Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Sejarah Kerajaan Tarumanegara - Perlu diketahui bahwa sejarah tertua yang berkaitan dengan pengendalian banjir dan sistem pengairan yaitu pada masa Kerajaan Tarumanegara. Untuk mengendalikan banjir dan pertanian yang diduga di wilayah Jakarta dikala ini, maka Raja Purnawarman menggali sungai Candrabaga. Setelah selesai melaksanakan penggalian sungai maka raja mempersembahkan 1.000 ekor lembu pada brahmana. Berkat sungai itulah penduduk Tarumanegara menjadi makmur.
a. Letak kerajaan Tarumanegara
Berdasarkan catatan dalam banyak sekali prasasti, Kerajaan Tarumanegara bangun di Jawa Barat pada simpulan kala ke-5. Wilayah kerajaan Tarumanegara mencakup hampir seluruh Jawa Barat, tepatnya dari sekitar Banten – Jakarta hingga Cirebon.
b. Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara
Sumber-sumber sejarah yang pertanda keberadaan Kerajaan Tarumanegara sebagai berikut :
1) Berita dari bangsa asing
Banyak gosip dari bangsa absurd yang mengungkap adanya Kerajaan Tarumanegara. Salah satu gosip dari Claudius Ptolomeus. Dalam bukunya Geography, andal ilmu bumi Yunani Kuno ini menyebutkan bahwa di Timur Jauh ada sebuah kota berjulukan Argyre yang terletak di ujung Pulau Iabadium (Jawadwipa = Pulau Jelai = Pulau Jawa). Kata Argyre berarti perak, diduga yang dimaksud yaitu Merak yang terletak di sebelah barat Pulau Jawa.
Kabar lainnya tiba dari Gunawarman, seorang pendeta dari Kashmir yang menyampaikan bahwa agama yang dianut rakyat Taruma yaitu Hindu. Berita dari Cina yang dibawa Fa Hsien dalam perjalanannya kembali ke Cina dari India menyebutkan bahwa rakyat di Ye-Po-Ti (Jawa = Taruma) sebagian besar beragama Hindu, sebagian kecil beragama Buddha dan Kitters (penyembah berhala). Adapun gosip dari Soui (Cina) menyebutkan bahwa pada tahun 528 dan 535 tiba utusan dari Tolomo (Taruma) ke Cina.
2) Berita dari prasasti kerajaan Tarumanegara
Selain dari bangsa asing, sumber sejarah terkait keberadaan kerajaan Tarumanegara ditulis melalui prasasti kerajaan Tarumanegara. Prasasti kerajaan Tarumanegara antara lain sebagai berikut.
1. Prasasti Ciareteun
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Citarum di bersahabat muaranya yang mengalir ke Sungai Cisadane, di kawasan Bogor. Pada prasasti ini dipahatkan sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.
2. Prasati Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti ini ada pahatan gambar tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu).
3. Prasasti Jambu
Prasasti ini ditemukan di perkebunan Jambu, Bukit Koleangkok, kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Dalam prasasti itu diterangkan bahwa Raja Purnawarman itu gagah, pemimpin yang termasyhur, dan baju zirahnya tidak sanggup ditembus senjata musuh.
4. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu, Cilincing Jakarta. Prasasti ini menerangkan ihwal penggalian susukan Gomati dan Sungai Candrabhaga. Mengenai nama Candrabhaga, Purbacaraka mengartikan candra = bulan = sasi. Candrabhaga menjadi sasibhaga dan kemudian menjadi Bhagasasi - bagasi, alhasil menjadi Bekasi.
5. Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan di kawasan Bogor.
6. Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten ditemukan di kawasan Bogor.
7. Prasasti Lebak
Prasasti Lebak ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Muncul, Banten Selatan. Prasasti ini menerangkan ihwal keperwiraan, keagungan, dan keberanian Purnawarman sebagai raja dunia.
c. Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada kala ke-5 M. Raja yang sangat populer yaitu Purnawarman. Ia dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga bersahabat dengan para brahmana, pangeran, dan rakyat. Ia raja yang jujur, adil, dan berakal di dalam memerintah. Daerahnya cukup luas hingga ke kawasan Banten. Kerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan dengan kerajaan lain, contohnya dengan Cina.
Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat Tarumanegara memeluk agama Hindu. Sedikit yang beragama Buddha dan masih ada yang mempertahankan agama nenek moyang (animisme). Berdasarkan gosip dan Fa-Hien, di Tolomo ada tiga agama, yakni agama Hindu, agama Buddha dan iman animisme. Raja memeluk agama Hindu. Sebagai bukti, pada prasasti Ciareteun ada tapak kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu. Sumber Cina lainnya menyatakan bahwa, pada masa Dinasti T’ang terjadi hubungan perdagangan dengan Jawa. Barang-barang yang diperdagangkan yaitu kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Penduduk kawasan itu pintar menciptakan minuman keras yang terbuat dari bunga kelapa.
Rakyat Tarumanegara hidup kondusif dan tenteram. Pertanian merupakan mata pencaharian pokok. Di samping itu, perdagangan juga berkembang. Kerajaan Tarumanegara mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan India.
d. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Pada simpulan kala ke-7, Tarumanegara tidak terdengar lagi kabar beritanya. Ada kemungkinan kerajaan Tarumanegara runtuh alasannya yaitu ditaklukkan oleh Sriwijaya. Kemungkinan runtuhnya kerajaan Tarumanegara sanggup kita ketahui dari sumber-sumber sejarah berikut.
1) Dalam prasasti Kota Kapur disebutkan bahwa pada tahun 686, Sriwijaya menghukum bumi Jawa alasannya yaitu tidak taat kepada Sriwijaya.
2) Sejak kala ke-7, Kerajaan Cina tidak pernah menyebut lagi adanya utusan yang tiba dari dan ke Tarumanegara.
Demikian artikel kami yang membahas ihwal kerajaan Tarumanegara yang terdiri dari letak kerajaan Tarumanegara, sumber sejarah kerajaan tarumanegara, pemerintahan dan kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara, dan runtuhnya keraaan Tarumanegara. Semoga artikel kami ihwal kerajaan Tarumanegara bermanfaat.
Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Pada kesempatan ini kita akan membahas ihwal kerajaan Tarumanegara yang terdiri dari letak kerajaan Tarumanegara, sumber sejarah kerajaan tarumanegara, pemerintahan dan kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara, dan runtuhnya keraaan Tarumanegara.a. Letak kerajaan Tarumanegara
Berdasarkan catatan dalam banyak sekali prasasti, Kerajaan Tarumanegara bangun di Jawa Barat pada simpulan kala ke-5. Wilayah kerajaan Tarumanegara mencakup hampir seluruh Jawa Barat, tepatnya dari sekitar Banten – Jakarta hingga Cirebon.
b. Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara
Sumber-sumber sejarah yang pertanda keberadaan Kerajaan Tarumanegara sebagai berikut :
1) Berita dari bangsa asing
Banyak gosip dari bangsa absurd yang mengungkap adanya Kerajaan Tarumanegara. Salah satu gosip dari Claudius Ptolomeus. Dalam bukunya Geography, andal ilmu bumi Yunani Kuno ini menyebutkan bahwa di Timur Jauh ada sebuah kota berjulukan Argyre yang terletak di ujung Pulau Iabadium (Jawadwipa = Pulau Jelai = Pulau Jawa). Kata Argyre berarti perak, diduga yang dimaksud yaitu Merak yang terletak di sebelah barat Pulau Jawa.
Kabar lainnya tiba dari Gunawarman, seorang pendeta dari Kashmir yang menyampaikan bahwa agama yang dianut rakyat Taruma yaitu Hindu. Berita dari Cina yang dibawa Fa Hsien dalam perjalanannya kembali ke Cina dari India menyebutkan bahwa rakyat di Ye-Po-Ti (Jawa = Taruma) sebagian besar beragama Hindu, sebagian kecil beragama Buddha dan Kitters (penyembah berhala). Adapun gosip dari Soui (Cina) menyebutkan bahwa pada tahun 528 dan 535 tiba utusan dari Tolomo (Taruma) ke Cina.
2) Berita dari prasasti kerajaan Tarumanegara
Selain dari bangsa asing, sumber sejarah terkait keberadaan kerajaan Tarumanegara ditulis melalui prasasti kerajaan Tarumanegara. Prasasti kerajaan Tarumanegara antara lain sebagai berikut.
1. Prasasti Ciareteun
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Citarum di bersahabat muaranya yang mengalir ke Sungai Cisadane, di kawasan Bogor. Pada prasasti ini dipahatkan sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.
2. Prasati Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti ini ada pahatan gambar tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu).
3. Prasasti Jambu
Prasasti ini ditemukan di perkebunan Jambu, Bukit Koleangkok, kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Dalam prasasti itu diterangkan bahwa Raja Purnawarman itu gagah, pemimpin yang termasyhur, dan baju zirahnya tidak sanggup ditembus senjata musuh.
4. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu, Cilincing Jakarta. Prasasti ini menerangkan ihwal penggalian susukan Gomati dan Sungai Candrabhaga. Mengenai nama Candrabhaga, Purbacaraka mengartikan candra = bulan = sasi. Candrabhaga menjadi sasibhaga dan kemudian menjadi Bhagasasi - bagasi, alhasil menjadi Bekasi.
5. Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan di kawasan Bogor.
6. Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten ditemukan di kawasan Bogor.
7. Prasasti Lebak
Prasasti Lebak ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Muncul, Banten Selatan. Prasasti ini menerangkan ihwal keperwiraan, keagungan, dan keberanian Purnawarman sebagai raja dunia.
c. Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada kala ke-5 M. Raja yang sangat populer yaitu Purnawarman. Ia dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga bersahabat dengan para brahmana, pangeran, dan rakyat. Ia raja yang jujur, adil, dan berakal di dalam memerintah. Daerahnya cukup luas hingga ke kawasan Banten. Kerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan dengan kerajaan lain, contohnya dengan Cina.
Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat Tarumanegara memeluk agama Hindu. Sedikit yang beragama Buddha dan masih ada yang mempertahankan agama nenek moyang (animisme). Berdasarkan gosip dan Fa-Hien, di Tolomo ada tiga agama, yakni agama Hindu, agama Buddha dan iman animisme. Raja memeluk agama Hindu. Sebagai bukti, pada prasasti Ciareteun ada tapak kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu. Sumber Cina lainnya menyatakan bahwa, pada masa Dinasti T’ang terjadi hubungan perdagangan dengan Jawa. Barang-barang yang diperdagangkan yaitu kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Penduduk kawasan itu pintar menciptakan minuman keras yang terbuat dari bunga kelapa.
Rakyat Tarumanegara hidup kondusif dan tenteram. Pertanian merupakan mata pencaharian pokok. Di samping itu, perdagangan juga berkembang. Kerajaan Tarumanegara mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan India.
d. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Pada simpulan kala ke-7, Tarumanegara tidak terdengar lagi kabar beritanya. Ada kemungkinan kerajaan Tarumanegara runtuh alasannya yaitu ditaklukkan oleh Sriwijaya. Kemungkinan runtuhnya kerajaan Tarumanegara sanggup kita ketahui dari sumber-sumber sejarah berikut.
1) Dalam prasasti Kota Kapur disebutkan bahwa pada tahun 686, Sriwijaya menghukum bumi Jawa alasannya yaitu tidak taat kepada Sriwijaya.
2) Sejak kala ke-7, Kerajaan Cina tidak pernah menyebut lagi adanya utusan yang tiba dari dan ke Tarumanegara.
Demikian artikel kami yang membahas ihwal kerajaan Tarumanegara yang terdiri dari letak kerajaan Tarumanegara, sumber sejarah kerajaan tarumanegara, pemerintahan dan kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara, dan runtuhnya keraaan Tarumanegara. Semoga artikel kami ihwal kerajaan Tarumanegara bermanfaat.
0 Response to "Sejarah Kerajaan Tarumanegara"
Post a Comment