-->

Agresi Militer Belanda 1 Dan 2 (Penyebab, Latar Belakang, Tujuan)

Penyebab, latar belakang, tujuan, dan efek aksi militer Belanda 1 dan 2. Pernahkah anda mendengar perihal aksi militer Belanda? Seharusnya anda pernah mendengar perihal aksi militer Belanda pada mata pelajaran sejarah. Singkatnya, sehabis Indonesia lepas dari Jepang dan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda ingin masuk dan menjajah negara Indonesia lagi. Tindakan Belanda yang dibantu oleh sekutu (Inggris) ini dinamakan dengan aksi militer Belanda.

Selama menjalankan aksinya, belanda melaksanakan aksi milter belanda 2 kali yang dinamakan aksi militer belanda 1 dan aksi militer 2. Lantas apa perbedaan antara aksi militer belanda pertama dan aksi militer kedua? Serta apa latar belakang, penyebab, serta tujuan aksi militer belanda? Pada kali ini akan kita kupas satu persatu perihal aksi militer belanda 1 dan 2.

A. Agresi Militer Belanda 1

Seperti yang disampaikan di atas, bahra sehabis Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya, Belanda ingin masuk kembali dengan menguasi dan menjajah negara Indonesia. Dengan diboncengi oleh pihak sekutu, Inggris, Belanda melaksanakan penyerangan-penyerangan terhadap Negara Indonesia.

Latar belakang (Penyebab) Agresi Militer Belanda 1
Agresi Militer Belanda 1 dilatar belakangi oleh Belanda yang tidak mendapatkan hasil Perundingan Linggajati yang telah disepakati bersama pada tanggal 25 Maret 1947. Atas dasar tersebut, pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melaksanakan aksi militer pertamanya dengan menggempur Indonesia.

Tujuan Agresi Militer Belanda 1
Agresi militer Belanda pertama memiliki tujuan di aneka macam bidang. Adapun tujuan dari aksi militer Belanda 1 antara lain :
1. Bidang Ekonomi
Merebut daerah-daerah penting, menyerupai Jawa Barat dan Timur sebagai penghasil materi makanan, Sumatera sebagai wilayah perkebunan dan pertambangan.
2. Bidang Politik
Mengepung ibu kota RI dan menghapus RI dari peta (menghilangkan de facto RI).
3. Bidang Militer
Menghancurkan Tentara Negara Indonesia (TNI).

Sejarah Agresi Militer Belanda 1
Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda menggempur Indonesia dengan menyerang Pulau Jawa dan Sumatra. Pasukan Tentara Nasional Indonesia yang dikejutkan dengan serangan tersebut, terpencar-pencar dan mundur ke tempat pinggiran untuk membangun tempat pertahanan baru. Pasukan Tentara Nasional Indonesia selanjutnya membatasi pergerakan pasukan Belanda dengan seni administrasi perang gerilya. Dengan seni administrasi ini, Pasukan Tentara Nasional Indonesia berhasil mempersulit Belanda.

Meskipun Belanda berhasil menduduki beberapa kota-kota penting, akan tetapi justru hal ini menciptakan posisi Republik Indonesia naik di mata dunia. Banyak negara-negara yang simpati dengan Republik Indonesia, menyerupai Liga Arab yang hasilnya mengakui kemerdekaan Indonesia semenjak 18 November 1946.

Agresi militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia memunculkan permusuhan negara-negara Liga Arab terhadap Belanda. Dengan demikian, kedudukan Republik Indonesia di Timur Tengah secara politik meningkat.

Dewan Keamanan PBB pun ikut campur dalam duduk perkara ini, dan membentuk Komisi Tiga Negara untuk menuntaskan konflik ini melalui serangkaian perundingan, menyerupai Perundingan Renville dan Perundingan Kaliurang. Akan tetapi, perundingan-perundingan tersebut tetap tidak diindahkan oleh Belanda.

B. Agresi Militer Belanda 2

Untuk nengatasi aksi militer belanda 1, Indonesia dibantu dewan keamanan PBB. Namun PBB tidak berhasil  dalam menuntaskan konflik tersebut, melalui jalan perundingan. Hal ini menjadikan Belanda tetap bersikeras untuk menguasai Republik Indonesia. Oleh alasannya itu, Belanda melancarkan aksi militernya yang kedua dengan nama aksi militer Belanda 2.

Latar Belakang (Penyebab) Militer Belanda 2
Agresi militer Belanda 2 dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan mereka terhadap pejanjian Renvile yang telah disepakati. Mereka menolak adanya pembagian kekuasaan dan tetap ingin menguasai Republik Indonesia seutuhnya.

Sejarah Agresi Militer 2
Pada tanggal 19 Desember 1948, sempurna pukul 06.00, Belanda melancarkan serangannya ke Ibu Kota Indonesia pada dikala itu, Yogyakarta. Dalam insiden ini, Belanda menangkap dan menawan pimpinan- pimpinan RI, menyerupai Presiden Soekarno, Wapres Moh. Hatta, Syahrir (Penasihat Presiden) dan beberapa menteri termasuk Menteri Luar Negeri Agus Salim.

Presiden Soekarno dan Moh. Hatta kemudian diasingkan di Bangka. Jatuhnya Yogyakarta, dan ditawannya beberapa pimpinan RI menciptakan Belanda merasa telah menguasai Indonesia dan segera membentuk Pemerintah Federal.

Akan tetapi, sebelum Belanda membentuk Pemerintahan Federal, Ir. Soekarno meminta Syarifudin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Selanjutnya, Pada tanggal 19 Desember 1948 Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) berhasil dibuat di Bukittinggi, Sumatera.

Sementara itu Belanda terus menambah pasukannya ke wilayah RI untuk menerangkan bahwa mereka telah menguasai Indonesia. Namun pada kenyataannya, Belanda hanya menguasai wilayah perkotaan dan jalan raya, sementara itu Pemerintahan RI masih terus berlangsung hingga di wilayah pedesaan.

Rakyat dan Tentara Nasional Indonesia bersatu berperang melawan Belanda memakai siasat gerilya. Tentara Nasional Indonesia yang berada di bawah pimpinan Jenderal Sudirman melancarkan serangan terhadap Belanda dan merusak fasilitas-fasilitas penting, seperti: memutus kawat-kawat telepon, jalan-jalan kereta api, dan menghancurkan jembatan biar Belanda tidak sanggup menggunakannya.
Pernahkah anda mendengar perihal aksi militer Belanda Agresi Militer Belanda 1 dan 2 (Penyebab, Latar belakang, Tujuan)

Meskipun Jenderal Sudirman sedang berada dalam keadaan sakit, Beliau masih sanggup berperang dengan bergerilya di Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan menempuh perjalanan dari Yogyakarta, Surakarta, Madiun, dan Kediri.

Pada tanggal 23 Desember 1948, Pemerintah Darurat RI mengirimkan perintah Kepada wakil RI di PBB untuk memberikan bahwa pemerintah RI bersedia untuk penghentian peperangan dan mengadakan perundingan.

Namun, Belanda tidak mengindahkan Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28 Januari 1949 untuk menghentikan perang. Mereka pula menyakini bahwa RI telah hilang. Akan tetapi, Tentara Nasional Indonesia dan rakyat melancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 untuk membuktikan bahwa RI masih ada dan Tentara Nasional Indonesia masih kuat.

Serangan ini berhasil memukul Belanda keluar dari Yogyakarta. Meskipun Yogyakarta hanya berhasil dikuasai selama 6 jam, kenyataan ini membuktikan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap berjalan. (sumber : kakakpintar.com)

0 Response to "Agresi Militer Belanda 1 Dan 2 (Penyebab, Latar Belakang, Tujuan)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel