Apa Itu Pranata Sosial?

A. Pengertian Pranata Sosial

Beberapa istilah yang dipergunakan oleh para jago untuk menyebut pranata sosial dainataranya Selo Soemardjan, Soelaeman Soemardi memakai istilah Lembaga Kemasyarakatan "social institution" 'sedangkan Mely G. Tan, Koentjaraningrat, Harsya W.Bachtiar memakai istilah "pranata sosial" Hertzler, Broom, Nimkoff memberi istilah "lembaga sosial" (Soekanto, 1990). 

Koentjaraningrat mendefinisikan pranata sosial ialah suatu sistem tata kelakuan dan kekerabatan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 1991). Sedangkan Harry M. Johnson (dalam Soekanto, 1990) mengemukakan institusi atau lembaga/ pranata sebagai seperangkat aturan yang terinstitusionalisasi (instituteonalized) yakni: (1) telah diterima sejumlah besar anggota sistem social; (2) ditanggapi secara sungguh-sungguh (internalized); dan (3) diwajibkan dan terhadap pelanggarnya dikenakan hukuman tertentu. 

Secara ringkas, pranata sosial ialah sistem norma khusus yang menjadi wahana atau menata suatu rangakaian tindakan yang memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi berdasarkan pola-pola resmi. Misalnya: berguru di sekolah, bermain tinju, diklat dan sebagainya.

B. Ciri Umum Pranata Sosial

Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 1990) menguraikan ciri-ciri umum pranata/lembaga sosial sebagai berikut:

1. Suatu pranata/lembaga sosial ialah suatu organisasi dariada pola-pola anutan dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitasaktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.

2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua pranata/lembaga sosial

3. Pranata/lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu

4. Pranata/lembaga sosial memiliki alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pranata/lembaga yang bersangkutan

5. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri khas dari pranata/lembaga sosial

6. Suatu pranata/lembaga sosial memiliki suatu tradisi yang tertulis dan yang tak tertulis yang dirumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku.

C. Unsur – Unsur Pranata Sosial

Meskipun terdapat perbedaan dalam pranata/lembaga, tetapi banyak juga kesamaannya, hal ini mengingat fungsinya yang agak sama, yakni mengkonsolidasikan dan menstabilisasikan. Untuk melakukan fungsi tersebut dipergunakan teknik-teknik yang relatif sama antara lain:

1. Tiap-tiap forum memiliki lambang-lambangnya

2. Lembaga-lembaga kebanyakan mengenal upacara-upacara dan kodekode kelakuan formil, berupa sumpah-sumpah,ikrar-ikrar, pembacaan kewajiban-kewajiban dan lain-lain.

3. Tiap pranata/lembaga mengenal pula pelbagai nilai-nilai beserta rasionalisasi-rasionalisasi atau sublimasi-sublimasi yang membenarkan atau mengagungkan peranan-peranan sosial yang dikehendaki oleh lembaga/ pranata itu.

D. Pengelompokan Pranata Sosial

Koentjaraningrat (1986) menggolongkan pranata sosial yang merupakan adonan dari pembagian terstruktur mengenai yang dikemukakan Gillin dan Gillin dengan pembagian terstruktur mengenai yang diajukan S.F. Nadel.

Penggolongan berdasarkan atas fungsi dari pranata-pranata untuk memenuhi keperluan-keperluan hidup insan sebagai warga masyarakat, paling sedikit ada delapan golongan yakni:

1. Kinship atau domestic institutions yakni pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan. Contoh: perkawinan, tolong menolong antar kerabat, pengasuhan anak, sopan santun antarkerabat.

2. Economic institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan insan untuk mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan dan mendistribusikan hasil produksi dan harta. Contoh: pertanian, peternak-an, koperasi, industri, barter, penggudangan, perbankan dan sebagainya.

3. Educational institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan insan semoga menjadi anggota masyarakat yang berguna. Contoh: pesantren, pendidikan rakyat, pendidikan dasar, sekolah menengah, akademi tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan keamanan, pers, perpustakaan umum dan lain-lain.

4. Scientific institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah, menyelami alam semesta. Contoh: metodologi ilmiah, penelitian, dan sebagainya.

5. Aesthetic and recreational institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan insan untuk menghayatkan rasa keindahan dan untuk rekreasi. Contoh:seni rupa, seni suara, seni gerak, kesusasteraan, olah raga dan sebagainya.

6. Religious institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan insan untuk berafiliasi dengan Tuhan dan alam gaib. Contoh: doa, kenduri, upacara, semedi, bertapa, dakwah, pantangan, ilmu gaib, dan sebagainya.

7. Political institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan insan untuk mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat. Contoh: pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, ketentaraan dan sebagainya.

8. Somatic institutions yakni pranata yang berfungsi memenuhi keperluan insan akan kenyaman fisik dan kenyamanan hidup. Contoh: pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran dan sebagainya.

E. Tipe Pranata Sosial

Gillin dan Gillin mengklasifikasikan pranata sosial sebagai berikut (dalam Soekanto, 1990).

1. Dari sudut perkembangan pranata sosial, mencakup (1) crescive Institutions merupakan pranata yang secara tak disengaja tumbuh dari watak istiadat masyarakat. Contoh: hak milik, perkawinan, agama dan sebagainya; (2) enacted institutionsmerupakan pranata yang dibuat dengan sengaja untuk memenuhi tujuan tertentu. Contoh: perdagangan, pendidikan, hutang piutang dan sebagainya.

2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat, mencakup basic Institutions yakni pranata sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh: keluarga, sekolah, negara.Subsidiary institutionsyakni pranata sosial yang dianggap kurang penting. Contoh: kegiatan untuk rekreasi.

3. Dari sudut penerimaan masyarakat, mencakup approved atau social sanctioned institutions yakni pranata yang diterima masyarakat. Contoh: sekolah, perusahaan dagang dan sebagainya. Unsanctioned institutionsyakni pranata yang ditolak oleh masyarakat, meskipun masyarakat adakala tidak berhasil untuk memberantas. Contoh: jaringan penjahat, pemeras, pencoleng dan sebagainya.

4. Dari sudut faktor penyebaran, mencakup general institutionsyakni pranata yang dikenal hampir semua masyarakat di dunia. Contoh: agama. Dan restricted institutionsyakni pranata yang dikenal oleh masyarakat tertentu atau para pengikutnya. Contoh: agama Islam, protestan, katolik, Budha, Hindu.

5. Dari sudut fungsinya, mencakup operative institutions yakni pranata sosial yang berfungsi sebagai penghimpun pola-pola atau cara-cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pranata sosial yang bersangkutan. Contoh: Industrialisasi, demokratisasi. Regulative Institutions yakni pranata sosial bertujuan mengawasi watak istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bab yang mutlak dari pranat tersebut. Contoh: pranata hukum: kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.

F. Proses Pembentukan Pranata Sosial

Pembentukan pranata sosial melalui proses sosialisasi, proses intitutonalization, dan proses internalized. Adapun klarifikasi ihwal proses pembentukan pranata sosial antara lain sebagai berikut:

1. Proses sosialisasi yakni proses untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan suatu norma kemasyarakatan yang baru, semoga masyarakat mengenal dan mengetahui norma tersebut.

2. Proses institutonalization yakni proses yang dilewati oleh sesuatu norma kemasyarakatan yang gres untuk menjadi bab dari salah satu pranata sosial, sehingga norma-norma kemasyarakatan itu oleh masyarakat tidak hanya dikenal, diakui, dihargai dan tetapi kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.

3. Norma-norma yang internalized artinya proses norma-norma kemasyarakat tidak hanya berhenti hingga institutionalization saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.

Demikian artikel kami ihwal pranata sosial. Semoga isu dari kami terkait pranata sosial bermanfaat.

Share this post