-->

Bab Ii Teladan Ptk Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 Sd

Haikasut - BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD - Berikut ini pola PTK Penjas dengan judul Upaya Meningkatkan Penguasaan Senam Ketangkasan melalui Pendekatan Bermain Dan Alat Bantu Pada Siswa Kelas II Sd Negeri ….

Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan pola PTK lengkapnya silahkan SMS ke HP: 081328239660.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas mencakup semua perbuatan dan perjuangan dari generasi renta untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai perjuangan menyiapkannya supaya sanggup memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniahnya. Usaha tersebut dilakukan secara sengaja dari orang remaja untuk meningkatkan kedewasaan anak dan bisa memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. (Soegardo dan Harahap. 1981:257).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 perihal Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa, pendidikan yakni perjuangan secara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut Raka Joni (1981: 14) hakikat pendidikan yakni sebagai berikut:
a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan subyek didik dengan kewibawaan pendidik.
b. Pendidikan merupakan upaya penyiapan peserta didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
c. Pendidikan meningkatkan kualitas pribadi dan masyarakat.
d. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
e. Pendidikan dan teknologi bagi pembentukan insan seutuhnya.

2. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesejukan jasmani dan kesehatan peserta didik di sekolah. Menurut Abdul Gafur  (dalam Arma Abdullah dan Agus Manadji. 1994: 5) pendidikan jasmani yakni suatu proses pendidikan seseorang yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani dan intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak, jadi hakikat dari pendidikan Jasmani yakni satu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar melalui kegiatan jasmani dan intensif.
Menurut Nixon dan Jewett (1980: 27), pendidikan jasmani yakni satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait pribadi dengan mental, emosi, dan sosial.
Menurut Frost (1975: 33), pendidikan jasmani terdiri dari perubahan dan pembiasaan yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari gerak, yaitu merangkak, berjalan, berlari, memanjat, melompat, melempar, dan gerakan lain yang dilakukan bila berpartisipasi dalam permainan, senam, tari, renang, serta berenang dan berlari.
Berdasarkan aneka macam pendapat di atas sanggup disimpulkan bahwa pendidikan jasmani yakni suatu proses pembelajaran melalui acara jasmani yang dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, keterampilan gerak, pengetahuan, sikap hidup sehat dan kecerdasan emosi. Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang aktif dan afektif sanggup meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, yaitu jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa.

3. Pengertian Senam Ketangkasan
Senam berasal dari tejemahan kata gymnastiek (bahasa Belanda), gymnastic (bahasa Inggris), gymnastiek (bahasa Belanda, gymnastiek asal katanya dari gymnos (bahasa Greka). Gymnos berarti ‘telanjang’. Gymnastiek pada zaman kuno memang dilakukan dengan tubuh telanjang atau setengah telanjang. Maksudnya supaya gerakan sanggup dilakukan tanpa gangguan sehingga menjadi sempurna. Tempat berlatih senam di zaman Yunani Kuno disebut Gymnastium.
Senam mempunyai batasan tersendiri. Senam yakni sekelompok susunan latihan tubuh (jasmani) yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis dan metodis dilakukan dengan sadar dengan tujuan membentuk pribadi secara harmonis.         
            Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang dipakai oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus.     
            Senam ketangkasan sering dikatakan dengan senam pertandingan atau senam artistik, lantaran bentuk-bentuk gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam pertandingan baikmengenai sikap pada waktu akanmelakukan, keindaha dan ketepatan, serta keseimbangan pada sikap akhirnya.
            Senam ketangkasan dasar yakni senam ketangkasan atau senam artistik yang memakai alat matras. Latihan-latihannya dilakukan diatas lantai beralaskan matras di dalam gedung atau bangsal senam, maka biasanya sanggup pula disebut senam lantai. Senam ketangkasan bagi siswa SD terutama Kelas II yaitu melompat dan meloncat dengan atau tanpa memakai alat bantu.

4. Jenis Senam Ketangkasan
            Senam ketangkasan yakni senam sanggup dilaksanakan tanpa alat dan denganmenggunakan alat. Senam ketangkasan yang dilakukan tanpa alatdinamakan senam lantai (floor exercise), sedangkan senam ketangkasan memakai alat dinamakan senam alat.

5. Pengertian Melompat dan Meloncat
Lompat yakni suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain dengan referensi satu kaki dan mendarat dengan kaki. Loncat yakni suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain dengan referensi dua kaki dan mendarat dengan kaki. (https://haikasut.blogspot.com//search?q=21/lompat-dan-loncat/).


Gambar 1 Melompat dengan Tumpuan Satu Kaki

 BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas  BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD

Gambar 2 Meloncat dengan Tumpuan Dua Kaki

Gerak dasar lompat dan loncat merupakan bab dari gerak lokomotor, yaitu gerak memindahkan tubuh dari satu daerah ke daerah yang lain. Macam-macam gerak lokomotor yaitu lari, lompat, loncat, leaping, jingkat, menderap, sliding, skipping, rolling, dan memanjat. Melompat dan meloncat yakni gerakan memindahkan tubuh dengan memakai dua atau satu kaki tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus dengan memakai kaki. (http://ramliunmul.blogspot.com/2009/10/konsep-dasar-gerak?zx=8daff32c8ac6b69b).
Tujuan utama dari pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat bukan untuk meningkatkan prestasi para siswa, tetapi lebih ditekankan pada upaya untuk memperkaya gerak dasar lompat dan loncat. Siswa diperlukan lebih terampil, efektif dalam memakai atau memfungsikan anggota badannya.
Karakteristik gerak dan struktur gerak lompat dan loncat dalam atletik berdasarkan buku Pedoman Lomba Atletik Seri Lompat dan loncat (PEPASI, 1996) yakni sebagai berikut:
a. Dengan referensi dua kaki
b. Loncat ke depan
c. Loncat ke belakang
d. Loncat ke samping kiri atau ke kanan
e. Loncat ke atas
f. Loncat berputar
g. Melompat dengan referensi satu kaki
h. Lompat ke depan, ke belakang, ke samping, ke bawah, ke atas, dan lompat berputar
i. Sendirian, berpasangan, atau berkelompok
j. Bersama belum dewasa lain atau melawan belum dewasa lain
k. Melewati rintangan memakai lapangan rumput, matras, atau kolam pasir
l. Di hutan, di kebun atau di jalan, dan lain-lain.

6. Bermain
Teori Relaksi dari Patrick (dalam Soetoto pontjopoetro. 2002: 1.7) teori ini mengemukakan bahwa, “Permainan yakni menyenangkan dan dilakukan lantaran ingin bermain. Karena bermain yakni cara untuk melepaskan diri dari segala kehidupan dan segala macam paksaan”. Teori kelebihan tenaga dari Herbert Spencer (dalam Soetoto pontjopoetro, 2002: 1.7) teori ini menyampaikan bahwa, “Tenaga yang hiperbola yang ada pada anak itu menuntut jalan keluar dan pada disalurkan dalam permainan”.
Ahli-ahli pendidikan menyerupai Gutsmuths, Montessori da Frobel (dalam Soetoto pontjopoetro, 2002: 1.10) menganjurkan supaya permainan itu menjadi  alat pendidikan yang utama, untuk menuntun pertumbuhan jasmani dan rohani. Anak-anak bermain dalam suasana jiwa bebas, lepas dari segala rintangan dan tekanan, serta mencerminkan jiwa mereka kepada kita, sehingga gampang bagi kita untuk mengetahui susila anak. Maka tepat sekali jikalau para jago pendidikan menyampaikan bahwa anak yang sedang bermain yakni sebagai buku yang sedang terbuka yang gampang terbaca.
Berdasarkan beberapa teori permainan di atas, maka sanggup kita ambil suatu definisi bahwa permainan yakni suatu kegiatan yang menarik, menantang dan menjadikan kesenangan, lantaran dengan adanya rasa bahagia memudahkan dalam mengajar dan mengarahkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Fungsi permainan dalam pendidikan sangat mendukung keberhasilan pendidikan. Anak-anak suka bermain dan permainan itu dilakukan dengan gembira. Oleh lantaran itu segala sesuatu yang diajarkan waktu itu sanggup ditangkapnya dengan mudah. Maka, sebaiknya semua pembelajaran kepada belum dewasa diberikan dalam suasana bangga atau sambil bermain.
Dalam permainan seorang anak berguru memberi dan menerima, berguru mengukur kekuatan atau kecepatan sendiri dengan orang lain, berguru bergaul dengan orang lain, berguru jujur dan sportifitas, berguru berhubungan sehingga akan timbul rasa persatuan.
Pembelajaran atletik yang hanya berorientasi kepada hasil tanpa memperhatikan variasi dalam proses pengembangannya sanggup menjebak siswa dalam kebosanan dan kejenuhan. Bermain dalam hal ini sebagai pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan dan jenis permainannya diubahsuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Misalnya, dalam materi lompat dan loncat, misalnya yakni memindahkan benda ke daerah lain, melompat dan meloncat dengan melewati rintangan dan sebagainnya. Dengan bermain diperlukan siswa menjadi termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran atletik.

7. Alat/Media Bantu
Alat/media pembelajaran diartikan sebagai bentuk yang sanggup dipakai untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga sanggup mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media dipakai untuk meningkatkan pengalaman berguru supaya menjadi lebih konkrit. (Basyirudin Usman. 2002: 12).
Alat/media bantu pendidikan yakni alat-alat yang dipakai oleh seorang pendidik dalam memberikan materi atau materi pendidikan/pengajaran. Dalam praktiknya alat bantu lebih sering disebut sebagai peraga lantaran berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media berdasarkan Arsyad (2002) yakni mediator atau pengantar pesan dari pengirim ke akseptor pesan. Media sanggup berupa suatu materi atau alat. Media merupakan sarana pembelajaran yang dipakai untuk memberikan informasi kepada siswa yang bertujuan supaya siswa mengetahui sesuatu hal.
Media berperan sebagai alat bantu berguru yang bisa dipakai sendiri oleh siswa atas bimbingan guru, dalam pembelajaran media dipakai untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam memperlihatkan atau memberikan pelajaran.
Alat bantu pendidikan ini disusun memakai patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh alasannya yakni itu, semakin banyak panca indera yang dipakai untuk mendapatkan sesuatu materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin terang pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh target pendidikan. Dengan perkataan lain alat bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa. 
Target target pendidikan di dalam proses pendidikan sanggup memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui aneka macam macam alat bantu pendidikan. Akan tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda di dalam membantu persepsi atau pemahaman seseorang.
Manfaat alat bantu pembelajaran berdasarkan Susilana (2009: 9) yakni sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan supaya tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih pribadi antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak berguru sanggup bangun diatas kaki sendiri sesuai dengan talenta dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menjadikan persepsi yang sama.
Alat bantu dikatakan baik apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk merubah pengetahuan, pengertian, pendapat, dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laris atau kebiasaan yang baru, selain itu, alat bantu harus efisien dan efektif dalam penggunaannya yaitu memperlihatkan hasil guna yang ditinjau dari segi pesan dan kepentingannya, serta alat bantu harus komunikatif, yaitu bahwa media tersebut gampang untuk dimengerti maksudnya, sehingga siswa gampang mendapatkan pelajaran dari guru. 
Pemilihan media bantu yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran sangat membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. Media bantu yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat penelitian tindakan kelas ini berupa ban bekas dan bilah bambu. Pembelajaran memakai media bantu ban bekas dan bilah bambu menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menantang bagi siswa bila dibandingkan dengan yang tidak memakai media bantu.

Gambar 3 Melompat dan Meloncat dengan Media Ban Bekas

Gambar 4 Melompat dan Meloncat dengan Media Bilah Bambu

B. Kerangka berpikir
Pendekatan bermain dan alat bantu diperlukan sanggup mengoptimalkan pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih gampang tercapai.
Penelitian difokuskan pada upaya peningkatan penguasaan senam ketangkasan melompat dan meloncat, minat, kegembiraan dan keaktifan siswa serta dengan pendekatan permainan. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini sanggup digambarkan sebagai berikut:

 BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas  BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD

Baca juga:


Gambar 1 Melompat dengan Tumpuan Satu Kaki


Gambar 2 Meloncat dengan Tumpuan Dua Kaki

Gerak dasar lompat dan loncat merupakan bab dari gerak lokomotor, yaitu gerak memindahkan tubuh dari satu daerah ke daerah yang lain. Macam-macam gerak lokomotor yaitu lari, lompat, loncat, leaping, jingkat, menderap, sliding, skipping, rolling, dan memanjat. Melompat dan meloncat yakni gerakan memindahkan tubuh dengan memakai dua atau satu kaki tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus dengan memakai kaki. (http://ramliunmul.blogspot.com/2009/10/konsep-dasar-gerak">BAB I PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD


  • Gambar 1 Melompat dengan Tumpuan Satu Kaki


    Gambar 2 Meloncat dengan Tumpuan Dua Kaki

    Gerak dasar lompat dan loncat merupakan bab dari gerak lokomotor, yaitu gerak memindahkan tubuh dari satu daerah ke daerah yang lain. Macam-macam gerak lokomotor yaitu lari, lompat, loncat, leaping, jingkat, menderap, sliding, skipping, rolling, dan memanjat. Melompat dan meloncat yakni gerakan memindahkan tubuh dengan memakai dua atau satu kaki tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus dengan memakai kaki. (http://ramliunmul.blogspot.com/2009/10/konsep-dasar-gerak">BAB III PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD


  • Gambar 1 Melompat dengan Tumpuan Satu Kaki


    Gambar 2 Meloncat dengan Tumpuan Dua Kaki

    Gerak dasar lompat dan loncat merupakan bab dari gerak lokomotor, yaitu gerak memindahkan tubuh dari satu daerah ke daerah yang lain. Macam-macam gerak lokomotor yaitu lari, lompat, loncat, leaping, jingkat, menderap, sliding, skipping, rolling, dan memanjat. Melompat dan meloncat yakni gerakan memindahkan tubuh dengan memakai dua atau satu kaki tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus dengan memakai kaki. (http://ramliunmul.blogspot.com/2009/10/konsep-dasar-gerak">Daftar judul PTK Kenaikan Pangkat SD
    Silahkan SMS ke HP: 081328239660 jikalau Bapak Ibu Saudara menginginkan pola PTK lengkapnya. Demikian semoga bisa membantu.

    0 Response to "Bab Ii Teladan Ptk Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 Sd"

    Post a Comment

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel