-->

Kisah Sunan Drajat Yang Ditolong Ikan Talang

Kisah sunan drajat dan ikan talang – Sunan Drajat merupakan salah satu walisongo yang populer dengan kebaikan hatinya. Menurut dongeng Sunan Drajat pada waktu kecilnya berjulukan Masih Munat, kemudian diganti dengan nama Raden Syarifuddin. Tetapi berdasarkan sumber dongeng yang lain diganti dengan nama Raden Qosim. Dia yaitu putra ketiga Sunan Ampel. Dengan demikian Raden Qasim yaitu adik kandung Sunan Bonang. Dalam menjalankan dakwahnya, dia mempunyai pengalaman unik, yaitu pernah ditolong oleh ikan Talang. Bagaimana kisah Sunan Drajat hingga ditolong oleh ikan, berikut ini kami sampaikan kisah sunan drajat yang terdiri dari budi pekerti sunan drajat, dan metode dakwah sunan drajat.

1. Budi Pekerti Sunan Drajat (Raden Qasim)

Menurut satu cerita, Semasa kanak-kanak, Raden Qasim populer sebagai anak pendiam, namun mempunyai kecerdasan otak yang sangat luar biasa melebihi dari anak yang lain yang sebaya. Karena sikapnya yang pendiam itulah, kawan-kawannya sering memperolok-olok Raden Qasim, dia sering dikucilkan dari pergaulan dan tidak diajak bermain teman-temannya, ia terpaksa menyendiri dan hanya melihat saja dari jauh.

Pada suatu hari, Raden Qasim melihat kawan-kawannya menarik hati seorang pengemis tua, namun pengemis itu membisu saja tak berkata sekatapun, alasannya pengemis itu hanya membisu saja bawah umur itu semakin berani dan bahkan melemparinya dengan batu, hingga mengenai pelipisnya hingga mengeluarkan darah. Melihat perbuatan kawan-kawannya itu, Raden Qasirn merasa kasihan, kemudian dia menghampiri si pengernis bau tanah itu. Akan tetapi kawan-kawannya malah melempari Raden Qasim sambil mencaci-maki. Hal itu tentu saja menciptakan Haden Qasim menjadi marah, Melihat Raden Qasim marah, kawan-kawannya malah menertawakannya.

"Anak junior bisa murka !". cerca mereka.
"Perbuatan kalian ini sungguh sangat memalukan dan jahat!
Mengapa kalian lempari pengemis yang tidak berdosa ini ?" hardik Raden Qasim 

"Alaah, jangan sok satria kamu, jikalau mau, ini kerikil buat kau !" ujar salah seorang kawannya sambir melemparkan kerikil itu kepadanya. Karuan saja, lemparan kerikil itu mengenai perutnya Raden Qasim mengaduh kesakitan, sementara kawan-kawannya bersorak kegirangan. Karena merasa perutnya sakit maka menciptakan Raden Qasirn menjadi berani menghadapi kawan-kawannya yang badung itu. maka dtantanglah mereka untuk berkelahi.

"Anak junior itu biar bagianku", kata salah seorang kawannya. "Dengan tangan kiriku saja niscaya dia menangis". Sambil berkata begitu, kawannya eksklusif menyerang Raden Qasim. Namun Raden Qasim tidak tinggal diam. Dengan gesit ditendangnya kawannya itu hingga jatuh terjerambab. Melihat salah satu kawannya yang merupakan satria berhasil dikalahkan Raden Qasim, mereka semua lari terbirit-birit ketakutan. "Maafkan kawan-kawan saya itu pak". kata Raden Qasim seraya membantu pengemis itu bangun dan mengambilkan tongkatnya yang terlempar

Demikianlah budi pekerti Raden Qasim semasa dia masih kanak-kanak. Budi baik itu dibawanya hingga dia berusia dewasa, dia suka menolong kepada temannya, terutama kepada orang yang menderita. Segala penderitaan hidup yang pernah dialami kini membuatnya menjadi insan yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesamanya, terutama pada kaum fakir miskin, anak yatim, orang jompo dan orang sakit.


2. Metode Dakwah Sunan Drajat

Setelah Raden Qasim sudah cukup sampaumur dan ilmu yang di miliki sudah cukup mumpuni, sunan Ampel menugaskannya untuk berdakwah di sebelah barat Surabaya. Kemudian Raden Qasim naik bahtera melalui Gresik menuju ke arah barat. Dalam perjalanan melalui maritim itu bahtera Raden Qasim diserang angin puting-beliung sehingga perahunya hancur dan karam. Dalam keadaan kritis tersebut Raden Qasinr ditolong oleh ikan "Talang".

Dengan naik punggung ikan tersebut maka Raden Qasim sanggup selamat dari keganasan ombak dan angin puting-beliung maritim utara. lkan itu membawanya ke tepi pantai yang terletak di dusun Jelag (termasuk wilayah Banjarwati), kecamatan Paciran. Di tempai itu Raden Qasim membuka Pesantren gres dan banyak orang-orang yang berdatangan untuk belajar kepadanya, alasannya cara berda'wah Raden Qasim sangat lunak, bisa mendekati rakyat awam dengan tutur kata dan budi bahasa yang halus, serta sikapnya yang sopan dan ramah tamah.

Selama satu tahun di Jelag, Raden Qasim menerima petunjuk biar menuju ke selatan, kira-kira berjarak satu kilometer. Di sana dia mendirikan langgar atau surau yang dipergunakan untuk berda'wah Tiga tahun kemudian Raden Qasim menerima petunjuk dari Allah biar mencari daerah yang strategis untuk berda'wah yaitu di sebuah bukit yang kemudian dinamakan "Dalem Duwur". Di daerah tersebut kini didirikan museum yang cukup megah dengan biaya Rp. 60 Juta. Museum tersebut letaknya tidak jauh dengan makam Sunan Drajad.

Di daerah yang disebut Dalem Duwur tersebut pengikut Raden Qasim semakin banyak, alasannya cara menyiarkan agama Islam yang dilakukannya yaitu dengan jalan damai. Orang-orang dikumpulkan dengan cara menabuh seperangkat gamelan, gending-gending dan tembang macapot, setelah itu gres diberi ceramah agama lslam.

Makin hari nama Raden Qasim makin terkenal, orang makin menaruh hormat padanya, derajatnya makin tinggi apalagi dia tinggal di bukit berjulukan Drajat sehingga masyarakat di sekitar daerah tersebut menyebutnya sebagai Sunan Drajat. Di antara fatwa Raden Qasim yang populer untuk menganjurkan orang-orang biar berjiwa sosial yaitu aiaran sebagai berikut:

a. Menehono teken marang wong kang wuto
b. Menehono mangan marang wong kang luwe
c. Menehono busono marang wong kang mudo
d. Menehono ngiyup marang wong kang kudanan
Petuah-petuah Sunan Drajat jikalau diterjemahkan dalam Bahasa lndonesia kurang lebih sebagai berikut :
a. Berikan tongkat pada orang yang buta
b. Berikan makan pada orang yang lapar
c. Berikan pakaian pada orang telanjang
d. Berikan daerah berteduh kepada orang yang kehujanan

Ajaran tersebut sangat supel, artinya siapa saja bisa melaksanakannya. Orang awampun sanggup melaksanakannya sehingga mempunyai jiwa sosial. Namun bila dikupas lebih lanjut maka fatwa tersebut mempunyai makna yang sangat dalam, terutama bagi mereka yang berilmu tinggi yaitu :
a. Berilah petunjuk (ilmu) kepada orang yang bodoh. 
b. Sejahterakanlah kehidupan para kaum fakir miskin
c. Ajarkanlah budi pekerti atau etika kepada orang yang tidak tahu aib atau belum mempunyai budaya tinggi.
d. Berilah pertolongan kepada orang-orang yang menderita dan menderita

 Sunan Drajat merupakan salah satu walisongo yang populer dengan kebaikan hatinya Kisah Sunan Drajat yang Ditolong Ikan Talang

Demikianlah fatwa mulia Sunan Drajat yang sangat populer dikalangan rakyat, terutama bagi masyarakat Lamongan dan sekitarnya, ia juga dikenal sebagai salah satu anggota Walisanga, dan ikut juga mendirikan kerajaan lslam Demak.

Konon, berdasarkan satu sumber dongeng Raden Qosim menikah dengan Sayyidah Sufiyah putri Sunan Gunung Jati, dia dikaruniai tiga putra :
a. Pangeran Rekya
b. Pangeran Sandi
c. Sayyidah Wuriyan
Makam dia terletak di desa Drajat, kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

0 Response to "Kisah Sunan Drajat Yang Ditolong Ikan Talang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel