Apa Itu Pergerakan Nasional ?
Apa Itu Pergerakan Nasional ?
1. Pengertian Pergerakan Nasional
Pergerakan nasional yaitu suatu bentuk perlawanan terhadap kepada kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan memakai kekuatan bersenjata, tetapi memakai organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Demikian halnya dengan pergerakan nasional yang terjadi di Indonesia.
Organisasi-organisasi yang bangkit pada masa itu disebut sebagai organisasi pergerakan nasional, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Keanggotaannya tidak didasarkan atas kelompok etnis (suku)tertentu melainkan semua kelompok etnis.
b. Sebagian besar pemimpin organisasi pergerakan nasional itu berasal dari kalangan terdidik yang memperoleh pendidikan Barat serta kelompok intelektual yang sudah bergaul dengan aneka macam bangsa, baik melalui sekolah di dalam negeri, Belanda, maupun yang telah menunaikan ibadah haji.
c. Organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut mempunyai tujuan yang terang bagi kepentingan seluruh bangsa di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik.
d. Organisasi-organisasi pergerakan nasional mempunyai paham kebangsaan atau nasionalisme.
2. Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
a. Faktor Ekstern Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
1) Munculnya kesadaran perihal pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah,
2) Lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman perihal ide-ide gres dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa, menyerupai demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme melalui pendidikan formal dari negara-negara Barat.
3) Perang Dunia I (1914-1919) telah menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa negara-negara imperialis telah berperang di antara mereka sendiri. Perang tersebut merupakan perang memperebutkan kawasan jajahan.
4) Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin telah menyadari bahwa sekarang saatnya telah datang bagi mereka untuk melaksanakan perlawanan terhadap penjajah yang sudah lelah berperang.
5) Munculnya rumusan tenang mengenai penentuan nasib sendiri (self determination) Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pasca perang dunia I disambut tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia sebagai pijakan dalam usaha mewujudkan kemerdekaan.
6) Lahirnya komunisme melalui Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan semangat anti kapitalisme dan imperalisme telah mempengaruhi tumbuhnya ideologi perlawanan di negara-negara jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme Barat.
7) Munculnya nasionalisme di Asia dan di negara-negara jajahan lainnya di seluruh dunia telah mengilhami tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk melaksanakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 telah memperlihatkan keyakinan bagi tokoh nasionalis Indonesia bahwa bangsa kulit putih Eropa sanggup dikalahkan oleh kulit berwarna Asia.
b. Faktor Ekstern Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
1) Penjajahan menjadikan terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan diskriminatif kepada rakyat Indonesia.
2) Kenangan akan kejayaan masa lalu. Rakyat Indonesia pada umumnya menyadari bahwa mereka pernah mempunyai negara kekuasaan yang jaya dan berdaulat di masa kemudian (Sriwijaya dan Majapahit).
3) Lahirnya kelompok terpelajar yang memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar negeri. Kesempatan ini terbuka sehabis pemerintah kolonial Belanda pada awal kurun ke-20 menjalankan Politik Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi).
4) Menyebarnya paham-paham gres yang lahir di Eropa, menyerupai demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (Indonesia) yang dilakukan oleh kalangan terpelajar.
5) Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya nasional.
3. Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Organisasi pergerakan kemerdekaan Indonesia antara lain : Budi Utomo, SI, PKI, PNI, Indische Partij (IP), Perhimpunan Indonesia, Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), Partai Indonesia Raya (Parindra), Gabungan Politik Indonesia (Gapi), Gerakan dan Organisasi Pemuda, Organisasi Kepanduan, Gerakan Wanita, dan organisasi lainnya.
a. Budi Utomo (BU)
Budi utomo yaitu suatu organisasi yang didirikan oleh kalangan terpelajar di sekolah kedokteran yang berasal dari priyayi Jawa yang baru" atau priyayi rendahan. Mereka mempunyai pandangan bahwa pendidikan yaitu kunci untuk kemajuan. Kelompok inilah yang merupakan kelompok pertama pembentuk suatu organisasi yang benar-benar modern. Dr. Wahidin Sudirohusodo yaitu tokoh yang membidani lahirnya Budi Utomo melalui kegiatannnya menghimpun dana beasiswa untuk memperlihatkan pendidikan Barat kepada golongan priyayi Jawa. Kegiatan yang dilakukan oleh Dr. Wahidin tersebut disambut oleh Soetomo, seorang mahasiswa School Tot Opleiding van Indische Arsten (STOVIA) atau Sekolah Dokter Jawa. Bersama rekan-rekannya beliau mendirikan Budi Utomo (BU) di Jakarta pada 20 Mei 1908.
Pemerintah Hindia Belanda mengakui BU sebagai organisasi yang sah pada Desember 1909. Dukungan dari Pemerintah Hindia Belanda ini tidak lain sebagai kepingan dari pelaksanaan Politik Etis. Sambutan baik pemerintah inilah yang mengakibatkan BU sering dicurigai oleh kalangan bumiputera sebagai organ pemerintah. BU mulai kehilangan wibawanya pada tahun 1935, organisasi itu
b. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam (SI) pada awalnya berjulukan Sarekat Dagang Islam (SDI), yaitu perkumpulan bagi pedagang Islam yang didirikan tahun 1911 di Solo, oleh H. Samanhudi. Organisasi ini mempunyai tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji Islam, serta semoga para pedagang Islam sanggup bersaing dengan pedagang Barat maupun Timur Asing. SDI berganti namanya menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912. SI mempunyai tujuan mengembangkan perekonomian guna mencapai kemajuan rakyat yang faktual dengan jalan persaudaraan, persatuan, dan tolong menolong.
Pada tahun 1913 kemudian dibentuklah Central Sarikat Islam (CSI) yang mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah. Sebelum kongres tahunan berikutnya (1917) di Jakarta, muncul aliran revolusioner sosialis ditubuh SI, yang berasal dari SI Semarang yang dipimpin oleh Semaun. Di satu pihak aliran yang diinginkan SI yaitu ekonomi dogmatis yang diwakili oleh Semaun, yang kemudian dikenal dengan SI Merah beraliran komunis.
Di sisi lain, SI menginginkan aliran nasional keagamaan yang diwakili oleh Cokroaminoto, yang kemudian dikenal dengan SI Putih. Rupanya tanda-tanda usaha dua aliran itu tidak sanggup dipersatukan. Agus Salim dan Abdul Muis mendesak semoga ditetapkan disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap. Usulan itu sangat mengkhawatirkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Oleh alasannya yaitu itu, Tan Malaka meminta displin partai diadakan perkecualian bagi PKI. Namun demikian, disiplin partai sanggup diterima oleh kongres dengan bunyi mayoritas. Konsekuensi dari itu Semaun dikeluarkan dari SI, alasannya yaitu tidak boleh rangkap anggota. Dengan demikian, langkah pertama dari dampak PKI ke dalam badan SI telah sanggup diatasi.
Sementara itu dalam kongres di Madiun 1923, Central Sarekat Islam (CSI) diganti menjadi Partai Sarekat Islam (PSI).Selanjutnya organisasi itu berjulukan Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) tahun 1927.
Banyaknya anggota muda dalam PSII membawa perbedaan paham antara golongan muda dengan golongan tua. Pada 1932, timbulah perpecahan dalam badan organisasi itu dan muncullah Partai Islam Indonesia (PARII) dibawah Dr. Sukiman yang berpusat di Yogyakarta. Pada tahun 1940, Sekar Maji Kartosiwiryo mendirikan PSII tandingan. Akibat perpecahan itu PSII mengalami kemunduran.
c. Partai Komunis Indonesia (PKI)
PKI yaitu organisasi pergerakan sosialis yang mengadopsi nilai-nilai usaha komunisme dari Rusia. Pada awalnya organisasi ini berjulukan Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV), yang kemudian bermetamorfosis Partai Komunis Indonesia pada tahun 1924. Gerakan ini dipelopori oleh seorang Marxis Belanda berjulukan Sneevliet yang ingin membuatkan ajaran-ajaran Marxis di Indonesia, khususnya perihal manifesto-komunisnya. Konsep perjuangannya yaitu mempertentangkan kelas antara kaum pribumi sebagai buruh dan penjajah sebagai kapitalisme Barat.
ISDV didirikan Sneevliet pada tahun 1914 di Semarang oleh Sneevliet. Perkumpulan ini merupakan perkumpulan adonan antara orang-orang Belanda dengan orang-orang Indonesia yang mempunyai pandangan politik sama. Sneevliet berusaha mempengaruhi tokoh-tokoh terkemuka pada perkumpulan orang Indonesia untuk mendapatkan pemikiran Marxis, salah satunya yaitu organisasi SI.
Komunisme cepat berkembang di kalangan rakyat Indonesia yang terjajah.
Kondisi buruknya kehidupan ekonomi pribumi sanggup dimanfaatkan dengan baik oleh tokoh-tokoh komunis Indonesia. Tokoh-tokoh komunis juga memanfaatkan kondisi buruknya relasi antara gerakan politik dan pemerintah Belanda. ISDV semakin berpengaruh sehabis pecahnya Revolusi Rusia pada 1917, berdirinya Uni Soviet, dan Communis International (Comintern) Maret 1919. Komunis Indonesia makin radikal dan menerima santunan yang luas sehabis pada 1922 melaksanakan pemogokkan-pemogokkan untuk menuntut kenaikan upah dari kaum kapitalis.
Gerakan-gerakan ISDV yang radikal dalam menentang kapitalisme Belanda menjadikan orang-orang ISDV diusir Belanda. Pimpinan komunis di Indonesia diambil alih oleh orang Indonesia sendiri dan kemudian mendirikan organisasi dengan nama Perserikatan Komunis Hindia pada Mei 1920. Pada 1924 nama ini bermetamorfosis Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI dengan cepat berkembang alasannya yaitu menerima banyak santunan dari kalangan rakyat jelata yang terjajah.
Tokoh-tokoh PKI di antaranya, Semaun, Alimin, Tan Malaka, dan Darsono PKI yang anti kapitalisme Belanda. Misalnya di kawasan berbasis Islam, Banten dan Minangkabau, terjadi pemberontakan melawan kapitalisme Barat pada 1926 dan 1927. Akibat pemberontakan, pemerintah kolonial Belanda melaksanakan penindasan terhadap pengikutnya. Pemimpinnya dibuang, sejumlah 13.000 anggotanya ditangkap, 4.000 orang dihukum, dan 1.300 orang dibuang ke Digul. Oleh pemerintah kolonial, PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang, walaupun acara politiknya masih terus berjalan. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk mendukung agresi revolusioner dan menuntut kemerdekaan Indonesia.
d. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia didirikan oleh kaum terpelajar, yang dipelopori oleh Soekarno. Berdiranya PNI, tidak terlepas dari dampak dilarangnya PKI oleh pemerintah kolonial. Kaum terpelajar dan intelektual serta tokoh-tokoh usaha lainnya berusaha memikirkan taktik yang harus dijalankan untuk mencegah semoga organisasi-organisasi gres tidak terperangkap pada hambatan yang sama. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa kekerasan dan radikalisme bukan jalan usaha yang baik dalam menghadapi pemerintah kolonial.
e. Indische Partij (IP)
Indische Partij merupakan organisasi politik yang anggota-anggotanya berasal dari keturunan adonan Belanda-pribumi (Indo-Belanda) dan orang orisinil pribumi. Munculnya organisasi ini alasannya yaitu adanya sejumlah golongan orang Indo-Belanda yang dianggap lebih rendah kedudukannya dari pada orang Belanda asli.
Douwes Dekker bersama dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro) “Tiga Serangkai” mendirikan IP tahun 1912. Bagi pemerintah kolonial keberhasilan IP menerima simpatisan dari masyarakat merupakan suatu yang berbahaya. Organisasi itu kemudian dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan berbahaya (pertengahan 1913). Pemimpinnya kemudian ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker diasingkan ke Timor, Kupang. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Bkamu. Suwardi Suryaningrat dibuang ke Bangka. Tiga Serangkai itu kemudian dibuang ke Negeri Belanda.
f. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia yaitu salah satu organisasi pergerakan nasional yang bangkit di negeri Belanda. Perhimpunan Indonesia didirikan oleh mahasiswa Indonesia serta orang-orang Belanda yang menaruh perhatian pada nasib Hindia Belanda yang tinggal di Negeri Belanda. Perhimpunan Hindia atau Indische Vereeniging(IV) bangkit pada tahun 1908, yang dibuat sebagai sebuah perhimpunan yang bersifat sosial. Organisasi ini merupakan ajang pertemuan dan komunikasi antar mahasiswa Indonesia yang mencar ilmu di negeri Belanda.
Pada tahun 1923, Iwa Kusumasumatri sebagai ketua, semenjak ketika itu sifat usaha politik organisasi semakin kuat. Dalam rapat umum 1923 organisasi ini menyepakati tiga asas pokok organisasi yaitu: (a) Indonesia memilih nasib sendiri; (b) untuk itu Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemauan sendiri; (c) untuk melawan pemerintah kolonial Belanda, bangsa Indonesia harus bersatu.
0 Response to "Apa Itu Pergerakan Nasional ?"
Post a Comment