-->

Tujuan, Teknik Identifikasi Kemampuan Awal (Karakteristik) Penerima Latih

Pendekatan, tujuan, dan teknik identifikasi kemampuan awal (karakteristik) peserta didik (siswa). Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi pengajaran. Variabel ini didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa. Aspek-aspek ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya .

Pendekatan dalam Identifikasi Karakteristik Peserta Didik

Keterampilan siswa yang ada di dalam kelas acap kali sangat heterogen. Sebagian siswa sudah banyak tahu, sebagian lagi belum tahu sama sekali wacana materi yang diajarkan di kelas. Bila pengajar mengikuti kelompok siswa yang pertama, kelompok yang kedua merasa ketinggalan kereta, yaitu tidak sanggup menangkap pelajaran yang diberikan.

Untuk mengatasi hal ini, ada tiga pendekatan yang sanggup dipilih. Pertama, siswa menyesuaikan dengan materi pelajaran, kedua materi pelajaran diubahsuaikan dengan siswa, dan pendekatan yang ketiga yaitu kombinasi antara pendekatan pertama dan kedua.

Pendekatan Pertama 
Pendekatan pertama yang sanggup dilakukan untuk identikasi karakteristik peserta didik yaitu siswa menyesuaikan dengan materi pelajaran, sanggup dilakukan sebagai berikut :
a. Seleksi Penerimaan Siswa
1) Pada dikala registrasi siswa diwajibkan mempunyai latar belakang pendidikan yang relevan dengan agenda pendidikan yang akan diambilnya;
2) Setelah memenuhi syarat-syarat registrasi di atas, siswa mengikuti tes masuk dalam pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan agenda pendidikan yang akan ditempuhnya. Proses seleksi ini sering dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal menyerupai sekolah dalam menyeleksi calon siswa untuk memasuki sekolah-sekolah menengah negeri yang ingin menentukan calon siswa yang baik.

b. Tes dan Pengelompokan Siswa
Setelah melalui seleksi menyerupai dijelaskan dalam butir 1, masih ada kemungkinan peng-ajar menghadapi dilema heterogennya siswa yang mengambil mata pelajaran tertentu.Karena itu, perlu dilakukan tes sebelum mengikuti pelajaran untuk mengelompokkan siswa yang boleh mengikuti mata pelajaran tersebut.Selanjutnya atas dasar hasil tes setiap kelompok tersebut mengikuti tingkat pelajaran tertentu. Tes dan pengelompokan ini biasa dilakukan oleh lembaga-lembaga pengelola kursus bahasa Inggris.

c. Lulus Mata Pelajaran Prasyarat
Alternatif lain untuk butir 2 di atas yakni mengharuskan siswa lulus mata pelajaran yang mempunyai prasyarat. Dalam suatu agenda pendidikan menyerupai di sekolah menengah pertama terdapat sebagian kecil mata pelajaran yang menyerupai itu.

Pendekatan Kedua
Pendekatan kedua yang sanggup dilakukan yaitu materi pelajaran diubahsuaikan dengan siswa. Pendekatan ini hampir tidak memerlukan seleksi penerimaan siswa. Pada dasarnya, siapa saja boleh masuk dan mengikuti pelajaran tersebut. Siswa yang masih belum tahu sama sekali sanggup mempelajari materi pelajaran tersebut dari bawah ini alasannya materi pelajaran memang disediakan dari tingkat itu.

Pendekatan Ketiga
Kedua pendekatan di atas bila dilakukan secara ekstrem, tidak ada yang sesuai untuk mengatasi dilema heterogennya siswa dalam sistem pendidikan biasa. Karena itu, marilah kita lihat pendekatan ketiga yang mengkombinasikan kedua pendekatan di atas.

Pendekatan ketiga ini mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Menyeleksi penerimaan siswa atas dasar latar belakang pendidikan atau ijazah. Seleksi ini biasanya lebih bersifat administratif.
b. Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik awal siswa. Tes ini tidak dipakai sebagai alat menyeleksi siswa, tetapi untuk dijadikan dasar penyusunan materi pelajaran.
c. Menyusun materi instruksional yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik awal siswa.
d. Menggunakan sistem instruksional yang memungkinkan siswa maju berdasarkan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
e. Memberikan supervisi kepada siswa secara individual.
Dari uraian singkat tersebut diperoleh citra bahwa sikap dan karakteristik awal siswa penting alasannya mempunyai implikasi terhadap penyusunan materi berguru dan sistem instruksional.

Tujuan Mengidentifikasi kemampuan  awal (karakteristik) peserta didik

Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik yakni salah satu upaya para guru yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, berkaitan dengan suatu agenda pembelajaran tertentu. Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat banyak pertimbangan seperti; peserta didik, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan agenda pendidikan/ pembelajaran tertentu yang akan diikuti peserta didik.

Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik bertujuan:
a. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti agenda pembelajaran tertentu.
b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan agenda program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
c. Menentukan desain agenda pembelajaran dan atau training tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

Teori Gardner, sebuah pendekatan yang relatif gres yaitu teori Kecerdasan ganda (Multiple Intelligences), yang menyatakan bahwa semenjak lahir insan mempunyai jendela kecerdasan yang banyak. Ada delapan jendela kecerdasan berdasarkan Gardner pada setiap individu yang lahir, dan kesemuanya itu berpotensi untuk dikembangkan. Namun dalam perkembangan dan pertumbuhannya individu hanya bisa paling banyak empat macam saja dari ke delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Kecerdasan tersebut yaitu :
a. Kecerdasan Verbal/bahasa (Verbal/linguistic intelligence)
b. Kecerdasan Logika/Matematika (logical/mathematical intelligence )
c. Kecerdasan visual/ruang (visual/ spatial intelligence)
d. Kecerdasan tubuh/gerak badan (body/kinestetic intelligence)
e. Kecerdasan musikal/ritmik (musical/rhytmic intelligance)
f. Kecerdasan interpersonal (interpesonal inteligance)
g. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence).
h. Kecerdasan Naturalis (naturalistic Intelligence).

Dengan teori ini maka terjadi pergeseran paradigma psikologis hierarki menjadi pandangan psikologis diametral. Tidak ada individu yang cerdas, bodoh, sedang, genius, dan sebagainya, yang ada hanyalah kecerdasan yang berbeda.

Tujuan Mengidentifikasi kemampuan  awal (karakteristik) peserta didik

Untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, seorang pendidik sanggup melaksanakan tes awal (pre-test) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik tersebut. Tes yang diberikan sanggup berkaitan dengan materi bimbing sesuai dengan panduan kurikulum. Selain itu pendidik sanggup melaksanakan wawancara, observasi dan memperlihatkan kuesioner kepada peserta didik, guru yang mengetahui kemampuan peserta didik atau calon peserta didik, serta guru yang biasa mengampu pelajaran tersebut.
 dan teknik identifikasi kemampuan awal  Tujuan, Teknik Identifikasi Kemampuan Awal (Karakteristik) Peserta Didik

Teknik untuk mengidentifikasi karakteristik siswa yakni dengan memakai kuesioner, interview, observasi dan tes. Latar belakang siswa juga perlu dipertimbangkan dalam mempersiapkan materi yang akan disajikan, di antaranya yaitu faktor akademis dan faktor sosial :
a. Faktor akademis
Faktor-faktor yang perlu menjadi kajian guru yakni jumlah siswa yang dihadapi di dalam kelas, rasio guru dan siswa menentukan kesuksesan belajar. Di samping itu, indeks prestasi, tingkat inteligensi siswa juga tidak kalah penting.
b. Faktor sosial
Usia kematangan (maturity) menentukan kesanggupan untuk mengikuti sebuah pembelajaran. Demikian juga kekerabatan kedekatan sesama siswa dan keadaan ekonomi siswa itu sendiri mempengaruhi langsung siswa tersebut.

Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa dalam pengembangan agenda pembelajaran sangat perlu dilakukan, yaitu untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga sanggup dijadikan petunjuk dalam mendeskripsikan taktik pengelolaan pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap dalam acara ini bisa berupa bakat, motivasi belajar, gaya berguru kemampuan berfikir, minat dll

Hasil acara mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa akan merupakan salah satu dasar dalam menyebarkan sistem instruksional yang sesuai untuk siswa. Dengan melaksanakan acara tersebut, dilema heterogen siswa dalam kelas sanggup diatasi, setidak
tidaknya banyak dikurangi.

Teknik yang paling sempurna untuk mengetahui kemampuan awal siswa yaitu teknik tes. Teknik tes ini memakai tes prasyarat dan tes awal (prerequisite dan pretes).Sebelum memasuki pelajaran sebaiknya guru menciptakan tes prasyarat dan tes awal, Tes prasyarat yakni tes untuk mengetahui apakah siswa telah mempunyai pengetahuan keterampilan yang dibutuhkan atau disyaratkan untuk mengikuti suatu pelajaran.

Sedangkan tes awal (pre test) yakni tes untuk mengetahui seberapa jau h siswa telah mempunyai pengetahuan atau keterampilan mengenai pelajaran yang hendak diikuti. Benjamin S. Bloom melalui beberapa eksperimen menunjukan bahwa “untuk berguru yang bersifat kognitif apabila pengetahuan atau kecakapan pra syarat ini tidak dipenuhi, maka betapa pun kualitas pembelajaran tinggi, maka tidak akan menolong untuk memperoleh hasil berguru yang tinggi ”. Hasil pre tes juga sangat berkhasiat untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang telah dimiliki dan sebagai perbandingan dengan hasil yang dicapai sesudah mengikuti pelajaran.Jadi kemampuan awal sangat dibutuhkan untuk menunjang pemahaman siswa sebelum diberi pengetahuan gres alasannya kedua hal tersebut saling berhubungan.

Atau dengan memakai peta konsep, ternyata peta konsep juga sanggup dijadikan alat untuk mengecek pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Caranya, tuliskan sebuah kata kunci utama wacana topik yang akan dipelajari hari itu di tengah-tengah papan tulis. Misalnya "iman". Berikutnya guru meminta siswa menyebutkan atau menuliskan konsep-konsep yang relevan (berhubungan) dengan konsep dogma dan menciptakan kekerabatan antara konsep dogma dengan konsep yang disebut (ditulisnya) tadi. Seberapa pengetahuan awal yang dimiliki siswa sanggup terlihat sewaktu mereka gotong royong menciptakan peta konsep di papan tulis.

0 Response to "Tujuan, Teknik Identifikasi Kemampuan Awal (Karakteristik) Penerima Latih"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel