Sejarah Kerajaan Kutai
Sejarah Kerajaan Kutai - Pada kesempatan kali ini kita akan membahas wacana kerajaan Kutai. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan pertama yang ada di Indonesia. Oleh alasannya ialah itu, penting bagi kita untuk mempelajari wacana kerajaan Kutai. Pada artikel ini, kita akan membahas wacana kerajaan kutai yang terdiri dari lokasi dan letak kerajaan kutai, sumber sejarah Kutai, kehidupan agama kerajaan kutai, dan kehidupan sosial ekonomi kerajaan kutai.
a. Lokasi dan Letak kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai bangkit pada kala ke-5 M di Lembah Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Nama Kutai diambil dari nama kawasan tempat ditemukannya prasasti Kutai. Wujud prasastinya berupa tujuh buah tugu watu besar yang disebut yupa. Ketujuh yupa ini merupakan sumber sejarah Kerajaan Kutai. Fungsi yupa bahu-membahu ialah tugu watu untuk menambatkan lembu kurban. Aksara yang dipahatkan pada yupa berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh penguasa kerajaan Kutai berjulukan Mulawarman. Mulawarman ialah orang Indonesia asli. Kakeknya, Kudungga, masih memakai nama orisinil Indonesia.
b. Sumber sejarah Kerajaan Kutai
Untuk memahami perkembangan kerajaan Kutai itu, tentu memerlukan sumber sejarah yang sanggup menjelaskan kerajaan Kutai. Sumber sejarah kerajaan Kutai yang utama ialah prasasti yang disebut yupa, yaitu berupa watu bertulis. Yupa juga sebagai tugu peringatan dari upacara kurban. Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti yupa ditulis dengan karakter pallawa dan bahasa sanskerta. Dengan melihat bentuk hurufnya, para andal beropini bahwa yupa dibentuk sekitar kala ke-5 M.
Yang menarik dalam prasasti itu juga disebut nama kakek Mulawarman yang berjulukan Kudungga. Kudungga berarti penguasa lokal, dan yang sesudah terkena dampak Hindu-Buddha kawasan tersebut bermetamorfosis kerajaan. Namanya tetap Kudungga berbeda dengan nama puteranya yang berjulukan Aswawarman dan cucunya yang berjulukan Mulawarman. Oleh alasannya ialah itu yang populer sebagai wamsakerta ialah Aswawarman.
Satu di antara yupa itu memberi gosip penting wacana silsilah Raja Mulawarman. Diterangkan bahwa Kudungga memiliki putra berjulukan Aswawarman. Raja Aswawarman dikatakan menyerupai Dewa Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman memiliki tiga anak, tetapi yang populer ialah Mulawarman. Raja Mulawarman dikatakan sebagai raja yang terbesar di Kutai. Ia pemeluk agama Hindu-Siwa yang setia. Tempat sucinya dinamakan Waprakeswara. Ia juga dikenal sebagai raja yang sangat bersahabat dengan kaum brahmana dan rakyat. Raja Mulawarman sangat dermawan. Ia mengadakan kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk para brahmana. Oleh alasannya ialah itu, sebagai rasa terima kasih dan peringatan mengenai upacara kurban, para brahmana mendirikan sebuah yupa.
c. Kehidupan agama Kerajaan Kutai
Berdasarkan silsilahnya, sanggup dipastikan bahwa Kudungga belum menganut Hindu dan masih mempertahankan budaya orisinil Indonesia. Adapun Aswawarman telah mulai mengenal Hindu, sanggup dilihat dari namanya. Ia dianggap sebagai Wamsakarta (pendiri keluarga raja). Budaya Hindu ini diperoleh dari India. Pada zaman Aswawarman dikenal upacara Vratyastoma, yaitu upacara pembersihan diri (pemberian kasta) yang diadakan setiap kali ada orang Indonesia masuk agama Hindu. Pentingnya dampak brahmana di kerajaan Kutai mengatakan dominasi dampak agama Syiwa yang tampak dalam upacara kurban.
d. Kehidupan ekonomi dan sosial kerajaan Kutai
Tidak banyak yang kita ketahui wacana kehidupan ekonomi masyarakat Kutai, namun dari banyaknya persembahan yang diberikan raja sanggup disimpulkan bahwa ekonomi negara Kutai cukup baik. Hal ini ditunjang letaknya di tepi sungai dan kemampuan dagang serta pelayaran. Kondisi sosial masyarakat Kutai pada kala ke-5 sudah teratur dan telah berbentuk sebuah kerajaan besar. Ini mengubah kebiasaan berorganisasi masyarakat pada ketika itu yang semula bersifat kesukuan menjadi kerajaan. Artinya, kehidupan sosial masyarakat Kutai sudah berkembang dan dinamis.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai mengalami zaman keemasan. Kehidupan ekonomi pun mengalami perkembangan. Kutai terletak di tepi sungai, sehingga masyarakatnya melaksanakan pertanian. Selain itu, mereka banyak yang melaksanakan perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah terjadi korelasi dagang dengan luar. Jalur perdagangan internasional dari India melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan hingga di Cina. Dalam pelayarannya dimungkinkan para pedagang itu singgah terlebih dahulu di Kutai. Dengan demikian, Kutai semakin ramai dan rakyat hidup makmur.
Demikian artikel kami yang membahas wacana kerajaan kutai yang terdiri dari lokasi dan letak kerajaan kutai, sumber sejarah Kutai, kehidupan agama kerajaan kutai, dan kehidupan sosial ekonomi kerajaan kutai. Semoga artikel kami wacana kerajaan kutai bermanfaat.
a. Lokasi dan Letak kerajaan Kutai
Baca Juga
Untuk memahami perkembangan kerajaan Kutai itu, tentu memerlukan sumber sejarah yang sanggup menjelaskan kerajaan Kutai. Sumber sejarah kerajaan Kutai yang utama ialah prasasti yang disebut yupa, yaitu berupa watu bertulis. Yupa juga sebagai tugu peringatan dari upacara kurban. Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti yupa ditulis dengan karakter pallawa dan bahasa sanskerta. Dengan melihat bentuk hurufnya, para andal beropini bahwa yupa dibentuk sekitar kala ke-5 M.
Yang menarik dalam prasasti itu juga disebut nama kakek Mulawarman yang berjulukan Kudungga. Kudungga berarti penguasa lokal, dan yang sesudah terkena dampak Hindu-Buddha kawasan tersebut bermetamorfosis kerajaan. Namanya tetap Kudungga berbeda dengan nama puteranya yang berjulukan Aswawarman dan cucunya yang berjulukan Mulawarman. Oleh alasannya ialah itu yang populer sebagai wamsakerta ialah Aswawarman.
Satu di antara yupa itu memberi gosip penting wacana silsilah Raja Mulawarman. Diterangkan bahwa Kudungga memiliki putra berjulukan Aswawarman. Raja Aswawarman dikatakan menyerupai Dewa Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman memiliki tiga anak, tetapi yang populer ialah Mulawarman. Raja Mulawarman dikatakan sebagai raja yang terbesar di Kutai. Ia pemeluk agama Hindu-Siwa yang setia. Tempat sucinya dinamakan Waprakeswara. Ia juga dikenal sebagai raja yang sangat bersahabat dengan kaum brahmana dan rakyat. Raja Mulawarman sangat dermawan. Ia mengadakan kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk para brahmana. Oleh alasannya ialah itu, sebagai rasa terima kasih dan peringatan mengenai upacara kurban, para brahmana mendirikan sebuah yupa.
c. Kehidupan agama Kerajaan Kutai
Berdasarkan silsilahnya, sanggup dipastikan bahwa Kudungga belum menganut Hindu dan masih mempertahankan budaya orisinil Indonesia. Adapun Aswawarman telah mulai mengenal Hindu, sanggup dilihat dari namanya. Ia dianggap sebagai Wamsakarta (pendiri keluarga raja). Budaya Hindu ini diperoleh dari India. Pada zaman Aswawarman dikenal upacara Vratyastoma, yaitu upacara pembersihan diri (pemberian kasta) yang diadakan setiap kali ada orang Indonesia masuk agama Hindu. Pentingnya dampak brahmana di kerajaan Kutai mengatakan dominasi dampak agama Syiwa yang tampak dalam upacara kurban.
d. Kehidupan ekonomi dan sosial kerajaan Kutai
Tidak banyak yang kita ketahui wacana kehidupan ekonomi masyarakat Kutai, namun dari banyaknya persembahan yang diberikan raja sanggup disimpulkan bahwa ekonomi negara Kutai cukup baik. Hal ini ditunjang letaknya di tepi sungai dan kemampuan dagang serta pelayaran. Kondisi sosial masyarakat Kutai pada kala ke-5 sudah teratur dan telah berbentuk sebuah kerajaan besar. Ini mengubah kebiasaan berorganisasi masyarakat pada ketika itu yang semula bersifat kesukuan menjadi kerajaan. Artinya, kehidupan sosial masyarakat Kutai sudah berkembang dan dinamis.
Demikian artikel kami yang membahas wacana kerajaan kutai yang terdiri dari lokasi dan letak kerajaan kutai, sumber sejarah Kutai, kehidupan agama kerajaan kutai, dan kehidupan sosial ekonomi kerajaan kutai. Semoga artikel kami wacana kerajaan kutai bermanfaat.
0 Response to "Sejarah Kerajaan Kutai"
Post a Comment