-->

Perlawanan Sultan Agung (Mataram) Terhadap Voc

Perlawanan Sultan Agung (Mataram) terhadap VOC. Semenjak Indonesia berada dalam masa kolonial, ada banyak sekali perlawanan rakyat untuk melawan para penjajah. Perlawanan rakyat melawan para penjajah terjadi di mana-mana. Pada kesempatan ini kita akan membahas wacana perlawanan Sultan Agung (Mataram) terhadap VOC. Perlawanan Sultan Agung terhadap VOC perlu kita ketahui biar semangat nasionalisme kita bertambah. Berikut ini klarifikasi singkat tantang perlawanan Sultan Agung (Mataram) terhadap VOC.

Perlawanan Sultan Agung (Mataram) Terhadap VOC

Sultan Agung yaitu raja yang paling populer dari Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara lain: (1) mempersatukan seluruh tanah Jawa, dan (2) mengusir kekuasaan gila dari bumi Nusantara. Terkait dengan impian Sultan Agung ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk melaksanakan monopoli perdagangan menciptakan para pedagang Pribumi mengalami kemunduran. Kebijakan monopoli VOC juga sanggup membawa penderitaan rakyat. Oleh alasannya yaitu itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia sebagai sentra VOC.

Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung (Mataram) merencanakan serangan ke Batavia (VOC). Alasan Sultan Agung menyerang VOC yakni:
1. Tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
2. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
3. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan
4. keberadaan VOC di Batavia telah memperlihatkan bahaya serius bagi masa depan Pulau Jawa.

Serangan Sultan Agung (Mataram) ke VOC yang pertama
Serangan Sultan Agung (Mataram) ke VOC yang pertama. Pada tahun 1628 telah dipersiapkan pasukan dengan segenap persenjataan dan perbekalan. Pada waktu itu yang menjadi gubernur jenderal VOC yaitu J.P. Coen. Sebagai pimpinan pasukan Mataram yaitu Tumenggung Baureksa. Tepat pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia (VOC). Pasukan Mataram berusaha membangun pos pertahanan, tetapi kompeni VOC berusaha menghalang-halangi, sehingga pertempuran antara kedua pihak tidak sanggup dihindarkan.

Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan ibarat pasukan di bawah Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari banyak sekali tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di banyak sekali tempat. Tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya jauh lebih unggul, sehingga sanggup memukul mundur semua lini kekuatan pasukan Mataram. Tumenggung Baureksa sendiri gugur dalam pertempuran itu. Dengan demikian serangan tentara Sultan Agung pada tahun 1628 itu belum berhasil.


Serangan Sultan Agung (Mataram) ke VOC yang kedua

Serangan Sultan Agung (Mataram) ke VOC yang kedua. Sultan Agung tidak lantas berhenti dengan kekalahan yang gres saja dialami pasukannya. Ia segera mempersiapkan serangan yang kedua. Belajar dari kekalahan terdahulu Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata, Ia juga membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan materi masakan ibarat di Tegal dan Cirebon. Tahun 1629 pasukan Mataram diberangkatkan menuju Batavia. Sebagai pimpinan pasukan Mataram dipercayakan kepada Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati Purbaya.

Ternyata informasi persiapan pasukan Mataram diketahui oleh VOC. Dengan segera VOC mengirim kapal-kapal perang untuk menghancurkan lumbung-lumbung yang dipersiapkan pasukan Mataram. Di Tegal tentara VOC berhasil menghancurkan 200 kapal Mataram, 400 rumah penduduk dan sebuah lumbung beras. Pasukan Mataram pantang mundur, dengan kekuatan pasukan yang ada terus berusaha mengepung Batavia. Pasukan Mataram berhasil mengepung dan menghancurkan Benteng Hollandia.

Berikutnya pasukan Mataram mengepung Benteng Bommel, tetapi gagal menghancurkan benteng tersebut. Pada ketika pengepungan Benteng Bommel, terpetik informasi bahwa J.P. Coen meninggal. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 September 1629. Dengan semangat juang yang tinggi pasukan Mataram terus melaksanakan penyerangan. Dalam situasi yang kritis ini pasukan Belanda semakin murka dan meningkatkan kekuatannya untuk mengusir pasukan Mataram. Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih baik dan lengkap, kesannya sanggup menghentikan serangan-serangan pasukan Mataram. Pasukan Mataram semakin melemah dan kesannya ditarik mundur kembali ke Mataram. Dengan demikian serangan Sultan Agung yang kedua ini juga mengalami kegagalan.


Serangan VOC ke Mataram

Serangan VOC ke Mataram. Dengan kegagalan pasukan Mataram menyerang Batavia, menciptakan VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya di daerah-daerah lain. Namun di balik itu VOC selalu khawatir dengan kekuatan tentara Mataram. Tentara VOC selalu berjaga-jaga untuk mengawasi gerak-gerik pasukan Mataram. Sebagai pola pada waktu pasukan Sultan Agung dikirim ke Palembang untuk membantu Raja Palembang dalam melawan VOC, eksklusif diserang oleh tentara VOC di tengah perjalanan.

Perlawanan pasukan Sultan Agung terhadap VOC memang mengalami kegagalan. Tetapi semangat dan impian untuk melawan dominasi gila di Nusantara terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para pengikutnya. Sayangnya semangat ini tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung. Setelah Sultan Agung meninggal tahun 1645, Mataram menjadi semakin lemah sehingga kesannya berhasil dikendalikan oleh VOC.

 Semenjak Indonesia berada dalam masa kolonial Perlawanan Sultan Agung (Mataram) Terhadap VOC

Sebagai pengganti Sultan Agung yaitu Sunan Amangkurat I. Ia memerintah pada tahun 1646 -1677. Ternyata Raja Amangkurat I merupakan raja yang lemah dan bahkan akrab dengan VOC. Raja ini juga bersifat reaksioner dengan bersikap adikara kepada rakyat dan kejam terhadap para ulama. Oleh alasannya yaitu itu, pada masa pemerintahan Amangkurat I itu timbul banyak sekali perlawanan rakyat. Salah satu perlawanan itu dipimpin oleh Trunajaya

Dengan mengetahui sejarah wacana perlawanan rakyat Mataram pada masa Sultan Agung dalam melawan penjajah, semoga kita sanggup lebih memahami bagaimana usaha bangsa Indonesia ketika masih dalam masa kolonial, terutama pada masa penjajahan. Demikian artikel kami wacana perlawanan Mataram pada masa Sultan Agung dalam melawan penjajah terutama VOC. Semoga artikel kami wacana perlawanan Mataram pada masa Sultan Agung dalam melawan penjajah terutama VOC bermanfaat bagi para pembaca.

0 Response to "Perlawanan Sultan Agung (Mataram) Terhadap Voc"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel