Peningkatan Hasil Berguru Siswa Memakai Modul Praktikum
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Modul Praktikum (Latar Belakang). “Peningkatan Hasil Belajar Akuntansi Siswa pada Pokok Bahasan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dengan Menggunakan Modul Praktikum di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Bangsri Tahun Pelajaran 2011/2012”
Mata pelajaran akuntansi yakni salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah menengah tingkat atas baik itu di sekolah kejuruan (SMK/MAK) maupun di sekolah umum (SMA/MA). Di sekolah kejuruan, akuntansi dijadikan sebagai salah satu jurusan yang sanggup dipilih oleh siswa. Selain itu, akuntansi di sekolah kejuruan mempunyai tingkat kompleksitas materi bimbing yang lebih tinggi kalau dibandingkan dengan sekolah menengah umum. Siswapun dibekali kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu akuntansi yang mereka sanggup di kelas melalui acara magang yang dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan. Hal ini mengakibatkan setiap lulusan siswa dari jurusan akuntansi di sekolah kejuruan sudah mempunyai kompetensi yang siap digunakan di dunia usaha.
Keadaan di atas berbeda sekali apabila dibandingkan dengan sekolah umum, mata pelajaran akuntansi di sekolah umum mempunyai jumlah jam pertemuan yang proporsional apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang ada di sekolah tersebut. Oleh alasannya yakni itu, pengetahuan yang diperoleh siswa sekolah umum mengenai akuntansi lebih sedikit kalau dibandingkan dengan siswa sekolah kejuruan. Materi mata pelajaran akuntansi untuk sekolah umum pun hanya difokuskan pada citra umum akuntansi dan pelaksanaan kegiatan akuntansi perusahaan jasa serta perusahaan dagang yang masih sederhana. Para lulusan dari sekolah umum apabila ingin meningkatkaan kompetensinya di bidang akuntansi, mereka disarankan untuk melanjutkan belajarnya ke Perguruan Tinggi dan mengambil jurusan akuntansi biar kompetensi mereka dibidang akuntansi menjadi lebih baik dan siap digunakan di dunia usaha.
Dalam kegiatan pembelajaran akuntansi di sekolah khususnya di sekolah umum sudah dimunculkan aneka macam metode mengajar yang menarik dan inovatif yang sanggup digunakan oleh para guru akuntansi dalam mentransfer ilmu akuntansinya kepada para murid biar lebih gampang diterima. Sumber berguru yang bisa digunakan baik para guru maupun para siswapun sudah semakin gampang dijumpai. Hal ini akan membantu para siswa biar tidak menggantungkan sumber pengetahuan akuntansi mereka hanya kepada guru saja, melainkan siswa juga sanggup mencari sumber berguru sendiri sehingga menjadi lebih mandiri.
Akan tetapi apabila melihat ke lapangan, masih banyak sekolah yang mengalami kesulitan khususnya para guru akuntansi dalam memberikan materi akuntansi ke siswanya yang mengakibatkan hasil berguru akuntansi siswa kurang optimal. Sebagaimana dikemukakan oleh Widjajati (2009) yang menyebutkan bahwa prestasi berguru siswa untuk menguasai dan memahami kompetensi akuntansi di Sekolah Menengan Atas masih rendah. Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Fitriani (2008) yang menyebutkan bahwa para siswa Sekolah Menengan Atas masih kesulitan dalam mempelajari akuntansi yang berdampak kurang baik terhadap prestasi berguru akuntansi.
Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Bangsri merupakan salah satu Sekolah Menengan Atas di Jepara yang sudah bangun semenjak tahun 1982. Apabila melihat lingkungan sekolahnya, kiranya sudah cukup baik dalam mendukung para siswa dan guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) khususnya dalam mata pelajaran akuntansi biar sanggup memperoleh hasil berguru akuntansi yang optimal. Ilmu akuntansi yang diberikan di sekolah terdiri dari materi citra umum akuntansi untuk kelas X, materi akuntansi perusahaan jasa untuk kelas XI, dan materi akuntansi perusahaan dagang untuk kelas XII.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa sekolah ini mempunyai permasalahan dalam pembelajaran akuntansi. Hal ini dibuktikan melalui data observasi nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) 2 mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS tahun pelajaran 2010/2011. Data hasil observasi sanggup dilihat pada Tabel 1.1.
Mengacu pada Tabel 1.1 sanggup diketahui bahwa nilai UAS 2 mata pelajaran akuntansi siswa pada ketiga kelas di sekolah tersebut belum optimal dikarenakan masing-masing kelas belum mencapai standar ketuntasan berguru (klasikal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70% dari jumlah siswa di dalam kelas. Adapun ketuntasan berguru siswa (klasikal) kelas XI IPS 1 sebesar 55%, kelas XI IPS 2 sebesar 50%, dan kelas XI IPS 3 sebesar 57%. Materi yang diujikan dalam UAS tersebut yaitu penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa yang terdiri dari: akuntansi sebagai sistem informasi, persamaan dasar akuntansi, mencatat transaksi menurut prosedur debet dan kredit, penjurnalan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan.
Permasalahan lain dalam pembelajaran akuntansi di sekolah ini juga muncul dikala para siswa diwawancarai mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran akuntansi di sekolah. Hasilnya para siswa mengaku bahwa ada beberapa alasan mengapa hasil berguru akuntansi mereka kurang optimal, antara lain : bagi siswa akuntansi sulit dipahami alasannya yakni cukup panjangnya proses siklus akuntansi suatu perusahaan, kemudian hanya Lomba Kompetensi Siswa yang dijadikan pegangan murid dikala berguru serta metode/cara mengajar guru di dalam kelas yang kurang optimal. Adapun materi dalam pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang di anggap cukup sulit oleh siswa yaitu pada materi persamaan dasar akuntansi, penjurnalan, penggolongan, penyesuaian, pengikhtisaran, dan pelaporan.
Sub pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang menjadi konsentrasi dalam penelitian ini yakni pada materi transaksi keuangan, penjurnalan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan. Materi tersebut sangatlah penting, selain alasannya yakni siswa meganggap materi tersebut sulit juga alasannya yakni merupakan materi kunci dari siklus akuntansi perusahaan jasa. Apabila siswa kurang menguasai materi tersebut, maka siswa akan kesulitan dalam memahami siklus akuntansi perusahaan jasa secara utuh.
Berdasarkan uraian di atas, maka alternatif solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran akuntansi di sekolah tersebut yaitu dengan penggunaan media modul praktikum pada pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang dibutuhkan bisa membantu mengoptimalkan hasil berguru akuntansi siswa. Penerapan media modul memberi imbas yang positif dalam pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Santosa (2009) yang menyatakan bahwa media modul sanggup meningkatkan prosentase ketuntasan berguru siswa serta keaktifan selama proses pembelajaran. Selain itu, Mardana (2008) juga menyatakan bahwa implementasi modul eksperimen berbasis ICT dengan siklus berguru eksperensial sanggup menurunkan miskonsepsi, meningkatkan minat, aktivitas, hasil belajar, literasi compute, dan respon siswa.
Modul praktikum akuntansi yaitu seperangkat materi bimbing berupa buku yang disajikan secara sistematis dengan tujuan biar siswa sanggup berguru secara berdikari tanpa atau dengan bimbingan guru. Di dalam modul tersebut terdapat uraian materi ihwal siklus akuntansi perusahaan jasa yang berawal dari kegiatan penjurnalan hingga pada menciptakan laporan keuangan. Adanya petunjuk penggunaan modul akan membantu para guru maupun siswa dalam memakai modul tersebut. Selain tes formatif, adanya kegiatan praktikum siklus akuntansi perusahaan jasa yang dilakukan oleh siswa juga sanggup digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa ihwal materi siklus akuntansi perusahaan jasa.
Siswa dituntut sanggup menuntaskan soal studi masalah siklus akuntansi suatu perusahaan jasa selama periode tertentu di dalam kegiatan praktikum. Adanya lember jawab yang disediakan dalam penyelesaian soal praktikum tersebut akan menciptakan siswa lebih gampang dalam menuntaskan kegiatan praktikum. Dengan ini pembelajaran akan lebih efektif sehingga hasil berguru akuntansi pada materi siklus akuntansi perusahaan jasa yang dicapai dari kegiatan pembelajaran sanggup optimal.
Tujuan penyusunan media modul ini yaitu untuk membantu para siswa lebih gampang dalam memahami siklus akuntansi suatu perusahaan khususnya dalam siklus akuntansi perusahaan jasa melalui materi yang disajikan di dalam modul. Siswa juga sanggup mempelajari siklus akuntansi mulai dari kegiatan penjurnalan hingga dengan menciptakan laporan keuangan secara utuh dengan modul ini melalui kegiatan praktikum dengan kemudahan lembar jawab. Selain itu, modul ini juga sanggup dijadikan sebagai komplemen sumber berguru alasannya yakni di dalam modul ini juga terdapat materi siklus akuntansi perusahaan jasa. Guru juga sanggup menggunakannya sebagai jembatan dalam memberikan materi pelajaran biar lebih mudah. Komunikasi antara murid dan gurupun sanggup menjadi lebih baik. Dengan demikian banyak laba yang akan diperoleh baik oleh guru maupun murid dikala memakai media ini sebagai sobat belajar.
Mata pelajaran akuntansi yakni salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah menengah tingkat atas baik itu di sekolah kejuruan (SMK/MAK) maupun di sekolah umum (SMA/MA). Di sekolah kejuruan, akuntansi dijadikan sebagai salah satu jurusan yang sanggup dipilih oleh siswa. Selain itu, akuntansi di sekolah kejuruan mempunyai tingkat kompleksitas materi bimbing yang lebih tinggi kalau dibandingkan dengan sekolah menengah umum. Siswapun dibekali kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu akuntansi yang mereka sanggup di kelas melalui acara magang yang dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan. Hal ini mengakibatkan setiap lulusan siswa dari jurusan akuntansi di sekolah kejuruan sudah mempunyai kompetensi yang siap digunakan di dunia usaha.
Keadaan di atas berbeda sekali apabila dibandingkan dengan sekolah umum, mata pelajaran akuntansi di sekolah umum mempunyai jumlah jam pertemuan yang proporsional apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang ada di sekolah tersebut. Oleh alasannya yakni itu, pengetahuan yang diperoleh siswa sekolah umum mengenai akuntansi lebih sedikit kalau dibandingkan dengan siswa sekolah kejuruan. Materi mata pelajaran akuntansi untuk sekolah umum pun hanya difokuskan pada citra umum akuntansi dan pelaksanaan kegiatan akuntansi perusahaan jasa serta perusahaan dagang yang masih sederhana. Para lulusan dari sekolah umum apabila ingin meningkatkaan kompetensinya di bidang akuntansi, mereka disarankan untuk melanjutkan belajarnya ke Perguruan Tinggi dan mengambil jurusan akuntansi biar kompetensi mereka dibidang akuntansi menjadi lebih baik dan siap digunakan di dunia usaha.
Dalam kegiatan pembelajaran akuntansi di sekolah khususnya di sekolah umum sudah dimunculkan aneka macam metode mengajar yang menarik dan inovatif yang sanggup digunakan oleh para guru akuntansi dalam mentransfer ilmu akuntansinya kepada para murid biar lebih gampang diterima. Sumber berguru yang bisa digunakan baik para guru maupun para siswapun sudah semakin gampang dijumpai. Hal ini akan membantu para siswa biar tidak menggantungkan sumber pengetahuan akuntansi mereka hanya kepada guru saja, melainkan siswa juga sanggup mencari sumber berguru sendiri sehingga menjadi lebih mandiri.
Akan tetapi apabila melihat ke lapangan, masih banyak sekolah yang mengalami kesulitan khususnya para guru akuntansi dalam memberikan materi akuntansi ke siswanya yang mengakibatkan hasil berguru akuntansi siswa kurang optimal. Sebagaimana dikemukakan oleh Widjajati (2009) yang menyebutkan bahwa prestasi berguru siswa untuk menguasai dan memahami kompetensi akuntansi di Sekolah Menengan Atas masih rendah. Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Fitriani (2008) yang menyebutkan bahwa para siswa Sekolah Menengan Atas masih kesulitan dalam mempelajari akuntansi yang berdampak kurang baik terhadap prestasi berguru akuntansi.
Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Bangsri merupakan salah satu Sekolah Menengan Atas di Jepara yang sudah bangun semenjak tahun 1982. Apabila melihat lingkungan sekolahnya, kiranya sudah cukup baik dalam mendukung para siswa dan guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) khususnya dalam mata pelajaran akuntansi biar sanggup memperoleh hasil berguru akuntansi yang optimal. Ilmu akuntansi yang diberikan di sekolah terdiri dari materi citra umum akuntansi untuk kelas X, materi akuntansi perusahaan jasa untuk kelas XI, dan materi akuntansi perusahaan dagang untuk kelas XII.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa sekolah ini mempunyai permasalahan dalam pembelajaran akuntansi. Hal ini dibuktikan melalui data observasi nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) 2 mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS tahun pelajaran 2010/2011. Data hasil observasi sanggup dilihat pada Tabel 1.1.
Mengacu pada Tabel 1.1 sanggup diketahui bahwa nilai UAS 2 mata pelajaran akuntansi siswa pada ketiga kelas di sekolah tersebut belum optimal dikarenakan masing-masing kelas belum mencapai standar ketuntasan berguru (klasikal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70% dari jumlah siswa di dalam kelas. Adapun ketuntasan berguru siswa (klasikal) kelas XI IPS 1 sebesar 55%, kelas XI IPS 2 sebesar 50%, dan kelas XI IPS 3 sebesar 57%. Materi yang diujikan dalam UAS tersebut yaitu penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa yang terdiri dari: akuntansi sebagai sistem informasi, persamaan dasar akuntansi, mencatat transaksi menurut prosedur debet dan kredit, penjurnalan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan.
Permasalahan lain dalam pembelajaran akuntansi di sekolah ini juga muncul dikala para siswa diwawancarai mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran akuntansi di sekolah. Hasilnya para siswa mengaku bahwa ada beberapa alasan mengapa hasil berguru akuntansi mereka kurang optimal, antara lain : bagi siswa akuntansi sulit dipahami alasannya yakni cukup panjangnya proses siklus akuntansi suatu perusahaan, kemudian hanya Lomba Kompetensi Siswa yang dijadikan pegangan murid dikala berguru serta metode/cara mengajar guru di dalam kelas yang kurang optimal. Adapun materi dalam pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang di anggap cukup sulit oleh siswa yaitu pada materi persamaan dasar akuntansi, penjurnalan, penggolongan, penyesuaian, pengikhtisaran, dan pelaporan.
Sub pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang menjadi konsentrasi dalam penelitian ini yakni pada materi transaksi keuangan, penjurnalan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan. Materi tersebut sangatlah penting, selain alasannya yakni siswa meganggap materi tersebut sulit juga alasannya yakni merupakan materi kunci dari siklus akuntansi perusahaan jasa. Apabila siswa kurang menguasai materi tersebut, maka siswa akan kesulitan dalam memahami siklus akuntansi perusahaan jasa secara utuh.
Berdasarkan uraian di atas, maka alternatif solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran akuntansi di sekolah tersebut yaitu dengan penggunaan media modul praktikum pada pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang dibutuhkan bisa membantu mengoptimalkan hasil berguru akuntansi siswa. Penerapan media modul memberi imbas yang positif dalam pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Santosa (2009) yang menyatakan bahwa media modul sanggup meningkatkan prosentase ketuntasan berguru siswa serta keaktifan selama proses pembelajaran. Selain itu, Mardana (2008) juga menyatakan bahwa implementasi modul eksperimen berbasis ICT dengan siklus berguru eksperensial sanggup menurunkan miskonsepsi, meningkatkan minat, aktivitas, hasil belajar, literasi compute, dan respon siswa.
Modul praktikum akuntansi yaitu seperangkat materi bimbing berupa buku yang disajikan secara sistematis dengan tujuan biar siswa sanggup berguru secara berdikari tanpa atau dengan bimbingan guru. Di dalam modul tersebut terdapat uraian materi ihwal siklus akuntansi perusahaan jasa yang berawal dari kegiatan penjurnalan hingga pada menciptakan laporan keuangan. Adanya petunjuk penggunaan modul akan membantu para guru maupun siswa dalam memakai modul tersebut. Selain tes formatif, adanya kegiatan praktikum siklus akuntansi perusahaan jasa yang dilakukan oleh siswa juga sanggup digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa ihwal materi siklus akuntansi perusahaan jasa.
Siswa dituntut sanggup menuntaskan soal studi masalah siklus akuntansi suatu perusahaan jasa selama periode tertentu di dalam kegiatan praktikum. Adanya lember jawab yang disediakan dalam penyelesaian soal praktikum tersebut akan menciptakan siswa lebih gampang dalam menuntaskan kegiatan praktikum. Dengan ini pembelajaran akan lebih efektif sehingga hasil berguru akuntansi pada materi siklus akuntansi perusahaan jasa yang dicapai dari kegiatan pembelajaran sanggup optimal.
Tujuan penyusunan media modul ini yaitu untuk membantu para siswa lebih gampang dalam memahami siklus akuntansi suatu perusahaan khususnya dalam siklus akuntansi perusahaan jasa melalui materi yang disajikan di dalam modul. Siswa juga sanggup mempelajari siklus akuntansi mulai dari kegiatan penjurnalan hingga dengan menciptakan laporan keuangan secara utuh dengan modul ini melalui kegiatan praktikum dengan kemudahan lembar jawab. Selain itu, modul ini juga sanggup dijadikan sebagai komplemen sumber berguru alasannya yakni di dalam modul ini juga terdapat materi siklus akuntansi perusahaan jasa. Guru juga sanggup menggunakannya sebagai jembatan dalam memberikan materi pelajaran biar lebih mudah. Komunikasi antara murid dan gurupun sanggup menjadi lebih baik. Dengan demikian banyak laba yang akan diperoleh baik oleh guru maupun murid dikala memakai media ini sebagai sobat belajar.
0 Response to "Peningkatan Hasil Berguru Siswa Memakai Modul Praktikum"
Post a Comment