-->

5 Tokoh Perintis Sosiologi - Lengkap

Setelah kita mengetahui wacana pengertian sosiologi, tentu kita perlu tahu juga tokoh-tokoh yang membidangi lahirnya ilmu sosioloogi. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas wacana tokoh sosiologi. Ada banyak tokoh yang membidangi lahirnya ilmu sosiologi. Tokoh sosiologi antara lain Auguste Comte, Karl Marx, Emile Durkheim, Herbert Spencer, dan Max Weber. Tokoh perintis sosiologi tersebut akan kita bahas satu persatu. Berikut ini klarifikasi wacana tokoh perintis sosiologi. (Baca juga : Pengertian Sosiologi Menurut 12 Ahli)

1. Tokoh Sosiologi Auguste Comte (1798 – 1857)

Tokoh sosiologi yang berjulukan Auguste Comte menerima julukan sebagai bapak Sosiologi. Salah satu tunjangan pemikirannya terhadap sosiologi yaitu wacana aturan kemajuan kebudayaan masyarakat yang dibagi menjadi tiga zaman yaitu: pertama, zaman teologis yaitu zaman di mana masyarakatnya mempunyai akidah magis, percaya pada roh, jimat serta agama, dunia bergerak menuju alam baka, menuju kepemujaan terhadap nenek moyang, menuju ke sebuah dunia di mana orang mati mengatur orang hidup. Kedua, zaman metafisika yaitu masa masyarakat di mana pemikiran insan masih terbelenggu oleh konsep filosofis yang aneh dan universal. Ketiga, zaman positivis yaitu masa di mana segala klarifikasi tanda-tanda sosial maupun alam dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah).

Karena memperkenalkan metode positivis maka Comte dianggap sebagai perintis positivisme. Ciri-ciri metode positivis yaitu objek yang dikaji berupa fakta, bermanfaat, dan mengarah pada kepastian serta kecermatan. Sumbangan pemikiran yang juga penting yaitu pemikiran wacana agama gres yaitu agama humanitas yang mendasarkan pada kemanusiaan. Menurut Comte, intelektualitas yang dibangun insan harus berdasarkan pada sebuah moralitas.

Bagi Comte, kesejahteraan, kebahagiaan dan kemajuan sosial tergantung pada perkembangan perasaan altruistik serta pelaksanaan kiprah meningkatkan kemanusiaan sehingga masyarakat yang tertib, maju, dan modern sanggup terwujud. Tetapi agama humanitas ini belum sempat dikhotbahkan oleh Comte sebagai agama gres bagi masyarakat dunia alasannya yaitu pada tahun 1957, Comte meninggal dunia.

Beberapa tunjangan penting Auguste Comte terhadap ilmu sosiologi antara lain sebagai berikut.
a. Auguste Comte menyampaikan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematik. Objek yang dikaji pun harus berupa fakta artinya bukan keinginan atau prediksi. Jadi, harus objektif dan harus pula bermanfaat dan mengarah kepada kepastian dan kecermatan.

b. Auguste Comte menyampaikan pula bahwa sosiologi merupakan ratu ilmu-ilmu sosial, dan menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu-ilmu sosial.

c. Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua pecahan besar, yaitu statika sosial yang mewakili stabilitas atau kemantapan, dan dinamika sosial yang mewakili perubahan.

d. Auguste Comte menyumbangkan pemikiran yang mendorong perkembangan sosiologi dalam bukunya Positive Philosophy yang dikenal dengan aturan kemajuan insan atau aturan tiga jenjang.

Dalam menjelaskan tanda-tanda alam dan tanda-tanda sosial, berdasarkan Comte, insan akan melewati tiga jenjang berikut.
1) Jenjang I (jenjang teologi): segala sesuatu dijelaskan dengan mengacu kepada hal-hal yang bersifat adikodrati.
2) Jenjang II (jenjang metafisika): pada jenjang ini insan memahami sesuatu dengan mengacu kepada kekuatan-kekuatan metafisik atau hal-hal yang abstrak.
3) Jenjang III (jenjang positif): tanda-tanda alam dan sosial dijelaskan dengan mengacu kepada deskripsi ilmiah (jenjang ilmiah).

2. Tokoh Sosiologi Karl Marx (1818 – 1883)

Karl Marx merupakan tokoh perintis sosiologi yang lahir di Jerman pada tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniawan Yahudi. Pada tahun 1814 mengakhiri studinya di Universitas Berlin. Karena pergaulannya dengan orang-orang yang dianggap radikal terpaksa mengurungkan niat untuk menjadi pengajar di Universitas dan menerjunkan diri ke kancah politik.

Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas sosial yang tertuang dalam tulisannya yang berjudul The Communist Manifest yang ditulis bersama Friedrich Engels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat insan merupakan sejarah usaha kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan) terdiri dari orang-orang yang menguasai alat produksi dan kelas proletar (buruh) yang tidak mempunyai alat produksi dan modal sehingga menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas borjuis (majikan).

Menurut Marx, suatu ketika kelas proletar akan menyadari kepentingan bersama dengan melaksanakan pemberontakan dan membuat masyarakat tanpa kelas. Meskipun ramalan Marx tidak pernah terwujud tetapi pemikiran wacana stratifikasi dan konflik sosial tetap kuat terhadap pemikiran perkembangan sosiologi khususnya terkait dengan kapitalisme.


3. Tokoh Sosiologi Emile Durkheim (1858 – 1917)

Merupakan seorang ilmuwan yang sangat produktif. Sebagai tokoh dalam sosiologi, Emoile Durkheim mempunyai karya utama, antara lain Rules of The Sociological Method, The Division of Labour in Society, Suicide, Moral Education, dan The Elementary Forms of The Religious Life. Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat insan memerlukan solidaritas dengan membedakan dua tipe utama solidaritas yaitu solidaritas mekanis yang merupakan tipe solidaritas yang didasarkan pada persamaan dan biasanya ditemui pada masyarakat sederhana dan solidaritas organis yang ditandai dengan adanya saling ketergantungan antarindividu atau kelompok lain, masyarakat tidak lagi memenuhi semua kebutuhannya sendiri.

Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat (munculnya diferensiasi, spesialisasi) semakin berkembang sehingga solidaritas mekanis menjelma solidaritas organis. Pada masyarakat dengan solidaritas organis masing-masing anggota masyarakat tidak lagi sanggup memenuhi semua kebutuhannya sendiri melainkan ditandai oleh saling ketergantungan yang besar dengan orang atau kelompok lain. Solidaritas organis merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung menyerupai bagian-bagian suatu organisme biologis. Berbeda dengan solidaritas mekanis yang didasarkan pada hati nurani kolektif maka solidaritas organis didasarkan pada nalar dan hukum.

Setelah kita mengetahui wacana pengertian sosiologi 5 Tokoh Perintis Sosiologi - Lengkap
Dalam pengembangan selanjutnya, Durkheim memakai lima metode untuk mempelajari sosiologi, yaitu:
a. Sosiologi harus bersifat ilmiah, di mana fenomena-fenomena sosial harus dipelajari secara objektif dan menawarkan sifat kausalitasnya.
b. Sosiologi harus menunjukkan karakteristik sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain.
c. Menjelaskan kenormalan patologi.
d. Menjelaskan problem sosial secara ‘sosial’ pula.
e. Mempergunakan metode komparatif secara sistematis. Metode tersebut telah diterapkan dalam sebuah penelitian wacana tanda-tanda bunuh diri yang melanda masyarakat Eropa ketika itu dengan judul “Suicide”.

4. Tokoh Sosiologi Max Weber (1864 – 1920)

Max Weber lahir di Erfurt pada tahun 1864. Menyelesaikan studi di bidang hukum, ekonomi, sejarah, filsafat, teologi dan mengajar disiplin ilmu-ilmu tersebut di banyak sekali universitas di Jerman. Serta terus menerus menyebarluaskan terbentuknya ilmu sosiologi yang ketika itu masih berusia muda.
Max Weber sebagai tokoh sosiologi mempunyai banyak karya. Karya penting dari Weber berjudul The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism yang berisi kekerabatan antara Etika Protestan dalam hal ini Sekte Kalvinisme dengan munculnya perkembangan kapitalisme. Menurut Weber, fatwa Kalvinisme mengharuskan umatnya untuk bekerja keras dengan keinginan sanggup menuntun mereka ke nirwana dengan syarat bahwa laba dari hasil kerja keras dihentikan untuk berfoya-foya atau bentuk konsumsi lainnya. Hidup sederhana dan melarang segala bentuk kemewahan menjadikan para penganut agama ini semakin makmur alasannya yaitu laba yang dihasilkan ditanamkan kembali menjadi modal. Dari sinilah berdasarkan Weber kapitalisme di Eropa berkembang pesat.
(Baca artikel lengkap lain wacana : Lahirnya Ilmu Sosiologi)

5. Herbert Spencer (1820 - 1903)

Herbert Spencer, orang Inggris, pada tahun 1876 mengetengahkan sebuah teori wacana ”evolusi sosial”, yang sampai sekarang masih dianut walaupun di sana-sini ada perubahan. la menerapkan secara analog teori Darwin mengenai ”teori evolusi” terhadap masyarakat manusia. la yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat primitif ke masyarakat industri.

Spencer membagi tiga aspek dalam proses evolusi, yaitu diferensiasi struktural, spesialisasi fungsional, dan integrasi yang meningkat. Lalu Spencer membagi stuktur-struktur, bagian-bagian, atau sistem-sistem yang timbul dalam evolusi masyarakat menjadi tiga.
a. Sistem pengatur, berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan dengan masyarakat lainnya dan mengatur hubungan-hubungan yang terjadi di antara anggotanya.
b. Sistem penopang, berfungsi untuk mencukupi keperluan-keperluan bagi ketahanan hidup anggota masyarakat.
c. Sistem pembagi, berfungsi untuk mengangkut barang-barang dari suatu sistem ke sistem lainnya.

Tahap-tahap dalam proses evolusi sosial dengan tipe-tipe masyarakat, dibagi oleh Spencer menjadi tiga pecahan sebagai berikut.
a. Tipe Masyarakat Primitif
Pada masyarakat primitif dikatakan bahwa belum ada diferensiasi dan spesialisasi fungsional. Pembagian kerja masih sedikit. Hubungan kekuasaan belum terperinci terlihat. Masyarakat dengan tipe ini sangat tergantung kepada lingkungan. Kerja sama sudah terjadi dengan impulsif dan didukung oleh kekerabatan kekeluargaan.

b. Tipe Masyarakat Militan
Pada masyarakat militan ini, heterogenitas sudah mulai meningkat alasannya yaitu bertambahnya jumlah penduduk atau alasannya yaitu penaklukan. Hal yang penting ialah koordinasi tugas-tugas yang dikhususkan, dilakukan dengan paksaan. Cara ini memerlukan sistem-sistem atau bagian-bagian yang sanggup mengatur dirinya sendiri. Kerja sama yang tidak sukarela ini dijamin keberlangsungannya oleh seorang pemimpin, lalu oleh negara secara nasional. Pengendalian oleh negara terbatas pada produksi, distribusi, dan pada bidang-bidang kehidupan.

c. Tipe Masyarakat Industri
Pada masyarakat industri bercirikan suatu tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, yang tidak lagi dikendalikan oleh kekuasaan negara. Sebagai penggantinya masyarakat mengendalikan diri sendiri, menyerupai hak memilih diri sendiri, kolaborasi sukarela, dan keseimbangan banyak sekali kepentingan. Kondisi ini mengakibatkan individualisasi yang ditandai dengan berkurangnya campur tangan pemerintah daerah.

Demikian klarifikasi singkat wacana tokoh perintis sosiologi yaitu Auguste Comte, Karl Marx, Emile Durkheim, Herbert Spencer, dan Max Weber. Semoga artikel kami yang membahas wacana tokoh perintis sosiologi bermanfaat untuk para pembaca.

0 Response to "5 Tokoh Perintis Sosiologi - Lengkap"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel