-->

Contoh Ptk Penjaskesrek Sd Pecahan Ii Sepak Bola Kelas 5

Haikasut - Contoh PTK Penjaskesrek SD BAB II Sepak Bola Kelas 5 - Berikut ini Contoh Laporan PTK Penjaskes SD Kelas V lima dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Menendang Sepak Bola melalui Modifikasi Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD.

Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan pola PTK lengkapnya silahkan SMS ke HP: 081328239660.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Sepak Bola
a. Pengertian Sepak bola
Sepak bola merupakan permainan beregu yang biasa disebut kesebelasan, lantaran tiap-tiap regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Tujuan permainan sepak bola yakni pemain sanggup memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri, biar tidak kemasukan bola dari lawan. Kesebelasan sepak bola dinyatakan menang apabila sanggup memasukkan bola terbanyak ke gawang kesebelasan lawan, akan tetapi, kalau kedua kesebelasan memasukkan bola dengan jumlah sama, permainan ini dinyatakan seri atau draw. (Mulyaningsih. 2010:7).
Sepak bola merupakan olahraga permainan yang sudah dimainkan semenjak usang di banyak sekali negara, meskipun memakai istilah yang berbeda, semua permainan itu mempunyai tujuan yang sama, yaitu permainan yang dimainkan oleh dua tim dan tiap tim berusaha memainkan bola dan menjaga bola biar tidak direbut oleh tim lawan dan berusaha memasukkan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.
Rangkaian gerakan permainan sepak bola mencakup gerakan passing, shooting, stoping, dan heading. Passing dengan kaki bab dalam yakni salah satu gerak yang termasuk ke dalam gerak menendang. Gerak menendang berdasarkan fungsinya terbagi menjadi 4, yaitu memperlihatkan (passing), menembakkan (shooting), menghentikan (stoping), dan menyundul (heading).
Passing yakni salah satu gerak dalam sepak bola yang gampang untuk dilakukan, namun dalam pelaksanaannya gerakan ini harus benar dari gerakan awal sampai akhir, lantaran akan besar lengan berkuasa pada hasil passing tersebut.
b. Keterampilan Menendang
Sepak bola mengharuskan siswa untuk berguru keterampilan dasar sepak bola. Keterampilan dasar tersebut seperti, keterampilan menendang yang mencakup menendang dengan kaki bab dalam, menendang dengan punggung kaki, dan mengontrol bola atau menghentikan bola. (Solihin. 2010: 66).

c. Menendang dengan Kaki Bagian Dalam
Latihan menendang dengan kaki bab dalam berdasarkan Solihin (2010: 66) sanggup dipakai untuk melaksanakan operan dan melaksanakan tendangan ke gawang. Gerak yang sanggup dilakukan untuk melatih gerak menendang bola dengan kaki bab dalam contohnya latihan perkenaan dengan bola membisu di tanah. Gerak menendang dengan bola membisu dilakukan ibarat berikut:
1) Bola diletakkan di tanah.
2) Posisi kaki kiri (selain kaki tendang) berada di samping bola dengan lutut sedikit ditekuk.
3) Pandangan terus tertuju pada bola.
4) Kaki tendang ditarik ke belakang, kemudian ayunkan ke arah bola dengan perkenaan pada kaki bab dalam.
5) Pada ketika perkenaan pergelangan kaki ditegangkan.
6) Gerak kaki dilanjutkan ke arah target sesudah mengenai bola.

Contoh PTK Penjaskesrek SD BAB II Sepak Bola Kelas  Contoh PTK Penjaskesrek SD BAB II Sepak Bola Kelas 5

Gambar 1. Menendang dengan Kaki Bagian Dalam
Menendang dengan kaki bab dalam terdiri dari tiga perilaku menendang bola, yaitu perilaku awalan, perilaku perkenaan, dan perilaku gerakan akhir.
1) Sikap Awalan
Diawali dengan perilaku bangun menghadap ke arah gerakan. Pandangan ke arah bola, tubuh condong ke belakang. Kaki tumpu berada di samping bola berjarak satu kepal dan arah jari ke depan dengan lutut agak tertekuk. Pergelangan kaki yang akan di gunakan menendang diputar keluar. Kaki ayun ditarik ke belakang membentuk sudut 30° ke arah bola.

2) Sikap Perkenaan
Sikap perkenaan merupakan lanjutan dari perilaku awalan, yaitu dengan perilaku bangun menghadap ke arah gerakan. Pandangan lurus ke arah bola. Badan agak condong ke depan. Perkenaan kaki bab dalam pada permukaan tengah bola. Kaki tumpu dan kaki ayun membentuk sudut 90°. Gerakan lengan berlawanan dengan ayunan kaki.
3) Sikap Gerakan Akhir
Pandangan ke arah tujuan passing. Badan agak condong ke belakang. Tarik kaki yang akan di gunakan menendang ke belakang kemudian ayunkan ke depan ke arah bola. Gerakan lengan berlawanan dengan gerakan kaki ayun.
d. Menendang dengan Punggung Kaki
Gerakan latihan menendang dengan punggung kaki berdasarkan Solihin (2010: 68) sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Posisi tubuh agak dibungkukkan di belakang bola.
2) Pandangan tetap pada bola.
3) Posisi kaki kiri berada di samping bola.
4) Kaki tendang ditarik ke belakang, kemudian ayunkan ke arah bola dengan perkenaan pada punggung kaki.
5) Pada ketika perkenaan, pergelangan kaki ditegangkan.
6) Gerak kaki dilanjutkan ke arah target sesudah mengenai bola.

Gambar 2. Menendang dengan Punggung Kaki

Menendang dengan punggung kaki yakni gerakan menendang dengan kura-kura kaki. Kura-kura kaki yakni kaki bab atas yang tertutup oleh tali sepatu. Permukaan bab ini keras dan rata sehingga sanggup dipakai untuk menendang bola. Operan ini untuk menggerakkan bola dengan jarak 23 meter atau lebih. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22).
e. Mengontrol/Menghentikan Bola
Menghentikan bola berdasarkan Solihin (2010: 70-71) sanggup dilakukan beberapa bab tubuh, di antaranya yakni dengan kaki, yaitu dengan kaki bab dalam, kaki bab luar, punggung kaki, atau telapak kaki.

Gambar 3. Menghentikan Bola
Menghentikan bola yang menyusur di tanah memakai kaki bab dalam sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Pandangan tetap ke bola.
2) Kaki bab dalam menghadap bola.
3) Kaki yang lain sedikit ditekuk.
4) Kaki meredam kecepatan bola dengan mengikuti arah bola sebelum dihentikan.
Menghentikan bola yang memantul di tanah memakai kaki bab dalam sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Amati pantulan bola.
2) Posisikan kaki bab dalam searah hasil pantulan bola.
3) Pada ketika perkenaan, redam bola biar bola tidak memantul keras dan sanggup jatuh bersahabat dengan kaki dan dalam kontrol kaki.
Selain menendang kemampuan mengontrol bola juga sangat penting. Dengan kemampuan tersebut, siswa sanggup menguasai bola dan mempunyai kesempatan mencetak gol. Untuk itu semua siswa harus bisa mengontrol bola dengan baik. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22).
2. Pengertian Alat Bantu
Alat bantu pendidikan yakni alat-alat yang dipakai oleh seorang pendidik dalam memberikan materi atau materi pendidikan/pengajaran. Dalam praktiknya alat bantu ini lebih sering disebut sebagai peraga lantaran berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media berdasarkan Arsyad (2002) yakni mediator atau pengantar pesan dari pengirim ke peserta pesan. Media sanggup berupa suatu materi atau alat. Media merupakan sarana pembelajaran yang dipakai untuk memberikan informasi kepada siswa yang bertujuan biar siswa mengetahui sesuatu hal.
Media berperan sebagai alat bantu berguru yang bisa dipakai sendiri oleh siswa atas bimbingan guru. dalam pembelajaran media dipakai untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam memperlihatkan atau memberikan pelajaran.
Alat bantu pendidikan ini disusun memakai patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh alasannya itu, semakin banyak panca indera yang dipakai untuk mendapatkan sesuatu materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin terang pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh target pendidikan. Dengan perkataan lain alat bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa.
Target target pendidikan di dalam proses pendidikan sanggup memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui banyak sekali macam alat bantu pendidikan. Akan tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda di dalam membantu persepsi atau pemahaman seseorang.
Seorang pakar ilmu pendidikan berjulukan Edgar Dale membagi alat bantu pendidikan tersebut ke dalam 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut di dalam sebuah gambar kerucut yang dinamakan kerucut Edgar Dale. Semakin mengerucut maka akan semakin kecil intensitasnya dalam membantu dan mempermudah persepsi dari masyarakat atau target pendidikan. 11 macam alat peraga pendidikan tersebut yaitu kata-kata, tulisan, rekaman/radio, film, televise, pameran, field trip, demonstrasi, sandiwara, benda tiruan, dan benda asli.

Gambar 4. Kerucut Edgar Dale
Dari gambar kerucut Edgar Dale tersebut di atas yang diambil dari https://haikasut.blogspot.com//search?q=pengertian-alatbantuperagamedia sanggup dilihat bahwa lapisan yang paling dasar yakni benda orisinil dan yang paling atas yakni kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda orisinil mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi materi pendidikan/pengajaran, sedangkan penyampaian materi atau materi hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Maka jelaslah bahwa penggunaan alat peraga merupakan implementasi salah satu prinsip proses pendidikan.
Manfaat alat bantu pembelajaran berdasarkan Susilana (2009: 9) yakni sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan biar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
c. MeNIPbulkan gairah belajar, interaksi lebih pribadi antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak berguru berdikari sesuai dengan talenta dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan meNIPbulkan persepsi yang sama.
Alat bantu dikatakan baik apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk merubah pengetahuan, pengertian, pendapat, dan konsep-konsep, mengubah perilaku dan persepsi serta menanamkan tingkah laris atau kebiasaan yang baru, selain itu, alat bantu harus efisien dan efektif dalam penggunaannya yaitu memperlihatkan hasil guna yang ditinjau dari segi pesan dan kepentingannya, serta alat bantu harus komunikatif, yaitu bahwa media tersebut gampang untuk dimengerti maksudnya, sehingga siswa gampang mendapatkan pelajaran dari guru.

B. Kerangka Berpikir
Keterampilan gerak menendang sepak bola siswa kelas V SD Negeri .... masih rendah, untuk itu harus segera diadakan perbaikan pembelajaran. Dengan modifikasi alat bantu pembelajaran dibutuhkan sanggup meningkatkan keterampilan gerak menendang. Secara sederhana kerangka berpikir penelitian ini sanggup digambarkan dengan denah sebagai berikut:

Bagan Kerangka Berpikir

Baca juga:
  1. Contoh BAB I PTK Penjaskesrek Sepak Bola Kelas 5 SD
  2. Contoh BAB III PTK Penjaskesrek Sepak Bola Kelas 5 SD
Silahkan SMS ke HP: 081328239660 kalau Bapak, Ibu, atau Saudara menginginkan pola PTK lengkapnya. Demikian Abstrak Motto dan Persembahan PTK Penjaskes Sepak Bola Kelas 5 semoga bisa membantu.

0 Response to "Contoh Ptk Penjaskesrek Sd Pecahan Ii Sepak Bola Kelas 5"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel