-->

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Proses Sosialisasi

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Proses Sosialisasi
Faktor-faktor yang memengaruhi proses sosialisasi. Pada intinya, setiap insan melaksanakan proses sosialisasi tanpa terkecuali. Terlebih kita sebagai makhluk sosial yang selalu berafiliasi dengan orang lain, menuntut kita untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar melalui sosialisasi. Secara tidak langsung, proses sosialisasi bisa membentuk kepribadian individu. Menurut F.G. Robins (sebagaimana dikutip Arif Rohman dkk.; 2003), terdapat lima faktor yang memengaruhi perkembangan kepribadian insan sebagai hasil sosialisasi. Faktor-faktor yang memengaruhi proses sosialisasi antara lain:

a. sifat dasar,
b. lingkungan prenatal,
c. perbedaan perorangan,
d. lingkungan, dan
e. motivasi.

Sifat dasar merupakan keseluruhan potensi yang diwarisi seseorang dari ayah dan ibunya. Sifat dasar ini berupa karakter, etika serta sifat emosional. Sifat dasar dalam diri seseorang terbentuk melalui proses pembuahan. Proses di mana sel jantan dan sel betina bertemu sehingga membentuk embrio yang mewarisi sifat-sifat ayah dan ibu. Sifat dasar merupakan faktor awal yang mempengaruhi proses sosialisasi.

Sel telur yang dibuahi berubah menjadi embrio dan berada dalam rahim ibu untuk beberapa waktu. Lingkungan inilah yang disebut lingkungan prenatal. Pada masa ini, seseorang menerima pengaruh-pengaruh baik pribadi maupun tidak pribadi dari sang ibu. Pengaruh-pengaruh pribadi misalnya, ibu hamil mengonsumsi susu dengan maksud untuk mencerdaskan otak bayi atau mengajak komunikasi sang bayi dikala berada dalam kandungan. Sedangkan pengaruh-pengaruh tidak pribadi secara sederhana sanggup berupa penyakit sang ibu yang sanggup memengaruhi sang bayi, gangguan endoktrin yang bisa memengaruhi keterbelakangan dan emosional bayi, penyakit bawaan alasannya yaitu faktor keturunan serta shock pada dikala kelahiran.

Perbedaan perorangan dimiliki setiap manusia, artinya satu orang dengan orang lainnya tidak ada yang sama, misalnya: ciri-ciri fisi (bentuk badan, warna kulit, warna mata, bentuk rambut, dan lain-lain), ciri-ciri mental,  emosional personal dan sosial.

Lingkungan yang dimaksud yaitu kondisi di sekitar individu baik lingkungan alam, kebudayaan, dan masyarakat yang sanggup memengaruhi proses sosialisasi. Kondisi lingkungan tidak memilih dalam proses sosialisasi, namun sanggup memengaruhi dan membatasi proses sosialisasi.

Motivasi merupakan kekuatan-kekuatan dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat sesuatu. Motivasi sanggup dibedakan menjadi dua macam yaitu dorongan dan kebutuhan. Dorongan yaitu keadaan yang tidak seimbang bagi individu alasannya yaitu efek baik dari dalam maupun dari luar, sehingga memengaruhi  individu untuk bergerak mencapai keseimbangan kembali. Sedangkan kebutuhan yaitu dorongan yang telah terencana baik secara personal, sosial, maupun kebudayaan.

Media atau Agen Sosialisasi

Media atau biro sosialisasi. Telah kita ketahui bersama bahwa sosialisasi merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses mencar ilmu berinteraksi dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, sosialisasi berlangsung begitu saja, namun terjadinya proses sosialisasi melalui suatu perantara. Dengan adanya perantara-perantara ini, menimbulkan proses sosialisasi berjalan lancar. Perantara sosialisasi inilah yang dikenal sebagai media atau biro sosialisasi. Melalui media atau biro sosialisasi, seseorang mengenal dunia sosial dan masyarakat. Adapun media atau biro sosialisasi tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Keluarga Sebagai Media atau Agen Sosialisasi
Keluarga merupakan daerah pertama dan utama seorang anak mencar ilmu hidup sosial. Hal ini dikarenakan, anak mulai bergaul untuk pertama dalam lingkungan keluarganya sendiri dan mengenal lingkungan sekitarnya dimulai dari lingkungan keluarga sendiri. Di dalam keluarga, seorang anak akan mengenal bapak, ibu, kakak, bibi, paman, tetangga, teman sebayanya bahkan mengenal dirinya sendiri sehingga ia sanggup membedakan dirinya dengan orang lain. Oleh karenanya, pemeran utama dalam proses sosialisasi dalam media ini yaitu orang tua. Pada umumnya, orang renta akan mencurahkan perhatian mereka untuk mendidik anak semoga memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik, penanaman disiplin, kebebasan, serta keserasian terhadap semua pola tersebut.

b. Sekolah Sebagai Media atau Agen Sosialisasi
Apa yang kau dapatkan selama mencar ilmu di sekolah? Sebagai biro sosialisasi, sekolah membentuk pola pikir dan sikap secara luas. Individu akan diberi kemampuan berpikir, bekal ilmu pengetahuan, dan kemampuan untuk hidup dalam suasana sosial yang lebih luas. Sekolah akan memberi pengetahuan kepada Individu wacana kehidupan sosial budayanya serta peranannya dalam masyarakat. Selain itu, sekolah juga memperlihatkan pandangan yang lebih nyata wacana nilai-nilai, norma-norma, aturan-aturan yang ada, berikut menjadi media penyaluran pewarisan nilai-nilai dan sikap masyarakat. Selain itu, sekolah juga mempunyai peranan penting terhadap pembentukan nilai-nilai dan aturan yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa terdapat dua fungsi penting sekolah sebagai media sosialisasi dalam proses sosialisasi, yaitu:
• Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan untuk menyebarkan daya intelektual, semoga siswa sanggup hidup layak dalam  masyarakat.
• Membentuk kepribadian siswa semoga sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di dalam masyarakat.

c. Kelompok Pergaulan Sebagai Media atau Agen Sosialisasi
Coba ingat kembali masa kecilmu. Saat itu kau mempunyai banyak teman dalam satu kelompok bermain. Dalam hal ini, kelompok pergaulan berupa kelompok bermain, kelompok persahabatan, dan kelompok kerja, di mana setiap anggota mempunyai kedudukan dan tugas yang relatif sama serta ikatan yang erat.
Dalam interaksi biasanya setiap anggota mulai memalsukan pola-pola tingkah laris kelompok. Individu mulai mengubah pola-pola perilakunya diubahsuaikan dengan pola sikap kelompok tersebut. Dengan maksud supaya ia tetap diterima oleh kelompoknya. Kelompok ini menjadi penting dalam sosialisasi alasannya yaitu dalam kelompok ibarat ini anak atau berakal balig cukup akal sanggup mempelajari bagaimana berinteraksi dengan orang lain tanpa pengawasan pribadi dari orang tua, guru, atau orang-orang terhormat lainnya. Pada usia remaja, kelompok pergaulan berbentuk kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan selanjutnya, sanggup menuju ke terbentuknya sebuah geng atau klik.
Geng yaitu kelompok sosial yang mempunyai kegemaran melanggar norma dan menerjang nilai-nilai yang baku, contohnya berkelahi, menciptakan keributan, merusak kemudahan umum, dan lain-lain. Sedangkan klik yaitu kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentingan bersama.

d. Media Massa Sebagai Media atau Agen Sosialisasi
Coba catat berapa banyak kau menonton tayangan televisi dalam sehari. Lalu, identifikasi apa saja yang kau tirukan dari tayangan tersebut. Mungkin model baju, cara bicara atau gaya-gaya hidup yang lain. Media massa merupakan alat sosialisasi  yang penting alasannya yaitu sanggup membantu memperlihatkan pengetahuan kepada masyarakat wacana norma-norma dan nilainilai yang ada dalam masyarakat. Media massa ibarat televisi, radio, surat kabar, majalah, tabloid, film, dan lain-lain sanggup memperlihatkan model peranan jati dirinya. Namun di lain pihak, media massa  dapat pula mengubah sikap masyarakat. Iklan-iklan yang ditayangkan media cetak dan elektronik mempunyai potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat. Sebagai media atau biro sosialisasi, media massa sanggup pula dipergunakan untuk memengaruhi bahkan mengubah pendapat umum.

Macam-Macam Sosialisasi

Macam-macam sosialisasi. Proses sosialisasi dilakukan oleh setiap individu semenjak ia lahir di muka bumi. Bahkan, seorang bayi yang gres lahir melaksanakan sosialisasi, mencar ilmu membuka mata untuk melihat dunia, mencar ilmu memegang sesuatu dan mencar ilmu mencicipi sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia terus berlangsung. Belajar berjalan,  belajar berbicara, mencar ilmu makan, mencar ilmu mengenal sesuatu. Pada intinya, sosialisasi mustahil terhenti selama individu tersebut masih hidup. Berdasarkan tahapannya, sosialisasi sanggup dibedakan menjadi dua tahap, yaitu sosialisasi primer dan sekunder (Mayor Polak: 1979).

a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun. Pada dikala sosialisasi primer, seseorang akan sanggup mengenal lingkungan terdekatnya, contohnya ibu, bapak, kakak, adik, paman, bibi, nenek, kakek, teman sebaya, tetangganya, dan bahkan dirinya sendiri. Dengan demikian, proses sosialisasi primer yaitu proses sosialisasi di media sosialisasi berupa lingkungan keluarga. Pada proses ini, seorang anak akan melaksanakan pengenalan akan dirinya sendiri, yang pada jadinya si anak akan mempunyai jati diri yang berbeda dengan  orang lain.

b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder terjadi sesudah sosialisasi primer berlangsung, namun sosialisasi primer merupakan dasar dari sosialisasi sekunder. Sosialisasi ini berlangsung di luar keluarga. Dalam proses sosialisasi sekunder, anak akan menerima banyak sekali pengalaman yang berbeda dengan keluarga. Jika dalam sosialisasi primer yang berperan yaitu orang renta dan keluarga dekatnya, maka dalam sosialisasi sekunder yang berperan yaitu orang lain ibarat teman sepermainan, teman sekolah, dan teman sebaya. Hal ini terlihat sesudah anak berumur lebih dari 5 tahun, anak akan memperluas pergaulan. Ia mulai mengenal guru di sekolahnya, teman bermain, tetangganya, dan lain-lain.

Faktor yang Memengaruhi Proses Sosialisasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Proses Sosialisasi

Ada tiga teori yang menjelaskan proses pembelajaran dalam sosialisasi.
1. Teori pembelajaran sosial (social learning theory)
Menurut B.F. Skinner (1953), proses pembelajaran sosial bisa dilakukan dengan mengkondisikan. Orang renta yang menginginkan anaknya taat dan patuh, bisa mengkondisikan keadaan di lingkungan rumahnya dengan memberi contoh, menasihati, memuji, atau memberi hukuman. Menurut Albert Bandura, proses pembelajaran dalam sosialisasi bisa dilakukan dengan memalsukan sikap orang lain. Anak bisa berperilaku disiplin dengan memalsukan kedisiplinan yang diterapkan kedua orang tuanya.

2. Teori perkembangan individu (developmental theory)
Menurut Erik Ericson (1950), dalam sosialisasi ada delapan tahap perkembangan: rasa percaya pada lingkungan, kemandirian, inisiatif, kemampuan psikis dan pisik, identitas diri, hubungan dengan orang lain secara intim, pelatihan keluarga/keturunan, penerimaan kehidupan.

3. Teori interaksi simbolis (symbolic interaction theory)
Inti dari teori ini yaitu memusatkan pada kajian wacana bagaimana individu menginterpretasikan dan memaknakan interaksi-interaksi sosialnya. Menurut Herbert Mead (1934) ada tiga proses tahapan pengembangan diri: preparatory stage dikala anak mencoba memperlihatkan makna pada perilakunya, play stagesaat  anak mulai mencar ilmu berperan ibarat orang lain, dan game stagesaat anak melatih ketrampilan sosialnya.

0 Response to "Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Proses Sosialisasi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel