Cara Beternak Ayam Petelur Yang Baik Dan Menguntungkan

Cara beternak ayam petelur yang baik dan menguntungkan – Beternak ayam merupakan salah bidang perjuangan yang cukup menjanjikan, hal ini alasannya masyarakat indonesia sangat suka mengkonsumsi ayam, mulai dari dagingnya hingga telurnya. Nah dalam artikel kali ini, bukan daging ayam yang akan kita bahas melainkan telur ayam. Dalam artikel ini, kami akan membagikan tips dan cara bagaimana beternak ayam petelur yang baik dan menguntungkan, mulai dari menentukan induk ayam, seleksi ayam, pertolongan kuliner dan obat-obatan, dan cara mengatasi bulu ayam petelur yang rontok.

4 Langkah Beternak Ayam Petelur yang Menguntungkan

1. Memilih lnduk Ayam Petelur yang Unggul

Tidak semua induk ayam buras (Bukan Ras) bisa mencetak telur hingga jumlah maksimal. Oleh alasannya itu, kalau kita mempersiapkan ayam sebagai pencetak telur, hendaknya pada dikala mengawalinya kita menentukan induk ayam yang produktif. Induk ayam Buras yang produktif pada umumnya dari jenis ayam kedu, ayam padang, dan ayam nunukan.

Ayam-ayam ini bisa menghasilkan telur 150-250 butir/per tahun. Jumlah tersebut masih bisa ditingkatkan kalau kita pelihara secara secara intensif. Selain itu, ayam kampung bisa pula digunakan sebagai induk pencetak telur, asalkan memenuhi syarat. Berikut ini syarat induk ayam yang bisa digunakan sebagai induk pencetak telur.

a. Sehat, tidak cacat, bertubuh besar. Jika dipegang tubuhnya terasa empuk dan tidak banyak lemak.

b. Kepala bundar memanjang, terkesan kecil kalau dibandingkan dengan tubuhnya. Paruhnya pendek namun kokoh.

c. Jengger terkesan berisi, tebal, agak tinggi dan bergerigi. Pial dan jengger berwarna merah (apalagi kalau hendak bertelur).

d. Kulit muka tipis dan lunak kemerah-merahan.

e. Dadanya montok, lebar, besar dan berisi. Tulang dadanya tidak bengkok dan terkesan kuat.

f. Jika diraba, temboloknya selalu berisi makanan.

g. Sayapnya kaku dan menghimpit tubuhnya. Bulu-bulunya lebat dan normal .

h. Paha bulat, padat dan berisi. Kakinya berukuran sedang, dihias sisik yang tersusun baik, berwarna kuning atau hitam mengkilap.

i. Anusnya agak basah, bentuknya bundar dau lebar. Bagian dalam berwarna merah jambu. Bagian bawah anus agak menggantung (perutnya menonjol ke bawah).

j. Ekornya bangkit tegak dan cenderung menjulang ke atas.

k. Selalu bertingkah ceria, gesit, aktif mencari makan dan suka bernyanyi.

Untuk mempersiapkan induk ayam unggulan sebagai pencetak telur, lebih baik membeli dari kampung sendiri atau ke peternak ayam yang mempunyai banyak induk. Membeli di pasar dikhawatirkan ayam tertular penyakit dan menjangkiti ayarn-ayam sehat. Oleh alasannya itu, unggulan induk yang gres saja dibeli jangan pribadi disatukan dalam kandang. Sebaiknya dikarantinakan beberapa hari (dikurung di tempat terpisah) dengan melaksanakan tindakan sebagai berikut.

a. Induk unggulan yang gres dibeli hendaknya dibersihkan paruhnya, kaki dan kuku-kukunya dengan air higienis supaya terbebas dari kuman.

b. Diberi obat cacing

c. Diberi obat anti stres yang dicampur dengan air minumnya.

d. Diberi vitamin supaya induk unggulan yang gres itu bergairah makan.

2. Seleksi Ayam Dara untuk Pencetak Telur

Untuk mendapat buras pencetak telur, sanggup ditempuh dengan membeli babon (induk dewasa) ataupun dengan seleksi ayam dara. Jika kita menetaskan sendiri dan membesarkan belum dewasa ayam maka dari bibit-bibit itu sanggup dilakukan seleksi. Ayam dara, sekitar umur 3 bulan sudah sanggup dipilih untuk pencetak telur.

Syarat induk ayam dara yang sanggup dijadikan sebagai buras unggulan petelur yaitu :

a. pertumbuhannya lebih pesat dibandingkan dengan yang lainnya dalam satu kotak induk (kandang),

b. tampak lincah tetapi jinak,

c. kalau dipegang, cenderung merendahkan tubuhnya,

d. punggung rata, tidak bongkok, dan tubuhnya memanjang.

e. ekor sedikit naik ke atas.

Jika seleksi telah berhasil, mengumpulkan beberapa dara ayam calon pencetak telur maka kiprah kita selanjutnya yaitu memacu pertumbuhannya menjadi lebih pesat. Namun menjelang memasuki saat-saat produktif pertolongan ransum (makanan ayam) yang banyak mengandung unsur protein hendaknya dikurangi secara perlahan-lahan alasannya kandungan tersebut banyak menjadikan lemak pada tubuh. Lemak yang hiperbola akan rnenghambat produksi telur alasannya sanggup menyempitkan organ-organ yang berafiliasi dengan kanal telur. Meskipun kandungan protein dikuragi, namun ayam dara sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Hanya saja, jangan menghentikan ransum (makanan) berprotein secara mendadak agai tidak stres.

Setelah ayam dara mulai bertelur, ransum yang diberikan hendaknya banyak mengandung vitamin, mineral dan cairan amino. Kita bisa memberi gabungan dari unsur obat-obatan yang bisa diperoleh di toko perernakan, contohnya Aninto Egg. Vitiamin dan obat-obatan lainnya berkhasiat sebagai perangsang telur sehingga ayam bisa memproduksi telur dalam jumlah tinggi dan jangka waktu relatif lama. Agar mendapat hasil produksi yang maksimal, kita harus mengupayakan cara-cara modern. Janganlah melepas induk ayam secara bebas berkeliaran. Upayakan kita menyediaian pekarangan berpagar.

Lebih efektif lagi apabila kita memakai sangkar baterai. Kandang model ini dibentuk berpetak-petak. Masing-masing petak untuk seekor induk saja. Ukurunnya juga tidak terlalu luas, sekitar 40 cm persegi. Dengan demikian ayam sejak umur 3 bulan sudah dimasukkan baterai hingga apkir telur.

3. Pemberian Ransum dan Obat-obatan untuk Ayam Petelur

Setelah ayam diseleksi, jadwal pertolongan ransum dan obat-obatan harus dipikirkan. pertolongan ransum secara sistematis dan terarah akan memperlihatkan nilai ekonomis, yakni menekan biaya pemeliharaan tetapi mendapat hasil yang maksimal. Berikut ini jadwal pertolongan ransurn dan obat-obatan untuk ayam dara hingga produktif.

a. Umur 60 hari (dua bulan) ayam yang hendak dimasukkan ke sangkar baterai hendaknya diberi obat anti stres terlebih dahulu. Ransum yang diberikan berupa gabungan jagung giling dan konsentrai ditambah obat-obatan mineral semacam B12.

b. Umur 61-74 hari, ransum masih diberikan ibarat biasanya, sehari dua-tiga kali. obat-obatan yang diberikan ialah Animo Egg yang berkhasiat untuk membentuk organ-organ dan alat-alat reproduksi.

c. Umur 75 hari, ransum yang diberikan berupa gabungan konsentrat, jagung giling, dan dedak halus. Obat yang bisa dipilih untuk pemacu dan pembentuk tulang otot/saraf yaitu Ostelin atau sejenis.

d. Umur 76-78 hari, ransum diberikan dalam komposisi dan jumlah yang sama ibarat hari-hari sebelumnya. Hanya saja ditambah dengan hijauan segar yang dicacah dan diberikan pada siang hari. Obat-obatan yang diberikan yaitu Animo Egg atau yang sejenis.

e. Umur 88 hari, kuliner diberikan ibarat biasanya. Obat-obatan yang diberikan yaitu Ostelin atau yang sejenis.

f. Umur 89 hari, ransum yang diberikan ibarat hari sebelumnya. siang hari tidak perlu hijauan segar. Agar tidak stres, berilah obat anti stres.

g. Umur 121-123 hari, ransum diberikan sebagaimana biasanya. Jumlahnya ditambah sedikit dan diberi komplemen hijauan segar pada siang hari. Obat yang harus diberikan yaitu Animo Egg.

h. Umur 122 -123 hari, ransum komplemen berupa gabah. Siang hari diberi tepung ikan. Obat-obat yang diberikan selama tiga hari ialah anti stres, dan vaksin CRD inaktif.

i. Pada umur 124-150 hari, pertolongan ransum dilakukan ibarat biasanya. Untuk menyiapkan produksi telur, perlu diberi Animo Egg.

j. Memasuki usia 5 bulan lebih, induk-induk ayam yang dikandangkan satu persatu mulai bertelur. Telur pertama biasanya tidak terlalu besar. Misalnya kita mempunyai dua ratus ekor induk. maka tidak serentak dalam bertelur. Keadaan menjadi normal (hampir 80%) bertelur ketika telah berjalan beberapa ahad ke depan.

Ciri-ciri induk dara mulai bertelur sanggup dilihat dari wajah dan jenggernya yang berwarna merah. Tingkah lakunya gesit dan sepanjang hari mengeluarkan bunyi khas (gaduh). Bagian bawah perut tampak menonjol.

4. Mempercepat Proses Rontok Bulu Ayam Petelur

Rontok bulu selalu dialami oleh semua jenis unggas, termasuk ayam buras. Hal tersebut merupakan peremajaan bagi unggas. Jika ayam buras memasuki masa rontok bulu maka ia berhenti bertelur. Sebagai peternak hendaknya mempersingkat masa rontok bulu supaya tidak menderita kerugian. Dalam siklusnya, ayam buras mengalami rontok bulu tiga kali. Pertama, dialami ketika ayam berumur antara 14-16 bulan. Kedua, pada umur 24 bulan. Sedangkan perenajaan yang Ketiga antara umur 30-32 bulan. Masa peremajaan harus dipercepat supaya ayam segera bertelur kembali. Dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut.

a. Ketika dijumpai tanda-tanda ayam hendak mengalami rontok bulu, ransum harus dibatasi. Berilah air minum yang dicampur obat-obatan. Jenis obat untuk memacu tumbuhnya bulu baru, sanggup diperoleh dari toko peternakan. Selama tiga hari tidak perlu diberi ransum.

b. Pada hari keempat, diberi ransum berupa dedak bekatul sejumlah seperempat dari biasanya. Minuman diberikan tanpa dicampur obat-obatan

c. Hari kelima hingga ketujuh, jumlah kuliner ditingkatkan. setiap ekor kira-kira 50 gram/hari. Air minum disediakan secukupnya. Pada hari ketujuh perontokan bulu hingga pada tempat sekitar sayap.

d. Hari kedelapan, ransum berupa bekatul diberikan dengan dosis kira-kira 90 gram per ekor. Air minum disediakan cukup untuk sehari.

e. Hari kesembilan, dosis ransum dikurangi hingga menjadi 60 gram per hari. Makanan tersebut dicampur dengan beras merah atau jagung giling kira-kira 20 gram.

f. Hari kesepuluh ,diberi ransum 70 gram bekatul dicampur dengan 30 gram jagung giling atau beras merah. Minum disediakan cukup untuk satu hari.

g. Hari kesebelas, setiap ekor ayam buras yang mengalami rontok bulu membutuhkan 10 gram ransum per hari. Jumlah tersebut terdiri dari 60 gram bekatul dan 50 gram jagung giling.

h. Hari keduabelas dan ketigabelas, ransum diberikan dengan dosis 45 gram bekatul, 45 gram jagung giling dan 10 gram konsentrat. Air minum diberikan secukupnya ditambah dengan obat-obatan.

i. Hari keempatbelas, berikan ransum 45 gram bekatul dicampur dengan 15 gram konsentrat untuk petelur. Air minum disediakan tanpa diberi obat-obatan.

j. Hari kelimabelas, pada dikala ini hampir 60% bulu-bulu berguguran. Ransum yang diberikan terdiri bekatul 40 gram, beras merah atau jagung giling 30 gram dan 20 gram konsentrat untuk petelur.

k. Hari keenam belas hingga kedua puluh, pertolongan ransum tetap ibarat pada hari sebelumnya. Menginjak hari kedua puluh satu, ayam diberi ransum 60 gram konsentrat yang dicampur dengan bekatul 17 gram.

Demikian artikel yang membahas perihal bagaimana cara beternak ayam petelur yang baik dan menguntungkan. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk para pembaca.

Share this post