-->

Contoh Ptk Penjas Kenaikan Pangkat Sd Cuilan Iii Sepak Bola Kelas V

Haikasut - Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat SD BAB III Sepak Bola Kelas V - Berikut ini Contoh Laporan PTK Penjaskes SD Kelas V lima dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Menendang Sepak Bola melalui Modifikasi Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD.

Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan pola PTK lengkapnya silahkan SMS ke HP: 081328239660.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas wacana keterampilan gerak menendang dilaksanakan di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ..... SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... terletak ± 30 km sebelah barat Kota ..... Lokasi SD Negeri .... sangat strategis, alasannya yaitu terletak di jalan raya Karanganyar Petanahan. SD Negeri .... terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga gampang dijangkau oleh para siswanya.
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penelitian, sarana dan prasarananya cukup tersedia dengan lengkap. Halaman sekolah sangat luas, sehingga sangat mendukung pembelajaran penjaskes. Sebagai sumber data pendukung, perpustakaan telah menyediakan banyak sekali buku. Sarana olahraga menyerupai peralatan olahraga, kit atletik, dan lain-lain tersedia cukup lengkap. Lapangan olahraga juga sangat memadai untuk pelaksanaan penelitian wacana keterampilan gerak menendang.

2. Waktu penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian yaitu 4 (empat) bulan. Pelaksanaan penelitian ini mulai dari bulan Maret hingga dengan Juni 2013. Kegiatan penelitian mencakup persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Kegiatan persiapan mencakup observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, Pengajuan judul, penyusunan proposal, dan Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan pelaksanaan mencakup seminar proposal dan pengumpulan data penelitian. Penyusunan laporan mencakup penulisan laporan dan ujian skripsi. Untuk lebih jelasnya sanggup dilihat pada tabel berikut ini:

Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat SD BAB III Sepak Bola Kelas V  Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat SD BAB III Sepak Bola Kelas V

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Bulan Ke
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi masalah
c. Penentuan tindakan
d. Pengajuan judul
e. Penyusunan proposal
f. Pengajuan izin penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Pengumpulan data penelitian
3. Penyusunan laporan
a. Penulisan laporan
b. Ujian skripsi

B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini yaitu kelas V SD Negeri .... Kabupaten .... tahun pelajaran .... yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa pria dan 12 siswa perempuan.
Siswa kelas V SD Negeri .... lebih banyak didominasi berasal dari keluarga petani, oleh alasannya yaitu itu sebagian waktunya di rumah digunakan untuk membantu orang tua, sehingga mereka jarang melaksanakan latihan olahraga selama di rumah. Apalagi yang bekerjasama dengan keterampilan gerak menendang sepak bola. Selama ini mereka hanya asal sanggup menendang bola saja. Kegiatan olahraga yang mereka lakukan di rumah hanya sebatas permainan saja, tanpa berguru keterampilan gerak menendang sepak bola.


C. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data penelitian ini mencakup jenis dan sumber data. Jenis data yang digunakan mencakup data apa saja yang menjadi fokus penelitian, sedangkan sumber data yaitu mencakup dari mana saja data tersebut diperoleh. Jenis data penelitian ini mencakup motivasi berguru siswa wacana keterampilan gerak menendang sepak bola dan keterampilan siswa dalam gerak menendang sepak bola.
Sumber data penelitian diambil dari siswa kelas V, guru, SD Negeri ...., kebiasaan siswa dalam bermain sepak bola, dan dokumen berupa buku-buku sumber yang di antaranya buku mata pelajaran pendidikan jasmani kelas V BSE dan buku-buku lain wacana sepak bola dari perpustakaan.

D. Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini mencakup wawancara dengan siswa kelas V dan guru, observasi atau pengamatan pribadi ke daerah pembelajaran untuk mencatat data wacana kondisi berguru siswa yang mencakup keaktifan, keseriusan, semangat, antusiasme, dan kefokusan siswa terhadap pembelajaran.

E. Uji Validitas Data

Teknik pengujian validitas data dilakukan dengan triangulasi yang mencakup triangulasi data, metode, teori, dan peneliti Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya digunakan sebagai materi masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.

Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada kesannya yaitu terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan memakai triangulasi, yaitu:
1. Hasil berguru keterampilan gerak menendang sepak bola dianalisis dengan memakai triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Keaktifan siswa dianalisis dengan memakai data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3. Aktifitas guru dianalisis dengan memakai data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
4. Penggunaan modifikasi alat bantu dianalisis dengan memakai data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
5. Nilai hasil berguru keterampilan gerak menendang sepak bola sebelum tindakan divalidasi dengan triangulasi peneliti.
6. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
7. Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.

F. Analisis Data
Data penelitian mencakup data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil hitung dari statistik deskriptif, contohnya persentase hasil berguru siswa pada satu siklus dengan siklus berikutnya. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan tindakan. Hasil analisis tersebut menjadi materi untuk menyusun planning perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Data yang dianalisis mencakup data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan setelah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang sanggup memberi informasi faktual.
2. Penyajian data
Sebelum dilakukan penyajian data sebelumnya data dianalisis sebagai berikut:
a. Hasil berguru keterampilan gerak menendang sepak bola dianalisis dengan menghitung prestasi pencapaian siklus I dan II.
b. Keaktifan siswa dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
c. Aktivitas guru dianalisis kelemahan dan kelebihan guru ketika pembelajaran berlangsung.
d. Penggunaan modifikasi alat bantu dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
e. Nilai hasil berguru keterampilan gerak menendang sepak bola sebelum tindakan dianalisis dengan cara membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM.
f. RPP dianalisis dengan analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar RPP dengan silabus dan kurikulum serta langkah-langkah pembelajarannya.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif terperinci dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari selesai sebuah tindakan.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif menurut kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

G. Indikator Kinerja Penelitian
Untuk memilih ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan kondisi pratindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan sanggup diukur dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan Cara Mengukur
Minat berguru siswa 80% Diamati dikala pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang memfokuskan perhatiannya pada keterampilan gerak menendang sepak bola yang dipraktekannya.
Keaktifan siswa dalam menendang bola sesuai teknik yang dipelajari 80% Diamati dikala pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang menampakan keaktifan dalam mempelajari keterampilan gerak menendang sepak bola.
Keterampilan gerak menendang sepak bola siswa 75% Diukur dari hasil tes menendang ke arah pasangan dan sasaran dan dihitung jumlah siswa yang sanggup menendang ke arah pasangan dan sasaran miNIPal 75% tendangan sempurna mengenai sasaran.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini mencakup aktivitas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut gambar daur penelitian tindakan kelas:

Gambar 6. Daur Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang mencakup RPP dibentuk dengan skenario yang terperinci dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan media bantu dan alat bantu pembelajaran berupa bola plastik, gawang, dan peluit, dan mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau instrumen penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan diawali dengan aktivitas awal yang mencakup peneliti mempersilahkan siswa untuk berbaris, siswa berdo’a, dilanjutkan dengan presensi, peneliti memperlihatkan apersepsi, dorongan kemauan dan semangat, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran, dan peneliti memberi kiprah kepada siswa untuk melaksanakan pemanasan dengan bermain “Berburu Binatang”. Cara bermain permainan Berburu Binatang yaitu siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan B, kemudian kelompok A dan B mengadakan tos, kelompok yang menang menjadi pemburu/memainkan bola, yang kalah menjadi hewan buruan (sasaran bola). Siswa yang terkena bola, mati dan keluar lapangan. Tujuan permainan ini yaitu untuk mengkondisikan siswa dan menggali potensi anak wacana gerakan menendang bola.
Kegiatan inti tindakan siklus I yaitu peneliti menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan menendang dengan kaki belahan dalam, kemudian siswa melaksanakan gerakan menendang bola dengan kaki belahan dalam memakai bola plastik, berpasangan.
Peneliti menjelaskan dan memberi pola gerakan menendang dengan punggung kaki, kemudian siswa melaksanakan gerakan menendang bola dengan punggung kaki memakai bola plastik berpasangan.
Peneliti menjelaskan dan memberi pola gerakan menghentikan/mengontrol bola dengan kaki, kemudian siswa melaksanakan gerakan menghentikan/mengontrol bola dengan kaki memakai bola plastik berpasangan.
Pada tindakan siklus I, peneliti menerapkan 3 deretan latihan, yaitu deretan latihan I menendang dengan kaki belahan dalam berpasangan, menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki berpasangan, dan mengontrol/menghentikan bola dengan kaki. Formasi latihan II, siswa B menendang dengan kaki belahan dalam ke arah siswa A, siswa A mengontrol dengan kaki, dilanjutkan menendang dengan kaki belahan dalam ke arah X/sasaran, kemudian siswa B lari menuju X untuk menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki ke depan, kemudian siswa A lari ke belakang siswa F, sedangkan siswa B menempati posisi siswa A, dan begitu seterusnya. Formasi latihan III, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk bermain sepak bola dengan kaki belahan dalam.
Selama aktivitas berlangsung, Guru mengawasi siswa, baik pelaku maupun pengamat, Guru memfasilitasi siswa melalui pinjaman tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan, memperlihatkan kesempatan siswa berfikir, menganalisis, menuntaskan masalah, bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.
Pada aktivitas selesai pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan kembali untuk melaksanakan pendinginan (CD), siswa mendengarkan klarifikasi wacana materi yang telah disampaikan, Guru mengevaluasi wacana gerakan-gerakan dasar sepak bola, antara lain menendang dengan kaki belahan dalam, dengan punggung kaki, dan gerakan menghentikan/mengontrol bola, dan pembelajaran diakhiri dengan do’a.

c. Observasi
Dalam pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu, siswa kelas V sudah mulai menampakan ketertarikan terhadap pembelajaran. Siswa yang pada aktivitas pratindakan bermain sendiri, pada siklus I ini mulai berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, partisipasi siswa, dan keterampilan siswa dalam materi gerak menendang sepak bola dalam lembar pengamatan, sebagai materi analisis untuk mengambil tindakan selanjutnya.

d. Refleksi
Minat dan perhatian siswa terhadap materi keterampilan gerak menendang sepak bola diamati, dihitung, dan dicatat siswa yang fokus pada pembelajaran. Pada siklus I siswa yang fokus terhadap pembelajaran tercatat sebanyak 20 siswa (71,4%). Siswa yang telah aktif mengikuti pembelajaran 20 anak (71,4%), demikian juga dengan hasil berguru siswa, siswa yang telah terampil dalam gerak menendang sepak bola dengan kaki belahan dalam dan punggung kaki tercatat 20 anak (71,4%). Meskipun minat, keaktifan dan hasil berguru siswa pada siklus I ini telah meningkat, namun peningkatannya belum menyerupai yang dibutuhkan sesuai indikator kinerja penelitian, untuk itu perlu diadakan tindakan berikutnya pada siklus II.
Kegiatan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Formasi pembelajaran dirubah menjadi menendang ke arah sasaran, berbeda dengan siklus I yang memakai deretan berpasangan.

2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang mencakup RPP yang dibentuk dengan skenario yang terperinci dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan media bantu dan alat bantu pembelajaran berupa bola plastik, gawang, dan peluit, dan mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau instrumen penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II diawali dengan aktivitas awal. Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris. Siswa berdo’a, dilanjutkan dengan presensi. Peneliti memperlihatkan apersepsi, dorongan kemauan dan semangat, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran.
Peneliti memberi kiprah kepada siswa untuk melaksanakan pemanasan dengan bermain “Berburu Binatang”. Cara bermain permainan Berburu Binatang yaitu siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan B, kemudian kelompok A dan B mengadakan tos, kelompok yang menang menjadi pemburu/memainkan bola, yang kalah menjadi hewan buruan (sasaran bola). Siswa yang terkena bola, mati dan keluar lapangan. Tujuan permainan ini yaitu untuk mengkondisikan siswa dan menggali potensi anak wacana gerakan menendang bola.
Kegiatan inti tindakan siklus II yaitu peneliti menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan menendang dengan kaki belahan dalam, kemudian siswa melaksanakan gerakan menendang bola dengan kaki belahan dalam memakai bola plastik, berpasangan, selanjutnya siswa melaksanakan gerakan menendang bola dengan kaki belahan dalam memakai bola plastik ke arah sasaran.
Peneliti menjelaskan gerakan menendang dengan punggung kaki. Siswa melaksanakan gerakan menendang bola dengan punggung kaki memakai bola plastik berpasangan. Siswa melaksanakan gerakan menendang bola dengan punggung kaki memakai bola plastik ke arah sasaran yang lebih tinggi. Siswa melaksanakan gerakan menendang dengan kaki belahan dalam memakai bola nomor 4, berpasangan. Siswa melaksanakan gerakan menendang dengan kaki belahan dalam memakai bola nomor 4, ke arah sasaran. Siswa melaksanakan gerakan menendang dengan punggung kaki memakai bola nomor 4, berpasangan. Siswa melaksanakan gerakan menendang dengan punggung kaki memakai bola nomor 4, ke arah sasaran yang lebih tinggi.
Peneliti menjelaskan dan memberi pola gerakan menghentikan atau mengontrol bola dengan kaki. Siswa melaksanakan gerakan menghentikan atau mengontrol bola dengan kaki memakai bola nomor 4 secara berpasangan. 
Pada tindakan siklus II, peneliti menerapkan 3 deretan latihan, yaitu deretan latihan I menendang dengan kaki belahan dalam berpasangan, menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki berpasangan, dan mengontrol/menghentikan bola dengan kaki. Formasi latihan II, siswa B menendang dengan kaki belahan dalam ke arah siswa A, siswa A mengontrol dengan kaki, dilanjutkan menendang dengan kaki belahan dalam ke arah X, kemudian siswa B lari menuju X untuk menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki ke depan, kemudian siswa A lari ke belakang F, sedangkan siswa B menempati posisi A, dan begitu seterusnya. Formasi latihan III, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk bermain sepak bola dengan kaki belahan dalam.
Selama aktivitas berlangsung, Guru mengawasi siswa, baik pelaku maupun pengamat, Guru memfasilitasi siswa melalui pinjaman tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan, memperlihatkan kesempatan siswa berfikir, menganalisis, menuntaskan masalah, bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.
Pada aktivitas selesai pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan kembali untuk melaksanakan pendinginan (CD), siswa mendengarkan klarifikasi wacana materi yang telah disampaikan, Guru mengevaluasi wacana gerakan-gerakan dasar sepak bola, antara lain menendang dengan kaki belahan dalam, dengan punggung kaki, dan gerakan menghentikan/mengontrol bola, dan pembelajaran diakhiri dengan do’a.

c. Observasi
Pada siklus II ini, pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu, siswa memperlihatkan minat dan ketertarikan terhadap pembelajaran yang sangat tinggi. Formasi latihan menendang ke arah sasaran berefek positif terhadap minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sudah tidak ada siswa yang bermain sendiri, semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, partisipasi siswa, dan keterampilan siswa dalam materi gerak menendang sepak bola dalam lembar pengamatan.
d. Refleksi
Minat, keaktifan, dan keterampilan siswa terhadap materi keterampilan gerak menendang sepak bola diamati, dihitung, dan dicatat sebagai data penelitian. Pada siklus II, seluruh siswa yang berjumlah 28 anak, telah memperlihatkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran (100%). Selain itu, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti pembelajaran (100%), demikian juga dengan hasil berguru siswa, tingkat ketuntasan telah mencapai 100% atau dengan kata lain seluruh siswa yang berjumlah 28 anak telah tuntas semua. Dengan demikian indikator kinerja penelitian telah tercapai, sehingga penelitian tidak boleh pada siklus II.

Baca juga:
  1. Contoh BAB II PTK Penjaskesrek Sepak Bola Kelas 5 SD
  2. Contoh BAB IV PTK Penjaskesrek Sepak Bola Kelas 5 SD
Silahkan SMS ke HP: 081328239660 kalau Bapak, Ibu, atau Saudara menginginkan pola PTK lengkapnya. Demikian Abstrak Motto dan Persembahan PTK Penjaskes Sepak Bola Kelas 5 biar sanggup membantu.

0 Response to "Contoh Ptk Penjas Kenaikan Pangkat Sd Cuilan Iii Sepak Bola Kelas V"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel