6 Kepribadian Umar Bin Abdul Azis “Khufaur Rasyidin Ke 5”
Kepribadian Umar bin Abdul Azis dikenal sebagai “Khulafaur Rasyidin Kelima”. Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan sosok pribadi yang baik. Dia mempunyai huruf yang hampir sama dengan huruf yang dimiliki para Khulafaurrasyidin. Sehingga ada para ulama memasukan dia sebagai Khulafaur rasyidin yang kelima. Adapun huruf yang dimiliki Khalifah Umar bin Abdul Aziz ialah rasa takut kepada Allah, wara’ terhadap dunia, zuhud dari kehidupan dunia, tawadhu, adil dan sabar.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz sangat dikagumu bukan lantaran banyak shalat dan puasa, tetapi lantaran rasa takut kepada Allah dan kerinduan akan surga-Nya. Itulah yang mendorong dia menjadi pribadi yang berprestasi dalam segala aspek; ilmu dan amal.
Pernah seorang pria mengunjungi Umar bin Abdul Aziz yang sedang memegang lentera. “Berilah saya petuah!”, Umar membuka perbincangan. Laki-laki itu pun berujar: “Wahai Amirul Mukminin !! Jika engkau masuk neraka, orang yang masuk nirwana tidaklah mungkin sanggup memberimu manfaat. Sebaliknya jikalau engkau masuk surga, orang yang masuk neraka juga tidaklah mungkin sanggup membahayakanmu”. Serta Umar bin Abdul Aziz pun menangis tersedu sehingga lentera yang ada di genggamannya padam lantaran derasnya air mata yang membasahi. ( Baca juga : 6 Kebijakan Khalifah Umar bin Abdul Aziz Selama Memerintah Bani Umayyah )
Kepribadian 2. Wara’
Sikap Wara’ Umar bin Abdul Aziz ialah keengganan dia memakai kemudahan negara untuk keperluan pribadi, meskipun hanya sekedar mencium amis aroma minyak wangi. Hal itu pernah ditanyakan oleh pembantunya, “Wahai Khalifah! Bukankah itu hanya sekedar amis aroma saja, tidak lebih?”. Beliau pun menjawab: “Bukankah minyak wangi itu diambil keuntungannya lantaran amis aromanya”.
Kisah yang lain, pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz pernah mengidamkan-idamkan buah apel. Tiba-tiba salah seorang kerabatnya tiba berkunjung seraya menghadiahi sekantong buah apel kepada beliau. Lalu ada seseorang yang berujar: “Wahai Amirul Mukminin Bukankah Nabi Saw dulu pernah mendapatkan hadiah dan tidak mendapatkan sedekah?”. Serta merta dia pun menimpali, “Hadiah di zaman nabi Muhammad Saw benar-benar murni hadiah, tapi di zaman kita kini ini hadiah berarti suap”.
Kepribadian 3. Zuhud
Umar bin Abdul Aziz ialah orang yang sangat zuhud. Kezuhudan tertinggi ketika “puncak dunia” berada di genggamannya. Sesungguhnya akherat ialah negeri yang kekal dan abadi, oleh lantaran itu Umar bin Abdul Aziz mencapai derajat zuhud yang paling tinggi yaitu zuhud dalam kelebihan rizki lantaran setiap raja mempunyai kekayaan yang melimpah.
Imam Malik bin Dinar Rohimahulloh berkata: “Orang-orang berkomentar mengenaiku, “malik bin Dinar ialah orang zuhud.” Padahal yang pantas dikatakan orang zuhud hanyalah Umar bin Abdul Aziz, dunia mendatanginya namun ditinggalkannya”.
Kepribadian 4. Tawadhu’
Berkata Imam az-Zuhaili : sifat tawadhu ialah sifat terpuji salah satu dari sifat politiknya yang membedakan dia dengan Khalifah lainnya, dan telah mancapai zuhudnya Umar bin Abdul Aziz pada sifat tawadhu’nya, lantaran syarat zuhud yang benar ialah tawadhu’ kepada Allah Swt. Kisah yang mencerminkan perilaku Tawadhu’ yang dimilikinya; Kisah Umar bin Abdul Aziz dengan seorang pembantunya.
Pernah suatu dikala Umar bin Abdul Aziz meminta seorang pembantunya mengipasinya. Maka dengan penuh cekatan sang pembantu segera mengambil kipas, kemudian menggerak-gerakkannya. Semenit, dua menit waktu berlalu, hingga hasilnya Umar bin Abdul Aziz pun tertidur. Namun, tanpa disadari ternyata si pembantu juga ikut ketiduran. Waktu terus berlalu, tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz terbangun. Ia mendapati pembantunya tengah tertidur pulas dengan wajah memerah dan peluh keringat membasahi tubuh disebabkan panasnya cuaca.
Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun mengambil kipas, kemudian membolak-balikannya mengipasi si pembantu. Dan sang pembantu itu pun hasilnya terbangun juga, begitu membuka mata ia mendapati sang majikan tengah mengipasinya tanpa rasa sungkan dan canggung. Maka dengan gerak rflek yang dimilikinya ia menaruh tangan di kepala seraya berseru malu. Lalu Umar bin Abdul Aziz pun berkata menenamgkannya : “Engkau ini insan sepertiku! Engkau mencicipi panas sebagaimana saya juga merasakannya. Aku hanya ingin membuatmu nyaman dengan kipas ini- sebagaimana engkau membuatku nyaman
Kepribadian 5. Adil
Sikap yang paling menonjol di diri Umar bin Abdul Aziz ialah perilaku adil. Sikap itulah yang mengakibatkan sosok dia begitu dikagumi. Nama besarnya telah
menerima daerah di generasi selanjutnya. Namanya disamakan dengan khulafaur rasyidin.
Penduduk Himsh pernah mendatangi Umar bin Abdul Aziz seraya mengadu :“Hai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan aturan Allah”. “Apa yang engkau maksud ?”, tanya Umar bin Abdul Aziz. “Abbas bin Walid bin Abdul Malik telah merampas tanahku”, lanjutnya. Saat itu Abbas sedang duduk di samping Umar bin Abdul Aziz. Maka Umar bin Abdul Aziz pun menanyakan hal itu kepada Abbas, “Apa komentarmu?”. “Aku terpaksa melaksanakan itu lantaran menerima perintah pribadi dari ayahku; Walid bin Abdul Malik”, sahut Abbas membela diri. Lalu Umar pun balik bertanya kepada si Dzimmi, Apa komentarmu?”. “Wahai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan aturan Allah”, ulang si Dzimmi. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun berkata : Hukum Allah lebih berhak untuk ditegakkan dari pada aturan Walid bin Abdul Malik”,seraya memerintahkan Abbas untuk mengembalikan tanah yang telah dirampasnya.
Kepribadian 6. Sabar
Beliau berkhutbah :” Tidaklah seseorang yang ditimpah suatu petaka kemudian dia berkata “inna lillahi wainna ilaihi roji’un” kecuali dia akan diberikan pahala yang lebih baik oleh Alloh dari pada yang telah diambil-Nya, dia berkata :” Orang yang ridho itu sedikit dan sabar itu pijakan orang yang beriman” dia berkata :”Barang siapa yang berinfak tanpa ilmu kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada kebaikanya. Barangsiap yang tidak memperhitungkan ucapan dan amal perbuatannya maka akan banyak kesalahannya, orang ridho itu sedikit, pertempuran orang mu’min ialah sabar.”
Kesabaran yang paling besar yang diujikan kepada Umar bin Abdul Aziz pada masa hidupnya ialah kesabaran yang terjadi dalam urusan pemerintahan, dia berkata : “Demi Allah, tidaklah saya duduk di tempatku ini kecuali saya takut bahwa kedudukanku bukan pada tempatnya, walaupun saya ta’at pada semua yang saya kerjakan untuk menyelamatkannya dan memperlihatkan pada haknya yaitu khalifah. Alan tetapi, saya bersabar hingga Allah Swt tetapkan perkaranya pada khalifah, atau mendatangkan kemenangan padanya.” ( Baca juga : 6 Kebijakan Khalifah Umar bin Abdul Aziz Selama Memerintah Bani Umayyah )
Demikian klarifikasi singkat perihal kepribadia Umar bin Abdul Aziz yang disebut-sebut sebagai khulafaur rasyidin kelima. Adapun huruf yang dimiliki Khalifah Umar bin Abdul Aziz ialah rasa takut kepada Allah, wara’ terhadap dunia, zuhud dari kehidupan dunia, tawadhu, adil dan sabar.
6 Kepribadian Umar bin Abdul Azis “Khufaur Rasyidin Ke 5”
Kepribadian 1. Rasa takut kepada AllahBaca Juga
Kepribadian 2. Wara’
Sikap Wara’ Umar bin Abdul Aziz ialah keengganan dia memakai kemudahan negara untuk keperluan pribadi, meskipun hanya sekedar mencium amis aroma minyak wangi. Hal itu pernah ditanyakan oleh pembantunya, “Wahai Khalifah! Bukankah itu hanya sekedar amis aroma saja, tidak lebih?”. Beliau pun menjawab: “Bukankah minyak wangi itu diambil keuntungannya lantaran amis aromanya”.
Kepribadian 3. Zuhud
Umar bin Abdul Aziz ialah orang yang sangat zuhud. Kezuhudan tertinggi ketika “puncak dunia” berada di genggamannya. Sesungguhnya akherat ialah negeri yang kekal dan abadi, oleh lantaran itu Umar bin Abdul Aziz mencapai derajat zuhud yang paling tinggi yaitu zuhud dalam kelebihan rizki lantaran setiap raja mempunyai kekayaan yang melimpah.
Imam Malik bin Dinar Rohimahulloh berkata: “Orang-orang berkomentar mengenaiku, “malik bin Dinar ialah orang zuhud.” Padahal yang pantas dikatakan orang zuhud hanyalah Umar bin Abdul Aziz, dunia mendatanginya namun ditinggalkannya”.
Kepribadian 4. Tawadhu’
Berkata Imam az-Zuhaili : sifat tawadhu ialah sifat terpuji salah satu dari sifat politiknya yang membedakan dia dengan Khalifah lainnya, dan telah mancapai zuhudnya Umar bin Abdul Aziz pada sifat tawadhu’nya, lantaran syarat zuhud yang benar ialah tawadhu’ kepada Allah Swt. Kisah yang mencerminkan perilaku Tawadhu’ yang dimilikinya; Kisah Umar bin Abdul Aziz dengan seorang pembantunya.
Pernah suatu dikala Umar bin Abdul Aziz meminta seorang pembantunya mengipasinya. Maka dengan penuh cekatan sang pembantu segera mengambil kipas, kemudian menggerak-gerakkannya. Semenit, dua menit waktu berlalu, hingga hasilnya Umar bin Abdul Aziz pun tertidur. Namun, tanpa disadari ternyata si pembantu juga ikut ketiduran. Waktu terus berlalu, tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz terbangun. Ia mendapati pembantunya tengah tertidur pulas dengan wajah memerah dan peluh keringat membasahi tubuh disebabkan panasnya cuaca.
Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun mengambil kipas, kemudian membolak-balikannya mengipasi si pembantu. Dan sang pembantu itu pun hasilnya terbangun juga, begitu membuka mata ia mendapati sang majikan tengah mengipasinya tanpa rasa sungkan dan canggung. Maka dengan gerak rflek yang dimilikinya ia menaruh tangan di kepala seraya berseru malu. Lalu Umar bin Abdul Aziz pun berkata menenamgkannya : “Engkau ini insan sepertiku! Engkau mencicipi panas sebagaimana saya juga merasakannya. Aku hanya ingin membuatmu nyaman dengan kipas ini- sebagaimana engkau membuatku nyaman
Kepribadian 5. Adil
Sikap yang paling menonjol di diri Umar bin Abdul Aziz ialah perilaku adil. Sikap itulah yang mengakibatkan sosok dia begitu dikagumi. Nama besarnya telah
menerima daerah di generasi selanjutnya. Namanya disamakan dengan khulafaur rasyidin.
Penduduk Himsh pernah mendatangi Umar bin Abdul Aziz seraya mengadu :“Hai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan aturan Allah”. “Apa yang engkau maksud ?”, tanya Umar bin Abdul Aziz. “Abbas bin Walid bin Abdul Malik telah merampas tanahku”, lanjutnya. Saat itu Abbas sedang duduk di samping Umar bin Abdul Aziz. Maka Umar bin Abdul Aziz pun menanyakan hal itu kepada Abbas, “Apa komentarmu?”. “Aku terpaksa melaksanakan itu lantaran menerima perintah pribadi dari ayahku; Walid bin Abdul Malik”, sahut Abbas membela diri. Lalu Umar pun balik bertanya kepada si Dzimmi, Apa komentarmu?”. “Wahai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan aturan Allah”, ulang si Dzimmi. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun berkata : Hukum Allah lebih berhak untuk ditegakkan dari pada aturan Walid bin Abdul Malik”,seraya memerintahkan Abbas untuk mengembalikan tanah yang telah dirampasnya.
Kepribadian 6. Sabar
Beliau berkhutbah :” Tidaklah seseorang yang ditimpah suatu petaka kemudian dia berkata “inna lillahi wainna ilaihi roji’un” kecuali dia akan diberikan pahala yang lebih baik oleh Alloh dari pada yang telah diambil-Nya, dia berkata :” Orang yang ridho itu sedikit dan sabar itu pijakan orang yang beriman” dia berkata :”Barang siapa yang berinfak tanpa ilmu kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada kebaikanya. Barangsiap yang tidak memperhitungkan ucapan dan amal perbuatannya maka akan banyak kesalahannya, orang ridho itu sedikit, pertempuran orang mu’min ialah sabar.”
Demikian klarifikasi singkat perihal kepribadia Umar bin Abdul Aziz yang disebut-sebut sebagai khulafaur rasyidin kelima. Adapun huruf yang dimiliki Khalifah Umar bin Abdul Aziz ialah rasa takut kepada Allah, wara’ terhadap dunia, zuhud dari kehidupan dunia, tawadhu, adil dan sabar.
0 Response to "6 Kepribadian Umar Bin Abdul Azis “Khufaur Rasyidin Ke 5”"
Post a Comment