Konsep Dasar Dalam Metode Ilmu Pengetahuan
Konsep Dasar dalam Metode Ilmu Pengetahuan. Untuk memudahkan dalam mempelajari ilmu pengetahuan, maka muncul konsep dan metode ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh para ahli. Pada kesempatan sebelumnya telah dijelaskan mengenai konsep dasar, bukan? Cobalah baca kembali pembahasan tersebut! Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Misalnya konsep perihal partisipasi atau konsep mengenai kepala rumah tangga. Sedangkan metode ilmu pengetahuan merupakan cara-cara untuk sanggup memahami objek yang menjadi target ilmu yang bersangkutan. Metodologi ilmu pengetahuan sosial diartikan sebagai pengetahuan perihal banyak sekali cara kerja yang diubahsuaikan dengan objek ilmu yang bersangkutan. Untuk memahami lebih dalam, kita akan mengkaji suatu problem sosial menurut konsep dasar dan metode ilmu pengetahuan sosial, yaitu kita akan mengupas problem kerusuhan sosial.
a. Peristiwa
Berbagai insiden sanggup kita lihat pada ketika terjadinya kerusuhan sosial, ibarat orang berteriak-teriak, mengatakan kekecewaan, berlari sambil merusak benda-benda yang ada di sekitarnya, ada yang membawa kayu, besi, pisau, dan batu. Akhirnya, agresi bakar pun terjadi. Masyarakat sekitar hanya tertegun ketakutan melihatnya. Kesemua itu dinamakan peristiwa.
Berbagai insiden sanggup kita lihat pada ketika terjadinya kerusuhan sosial, ibarat orang berteriak-teriak, mengatakan kekecewaan, berlari sambil merusak benda-benda yang ada di sekitarnya, ada yang membawa kayu, besi, pisau, dan batu. Akhirnya, agresi bakar pun terjadi. Masyarakat sekitar hanya tertegun ketakutan melihatnya. Kesemua itu dinamakan peristiwa.
b. Informasi
Dari mana kita mendapat informasi? Tentu di media massa. Melalui media massa kita sanggup memperoleh informasi yang kita inginkan. Kita sanggup mengetahui hal-hal yang terjadi di daerah lain walaupun kita tidak mengalaminya. Untuk sanggup mengerti dan memahami mengenai kerusuhan sosial, kita sanggup menyimak berita-berita di media massa ibarat koran, televisi, dan internet. Dengan adanya informasi, insan mengetahui kenyataan di dunia ini, sehingga insan menyadari kenyataan tersebut memang benar-benar ada.
c. Fakta
Fakta berbeda dengan ide. Dalam suatu insiden yang sama bisa memunculkan fakta yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kerangka anutan para pengamat. Misalnya, seorang sosiolog dan psikolog dalam memandang kerusuhan sosial. Mereka memiliki fakta yang berbeda dari insiden yang sama.
Sosiolog menilai kerusuhan terjadi lantaran adanya kegagalan sosialisasi pemerintah, sehingga memunculkan rasa ketidakpuasan. Psikolog menilai kerusuhan sebagai bentuk tipisnya pengendalian diri dari para pelaku. Dengan kata lain, fakta merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu tanda-tanda tertentu yang tertangkap oleh indra insan dalam kerangka pemikiran-pemikiran tertentu, dan sanggup diuji kebenarannya secara empiris.
Sosiolog menilai kerusuhan terjadi lantaran adanya kegagalan sosialisasi pemerintah, sehingga memunculkan rasa ketidakpuasan. Psikolog menilai kerusuhan sebagai bentuk tipisnya pengendalian diri dari para pelaku. Dengan kata lain, fakta merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu tanda-tanda tertentu yang tertangkap oleh indra insan dalam kerangka pemikiran-pemikiran tertentu, dan sanggup diuji kebenarannya secara empiris.
d. Data
Data-data dalam ilmu pengetahuan sanggup dibedakan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang tidak sanggup dinyatakan dengan angka. Misalnya, data tingkat kepercayaan antara pelaku dengan pemerintah atau tingkat pemahaman pelaku terhadap kebijakan pemerintah. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang sanggup dinyatakan dengan angkaangka. Contoh, data jumlah kasus kerusuhan sosial, data jumlah kerugian yang diakibatkan kerusuhan sosial. Dengan demikian, data disebut insiden khas lantaran kenyataan-kenyataan murni berupa fakta harus dipilih menurut susunan si peneliti. Menurut karya W. Bactiar yaitu kejadian-kejadian khas yang dinyatakan sebagai fakta dalam wujud hasil pengukuran.
e. Masalah
Apa yang kau pahami mengenai konsep ini? Pernahkah kau memiliki suatu masalah? Renungkanlah mengapa problem sanggup terjadi? Sebagai contohnya, ketika kau jalan-jalan ke sebuah toko pakaian. Kamu melihat sebuah pakaian yang sangat elok dan menarik minatmu. Namun, sayang uang dalam dompetmu tidak cukup untuk membelinya. Saat itu problem muncul. Di mana terdapat kesenjangan antara impian dan realitas. Dalam hal ini, keterbatasan kondisi keuangan yaitu suatu realitas namun keinginan untuk membeli pakaian yaitu harapan.
Adanya pembahasan di atas mendorong munculnya rumusan problem dalam ilmu pengetahuan. Rumusan problem dibentuk dengan impian semoga objek kajian yang dipelajari dalam penelitian tidak meluas, melainkan terfokus pada titik masalahnya. Contoh rumusan masalah: Mengapa terjadi kerusuhan sosial? Bagaimana cara mencegah kerusuhan sosial? Contoh tersebut merupakan perumusan problem yang berupa pertanyaan. Sedangkan pola rumusan problem berbentuk pernyataan ibarat ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah bisa menjadikan kerusuhan sosial. Dari rumusan-rumusan problem tersebut, memungkinkan kita untuk mencari alternatif pemecahannya melalui suatu penelitian yang sempurna disertai dengan kekritisan
Adanya pembahasan di atas mendorong munculnya rumusan problem dalam ilmu pengetahuan. Rumusan problem dibentuk dengan impian semoga objek kajian yang dipelajari dalam penelitian tidak meluas, melainkan terfokus pada titik masalahnya. Contoh rumusan masalah: Mengapa terjadi kerusuhan sosial? Bagaimana cara mencegah kerusuhan sosial? Contoh tersebut merupakan perumusan problem yang berupa pertanyaan. Sedangkan pola rumusan problem berbentuk pernyataan ibarat ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah bisa menjadikan kerusuhan sosial. Dari rumusan-rumusan problem tersebut, memungkinkan kita untuk mencari alternatif pemecahannya melalui suatu penelitian yang sempurna disertai dengan kekritisan
f. Asumsi
Ketika ingin meneliti penyebab terjadinya suatu kerusuhan sosial, pada umumnya setiap peneliti telah memiliki dugaan atau tanggapan sementara. Misalnya, peneliti menduga terjadinya kerusuhan sosial disebabkan adanya solidaritas antarwarga yang dirugikan atau mungkin lantaran ingin mendapat ratifikasi dari pemerintah. Praduga atau tanggapan sementara ini dalam ilmu pengetahuan dinamakan asumsi. Melalui perkiraan itulah peneliti akan dituntun dalam mencari fakta yang tepat. Dengan kata lain, perkiraan yaitu anggapan dasar atau dugaan awal.
Asumsi dikembangkan menurut pengalaman dan pengetahuan peneliti sebelumnya. Jika seorang ilmuwan akan meneliti suatu topik, terlebih dahulu ia berbagi asumsi-asumsi perihal topik yang sedang diteliti. Seperti pada pola di atas, satu catatan bahwa perkiraan yang dikemukakan peneliti tidak selama-lamanya benar. Asumsi penelitian dibuktikan kebenarannya menurut fakta yang ditemui peneliti.
Asumsi dikembangkan menurut pengalaman dan pengetahuan peneliti sebelumnya. Jika seorang ilmuwan akan meneliti suatu topik, terlebih dahulu ia berbagi asumsi-asumsi perihal topik yang sedang diteliti. Seperti pada pola di atas, satu catatan bahwa perkiraan yang dikemukakan peneliti tidak selama-lamanya benar. Asumsi penelitian dibuktikan kebenarannya menurut fakta yang ditemui peneliti.
g. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang belum pasti. Untuk menandakan benar salahnya suatu hipotesis maka dilakukan suatu penelitian melalui analisis secara cermat terhadap datadata yang terkumpul. Misalnya, semua orang yang terlibat kerusuhan sosial yaitu orang-orang miskin atau hipotesis yang menyatakan bahwa orang yang terlibat kerusuhan hanya ingin mengatakan keberadaannya sebagai warga negara. Pada umumnya, hipotesis diperoleh dengan menjabarkan asumsi-asumsi.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa hipotesis yaitu kesimpulan awal yang harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis sanggup pula diartikan sebagai suatu kesimpulan yang belum simpulan dan dianggap berpeluang besar untuk menjadi benar. Dalam hipotesis ditentukan pula kriteria-kriteria hipotesis yang baik. Kriteria-kriteria tersebut antara lain adanya ruang lingkup yang terbatas, hipotesis yang disajikan sesuai dengan fakta-fakta yang ada, hipotesis tersebut sanggup diuji kebenarannya, hipotesis dinyatakan secara sederhana serta memakai variabel-variabel yang tegas
0 Response to "Konsep Dasar Dalam Metode Ilmu Pengetahuan"
Post a Comment