-->

Pengertian Besaran Pokok Dan Turunan + Alat Ukurnya & Contoh

Pengertian besaran pokok dan turunan beserta alat ukur dan contohnya. Pada kali ini kami akan membahas ihwal salah satu materi pelajaran IPA atau fisika, yaitu ihwal besaran. Besaran yang dipakai dalam fisika dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok (Base Quantities) dan besaran turunan (Derived Quantities). Sebelum kita berguru lebih jauh ihwal besaran tersebut, sebaiknya kita pahami dulu ihwal konsep mengukur.

Lho, kok mengukur? Padahal kita sedang membahas ihwal besaran. Makara begini, contohnya kita ingin menjelaskan ihwal tubuh kita melalui 3 hal, yaitu ihwal usia, berat badan, dan tinggi badan. 3 hal tersebut merupakan sesuatu yang sanggup diukur, yang kemudian dinamakan dengan besaran. Jadi, besaran ialah sesuatu yang sanggup diukur.

Sudah paham, ya ihwal besaran? Lha terus, bagaimana ceritanya besaran dalam ilmu fisika dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan? Klo anda tanya ihwal ini, maka sebaiknya kita tengok terlebih dahulu ihwal sejarah Besaran dalam fisika.

A. Sejarah Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Pada zaman dahulu, orang mempunyai standar yang berbeda-beda dalam acara pengukuran. Misalnya ingin mengukur panjang jalan. Orang dulu menghitung menurut jumlah langkah kaki. Padahal panjang langkah dan konsistensi panjang langkah orang itu berbeda-beda, atau tidak sama. Contohnya ada 3 orang yang ingin mengukur panjang jalan dari titik A ke titik B, yaitu Agus, Budi, dan Caca. Masing-masing memakai langkah kakinya, dan menghasilkan keterangan, Agus = 20 langkah, Budi = 18 langkah, dan Caca = 25 langkah.

Hasil pengukuran yang berbeda-beda tersebut menjadikan banyak sekali persoalan. Oleh sebab itu, dikenal yang namanya satuan baku dalam Sistem Internasional (SI). Sistem Satuan Internasional (nama aslinya dalam bahasa Perancis: Système International d'Unités atau SI) ialah bentuk modern dari sistem metrik dan dikala ini menjadi sistem pengukuran yang paling umum digunakan. Sistem ini terdiri dari sebuah sistem satuan pengukuran yang koheren terdiri dari 7 satuan dasar. Sistem ini mendefinisikan 22 satuan, dan lebih banyak lagi satuan turunan. 7 satuan dasar tersebut antara lain : panjang, massa, waktu, suhu, arus listruk, intensitas cahaya, dan jumlah zat.

B. Pengertian Besaran Pokok dan Alat Ukurnya beserta Contohnya

Pada acara sebelumnya, kau telah menyimpulkan bahwa dalam acara pengukuran perlu memakai satuan baku, yaitu satuan yang disepakati bersama. Besaran yang satuannya didefinisikan disebut besaran pokok. Besaran pokok yang kini ada 7 pada awalnya ada 3, yaitu panjang, massa, dan waktu. Hal ini mengacu menurut hasil Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, Sistem Internasional disusun mengacu pada tujuh besaran pokok. Mari kita bahas satu persatu ihwal besaran pokok.

1. Besaran Panjang
Dalam IPA, panjang menyatakan jarak antara dua titik. Misalnya, panjang papan tulis ialah jarak antara titik pada ujung-ujung papan tulis. Panjang memakai satuan dasar (SI) meter (m). Selain meter, panjang juga dinyatakan dalam satuan-satuan yang lebih besar atau lebih kecil dari meter dengan cara menambahkan awalan-awalan. Cotohnya yaitu nanometer, mikrometer, milimeter, centimeter, decimeter, dekameter, hektometer, dan sebagainya.

Untuk mengukut besaran panjang, ada beberapa alat ukur yang sanggup digunakan, contohnya pita ukur
atau metlin, penggaris atau mistar, jangka sorong, mikrometer skrup dan meteran gulung. Alat ukur tersebut dipakai sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan. Untuk artikel lebih lengkap ihwal alat ukur, silahkan buka : Macam-Macam Alat Ukur dan Fungsinya

2. Besaran Massa
Setiap  benda tersusun dari materi.  Jumlah materi yang  terkandung dalam suatu benda disebut massa benda. Dalam SI, massa diukur  dalam satuan kilogram (kg). Misalnya, massa tubuhmu 52 kg, massa  seekor  kelinci 3 kg, massa sekantong gula 1 kg.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang memakai istilah  “berat”  untuk massa. Namun sesungguhnya, massa tidak sama dengan berat.  Massa suatu benda ditentukan oleh kandungan materinya dan  tidak  mengalami perubahan meskipun kedudukannya berubah. Sebaliknya, berat sangat bergantung pada kedudukan  di mana  benda tersebut berada. Mengapa? Karena benda akan
mempunyai gravitasi yang berbeda di daerah yang berbeda. Sebagai contoh,  dikala astronot berada di bulan,  beratnya  tinggal  1/6 dari berat  beliau saat  di bumi.

Dalam SI, massa memakai satuan dasar kilogram (kg), sedangkan berat memakai satuan  Newton  (N). Satu  kilogram  standar  (baku)  sama dengan massa sebuah  silinder  yang terbuat  dari  campuran  platinumiridium  yang disimpan di Sevres, Paris, Prancis. Massa 1 kg setara dengan 1 liter air pada  suhu  4 derajat celcius.

Massa suatu benda sanggup diukur melalui beberapa alat ukur, contohnya neraca lengan, sedangkan berat diukur dengan neraca pegas Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik. Sekarang banyak dipakai jenis neraca lain yang lebih praktis, yaitu neraca digital. Pada neraca digital, hasil pengukuran massa eksklusif sanggup diketahui, sebab muncul dalam bentuk angka dan satuannya. Selain kilogram (kg), massa benda juga dinyatakan dalam satuan-satuan lain. Misalnya, gram (g) dan miligram (mg) untuk massa-massa yang kecil; ton (t) dan kuintal (kw) untuk massa-massa yang besar.

3. Besaran Waktu
Waktu ialah selang antara dua insiden atau dua peristiwa. Misalnya, waktu hidup seseorang dimulai semenjak ia dilahirkan hingga meninggal, waktu perjalanan diukur semenjak mulai bergerak hingga dengan selesai gerak (berhenti). Waktu sanggup diukur memakai alat ukur berupa jam tangan atau stopwatch.

Satuan SI untuk waktu ialah detik atau sekon (s). Satu sekon standar (baku) ialah waktu yang diperlukan atom Cesium untuk bergetar 9.192.631.770 kali. Berdasarkan jam atom ini, hasil pengukuran waktu dalam selang waktu 300 tahun tidak akan bergeser lebih dari satu sekon. Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan  dalam satuan-satuan yang lebih besar, contohnya menit, jam, hari, bulan, tahun, dan abad.

4. Besaran Suhu, Arus Listruk, Intensitas Cahaya, Dan Jumlah Zat
Untuk pengembangan besaran pokok selain panjang, massa, dan waktu, 4 besaran pokok yang lain sanggup anda lihat pada tabel di bawah ini.

No Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi Alat Ukur Besaran
1 Massa kilogram kg M timbangan
2 Panjang Meter m L Penggaris, meteran
3 Waktu Sekon s T jam tangan, stopwatch
4 Suhu Kelvin K 0 Termometer
5 Kuat Arus Ampere A I Amperemeter
6 Intensitas Cahaya Candela Cd J lightmeters, illuminance
7 Jumlah Zat Mol mol N tidak diukur secara langsung, tetapi dengan cara mengukur terlebih dahulu massa zat

C. Pengertian Besaran Turunan beserta Contohnya

Besaran-besaran yang sanggup diukur selain 7 (tujuh) besaran pokok, termasuk besaran turunan. Disebut besaran turunan sebab besaran-besaran tersebut sanggup diturunkan dari besaran-besaran pokoknya. Misalnya, luas ruang kelasmu. Jika ruang kelasmu berbentuk persegi, maka luasnya merupakan hasil perkalian panjang dengan lebar. Perhatikan, bahwa panjang dan lebar merupakan besaran pokok panjang. Dalam SI, panjang diukur dengan satuan meter (m). Luas dalam SI mempunyai satuan meter x meter, atau meter persegi (m2). Contoh besaran turunan yang lainnya ialah volume, konsentrasi larutan, dan laju pertumbuhan.

Pengertian besaran pokok dan turunan beserta alat ukur dan contohnya Pengertian Besaran Pokok dan Turunan + Alat Ukurnya & Contoh

1.  Besaran Turunan Luas
Untuk benda yang berbentuk persegi, luas benda sanggup ditentukan dengan mengalikan hasil pengukuran panjang dengan lebarnya. Contohnya yaitu kita ingin mengukur luas tanah. Luas tanah sanggup kita ketahui melalui hasil perkalian antara nilai panjang tanah dan nilai lebar tanah. Kita sanggup memakai alat ukur rol meteran.

2.  Besaran Turunan Volume
Misalnya, kau mempunyai dua wadah, yakni kaleng besar dan kaleng kecil. Jika dipergunakan untuk menampung air, kaleng besar niscaya sanggup menampung air lebih banyak. Hal tersebut terkait dengan besarnya ruangan yang terisi oleh materi, biasanya disebut volume. Jika volume suatu benda lebih besar, maka benda itu sanggup menampung materi lebih banyak dibandingkan benda lain yang volumenya lebih kecil.

Volume merupakan besaran turunan yang berasal dari besaran pokok panjang. Volume benda padat yang bentuknya teratur, contohnya balok, sanggup ditentukan dengan mengukur terlebih dahulu panjang, ebar, dan tingginya, kemudian mengalikannya. Jika kau mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok memakai satuan sentimeter (cm), maka volume balok yang diperoleh dalam satuan sentimeter kubik (cm3). Jika, panjang, lebar, dan tinggi diukur dalam satuan meter (m), maka volume yang diperoleh satuannya meter kubik (m3).

3. Besaran Turunan Lain
Selain besaran turunan yang telah disebutkan di atas, ada besaran turunan lain yang perlu kita ketahui, antara lain massa jenis, kecepatan, percepatan, gaya, usaha, daya, tekanan, dan momentum. Untuk lebih lengkapnya sanggup dilihat pada tabel di atas.

0 Response to "Pengertian Besaran Pokok Dan Turunan + Alat Ukurnya & Contoh"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel