-->

Konflik Sosial, Pengertian, Ciri, Sebab, Dan Akhir Yang Ditimbulkannya

 pada kali ini akan kami bagikan wacana  Konflik Sosial, Pengertian, Ciri, Sebab, dan Akibat yang Ditimbulkannya

Langsung saja, pada kali ini akan kami bagikan wacana konflik sosial yang mencakup pengertian konflik, ciri-ciri konflik, lantaran terjadinya konflik, dan akhir yang ditimbulkan konflik sosial.

A.     Konflik Sosial

Konflik merupakan suatu kenyataan hidup yang tidak bisa kita hindari dikarenakan telah menempel dengan masyarakat. Konflik jiga merupakan tanda-tanda sosial yang sering muncul lantaran adanya persaingan, baik persaingan antara individu maupun antara kelompok, adanya perbedaan emosi atau perbedaan pendapat antar individu dalam sebuah interaksi sosial. Bahkan dalam masyarakat beragam menyerupai di Indonesia di mana kehidupan masyarakatnya yang sangat kompleks dan heterogen, maslah konflik akan gampang terpicu jikalau sikap saling toleransi tidak dipelihara dengan baik.

Walaupn demikian, konflik sanggup mempunyai kegunaan bahkan ada yang berdampak positif. Berikut ini beberapa dampak positif konflik sosial, antara lain :
1.   aspek-aspek kehidupan diperjelas
2.   memunculkan adanya proses pembiasaan kembali norma dan nilai sosial yang ada di masyarakat
3.   sebagai jalan untuk mengurangi ketergantungan antar individu atau kelompok
4.   norma-norma usang dibantu untuk dihidupkan kembali dan membuat norma-norma baru
5.   sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuaran dalam masyarakat

Adanya konflik dalam masyarakat sanggup membuat tiap anggota masyarakat untuk menilai dirinya sendiri yang mungkin akan diikuti dengan perubahan sikap yang lebih baik lagi. Dan disinilah kita didadapkan untuk semakin memahami makna sebuah konflik dan bisa bersikap lebih bijaksana dalam mendapatkan konflik di masyarakat

B.     Pengertian Konflik Sosial

Sesuai dengan kondisi masyarakat dan sudut pandang para jago yang mengamatinya, ada beberapa pengertian konflik sosial, yaitu :
1.   Pengertian konflik berdasarkan Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto Konflik yaitu pertikaian atau pertentangan, yaitu sebuah proses sosial saat orang perorangan atau kelompok insan saling berusaha untuk mensugesti tujuannya melalui jalan menentang pihak lawan dengan kekerasan atau ancaman.

2.   Pengertian konflik berdasarkan Robert MZ Lawang
Menurut Robert MZ Lawang, konflik merupakan usaha untuk mendapatkan status, nilai, dan kekuasaa, di mana tujuan mereka terlibat konflik tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk melumpuhkan saingannya.

3.   Pengertian konflik berdasarkan Ariyono Suyono
Sedangkan berdasarkan Ariyono Suyono, konflik merupakan suatu keadaan di mana dua pihak berusaha mennggagalkan tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan nilai, pendapat pendapat, ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.

4.   Pengertian konflik berdasarkan James W. Vander Zandn
Menurut James, konflik merupakan suatu kontradiksi mengenai nilai atau tuntutan atas hak dan kekuasaan, kekayaan, status atau wilayah daerah pihak yang saling berhadapan untuk merugikan, menetralkan, atau menyisihkan lawan mereka.

5.   Pengertian konflik berdasarkan Schemidt dan Koehan
Sedangkan berdasarkan Schemidt dan Koehn, konflik yaitu suatu perselisihan di antara dua pihak atau lebih yang ditandai dengan sikap yang menampilkan suatu permusuhan secara terbuka dan atau gangguan dengan sengaja terhadap tercapainya tujuan dari pihak yang menjadi lawannya. Gangguan yang dimaksud sanggup mencakup usaha-usaha aktif untuk merintangi perncapaian tujuan seseorang atau penolakan secara pasif.

6.   Pengertian konflik berdasarkan Ralf Dahrendorf
Yang terakhir yaitu pengertian konflik berdasarkan Ralf. Menurut Ralf, konflik yaitu suatu kedaan kontradiksi lantaran adanya relasi sosial yang tidak serasi di antara anggota kelompok atau antarkelompok dalam suatu masyarakat

Dari banyak sekali pengertian konflik yang telah diungkapkan oleh beberapa jago di atas, sanggup diambil suatu kesimpulan bahwa konflik sosial yaitu proses sosial antarindividu atau kelompok masyarakat tertentu akhir timbulnya perbedaan kepentingan dan paham yang sifatnya sangat mendasar, sehingga mengakibatkan adanya gap (jurang pemisah) yang mengganjal dalam proses interaksi di antara mereka yang bertikai. Adapun alat-alat untuk menyalurkan benih-benih pertikaian dalam masyarakat disebut savety value institutions.

C.     Ciri-Ciri Konflik Sosial

Kita bisa mengetahui terjadinya konflik dalam masyarakat melalui banyak sekali ciri yang dimilikinya. Berikut ini yaitu ciri-ciri konflik sosial
1.   Terjadi perebutan sesuatu dengan kekerasan
2.   Terjadi interaksi sosial yang tidak serasi dan saling curiga satu sama lain
3.   Timbul rasa benci, antipati, dan dendam satu sama lain
4.   Timbul usaha-usahan saling menjatuhkan
5.   Usaha melerai lewat cara tenang telah gagal
6.   Terjadi benturan fisik, kerusuhan sosial atau perang

D.     Sebab-Sebab Terjadinya Konflik dalam Masyarakat

Konflik yang terjadi di masyarakat tidak terjadi begitu saja, akan tetapi ada penyebabnya. Kami merangkum penyebab konflik menjadi tiga, yaitu penyebab konflik secara umum, penyebab konflik berdasarkan Dubois dan Miley, dan penyebab konflik berdasarkan Robins. Berikut klarifikasi wacana lantaran terjadinya konflik dalam masyarakat.
1.      Sebab Umum Terjadinya Konflik
Secara umum, konflik di masyarakat terjadi disebakan oleh :
a.    Adanya perbedaan pendirian dan perasaan antar individu yang semakin tajam sehingga terjadi bentrok perorangan
b.    Terlalu cepatnya perubahan sosial yang dalam masyarakat, sehingga mengakibatkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian wacana sistem nilai yang baru
c.    Adanya perbedaan kebudayaan yang mensugesti tingkah laris dan pola pedoman seseorang dalam kelompok budaya yang bersangkutan sehingga sanggup mengakibatkan kontradiksi kelompok
d.    Adanya benturan kepentingan antar individu ataupun kelompok. Sebagai tumpuan perbedaan kepentingan ekonomi, di mana seseorang merasa adanya hal yang prinsip dalam memenuhi ekonominya, sementara itu di lain pihak orang tidak memperdulikan mesalah ekonomi tersebut, contohnya dalam politik, sosial, keamanan maupun ketertiban.

2.      Sebab Konflik Menurut Dubois dan Miley
Menurut Dubois dan Miley, lantaran utama terjadinya konflik dalam masyarakat yaitu :
1.    Adanya ketidakadilan sosial
2.    Adanya diskriminasi terhadap hak-hak individu atau kelompok
3.    Tidak adanya penghargaan terhadap keberagaman

Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan sikap dan sikap menyerupai :
1.    Rachisme (perasaan superioritas terhadap ras tertentu)
2.    Elitiyme (pemujaan yang hiperbola terhadap kelas sosial atau strata berdasarkan kekayaan, kekuasaan, dan prestise)
3.    Sexisme ( pandangan yang mengangap jenis kelamin tertentu mempunyai kelebihan atas jenis kelamin lainnya)
4.    Ageisme (paham yang menyaingi usia tertentu mempunyai inferioritas dibandingkan dengan kelompok usia lainnya)
5.    Handicapisme (sikap-sikap atau prasangka negatif terhadap orang yang mempunyai kecatatan)

3.      Sebab Konflik Menurut Robins
Seedangkan berdasarkan Robins, lantaran terjadinya konflik di masyarakat antara lain :
1.    Saling ketergantungan
2.    Perbedaan tujuan
3.    Perbedaan persepsi, yang di dalamnya terdapat enam kategori penting dari kondisi-kondisi pemula yang mencakup :
a.    persaingan terhadap sumber-sumber
b.    ketergantungan tugas
c.    masalah status
d.    rintangan komunikasi
e.    sifat individu

E.     Dua Sisi Konflik

Dalam kacamata sosiologi, konflik dibedakan menjadi dua jenis yaitu konflik destruktif dan konflik konstruktif. Berikut penjelasannya :
1.    Konflik destruktif yaitu konflik yang muncul lantaran rasa benci dan dendam dari suatu kelokpok terhadap kelompok lain. Ciri-ciri konflik destruktif yaitu adanya bentrokan-bentrokan fisik yang sanggup menghilangkan nyawa dan harta benda. Misalnya konflik di Ambon, Poso, dan Kupang.

2.    Konflik Konstruktif yaitu konflik yang muncul lantaran adaya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok sedang menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsesnsus perbedaan pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Disebut pula konflik yang bersifat fungsional. Misalnya konflik gagasan atau pendapat mengenai Undang-Undang.

F.     Akibat dari Konflik

Sesuai dengan bentuk konflik yang sudah dijelaskan di atas bahwa ada dua bentuk konflik, yaitu konflik destruktif dan konflik konstruktif, maka ada dua akhir konflik. Yaitu akhir konflik yang bersifat konstruktif dan akhir konflik yang bersifat destruktif.
1.    Akibat Konflik Konstruktif
a.    Bertambahnya solidaritas dalam suatu kelompok
b.    Munculnya pribadi-pribadi yang berpengaruh atau tahan uji menghadapi banyak sekali situasi konflik
c.    Apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang seimbang, maka muncul kompromi gres

2.    Akibat Konflik Destruktif
a.    Retaknya solidaritas dalam kelompok
b.    Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
c.    Berubahnya kepribadian individu dan sikap, baik yang mengarah kebal yang positif maupun negatif
d.    Munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok yang kalah

Demikian artikel yang membahas wacana konflik sosial yang mencakup pengertian konflik, ciri-ciri konflik, lantaran terjadinya konflik, dan akhir yang ditimbulkan konflik sosial., agar bermanfaat bagi para pembaca.

0 Response to "Konflik Sosial, Pengertian, Ciri, Sebab, Dan Akhir Yang Ditimbulkannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel