar-sebentar membutuhkan masakan untuk membangun energinya. Pada umur ini, sebaiknya sangkar induk atau pelataran dibentuk lebih luas supaya mereka bebas bergerak.

Memasuki umur 9-12 minggu berikan ransum dengan komposisi terdiri dari konsentrat 50%, tepung ikan 2,5%, dedak halus 10%, beras atau jagung pipilan 14,5%, tepung hijaun 12,5%. Tujuan derma masakan yang terdiri dari banyak sekali materi ini supaya ayam mendapat kandungan protein, asam amino, energi, mineral dan vitamin sesuai dengan kebutuhannya.

Umur 3-4 bulan per ekor ayam membutuhkan 60 gram dalam sehari. Makanan ini terdiri dari konsentrat sebanyak 15%, dedak halus 12,5%, jagung glling 10%, tepung ikan 7% dan hijauan segar 7%. Semua materi dicacah. Pemberian hijauan segar hendaknya pada siang hari saja. Jumlah dan komposisi ini untuk ayam buras pedaging.

Sedangkan untuk ayam yang dipersiapkan sebagai pencetak telur, komposisi ransum ialah terdiri dari konsentrat 10%, jagung giling 10%, tepung ikan 5%, tepung grit (tepung kerang) 5%, menir 10% dan hijauan segar sebanyak 5%. Kebutuhan air minum kira-kira 50 ml per hari.

0 Response to "Cara Menciptakan Pakan Ayam (Ransum) Yang Baik Dan Murah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel