-->

6 Faktor Pendorong Interaksi Sosial Dan Dinamika Sosial

Faktor pendorong interaksi sosial dan dinamika sosial. Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melaksanakan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud serta tujuan tertentu. Sebagai contoh, seorang anak melempar kerikil di sungai. Tindakan ini bukanlah tindakan sosial. Berbeda apabila di sungai tersebut ada seseorang yang tengah memancing. Tindakan tersebut dikatakan tindakan sosial (social action). Hal ini disebabkan tindakan melempar kerikil di sungai dilakukan memiliki tujuan tertentu serta bisa menjadikan reaksi dari individu lain. 

Semua tindakan sosial melahirkan adanya agresi atau imbas dari individu satu serta adanya reaksi atau terpengaruh dari individu lain. Karena adanya sifat imbas memengaruhi satu sama lain, maka tindakan ini mengakibatkan kekerabatan sosial. Jika kekerabatan sosial tersebut berlangsung secara timbal balik maka akan mengakibatkan terjadinya interaksi sosial. Selain itu, munculnya interaksi sosial sanggup pula didorong oleh faktor-faktor tertentu.

Faktor Pendorong Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

Manusia ialah makhluk sosial. Setujukah kau dengan pernyataan tersebut? Sebagaimana makhluk sosial, insan tidak sanggup hidup sendiri tanpa keberadaan orang lain. Oleh lantaran itulah, insan selalu mengadakan interaksi dengan insan lainnya. Selain membutuhkan orang lain, insan melaksanakan interaksi terdorong adanya faktor-faktor tertentu yang mendorong terjadinya interaksi sosial. Faktor pendorong interaksi sosial dan dinamika sosial antara lain sugesti, imitasi, simpati, identifikasi, motivasi, dan empati.

a. Sugesti
Sugesti biasanya berupa imbas psikis yang ada pada seseorang yang berasal dari diri sendiri ataupun orang lain lantaran adanya kepercayaan terhadap sesuatu hal dari orang yang dipercayai. Pengaruh ini biasanya tiba secara tiba-tiba dan tanpa adanya anutan terlebih dahulu. Hal ini disebabkan imbas tersebut menggugah emosi impulsif yang menciptakan terhambatnya rasional seseorang. Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang sedang mengalami suatu kebingungan, kesedihan, kekalutan, kekhawatiran, dan lain-lain. Oleh karenanya, individu tersebut akan mendapatkan masukan orang lain tanpa pikir panjang. 

Sebagai contohnya, lantaran sudah terlalu usang larut dalam kebimbangan akan penyakit ayahnya yang tidak kunjung sembuh, Rosyid tiba kepada Pak Didin mantan dosennya sewaktu kuliah. Beliau menyarankan supaya Rosyid membawa ayahnya ke pengobatan alternatif. Rosyid pun mendapatkan saran tersebut. Peristiwa ini dinamakan sugesti. Lantas, apakah sugesti? Pengertian proses sugesti diartikan sebagai suatu proses pemberian pandangan atau imbas oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga pandangan atau imbas tersebut diikuti tanpa berpikir panjang. Seperti yang telah terjadi pada Rosyid.


b. Imitasi
Sebagai seorang calon sosiolog, pernahkah kau mengamati lingkungan sekitarmu? Fenomena-fenomena apa yang sedang terjadi? Pernahkah kau melihat seseorang berpenampilan kolam seorang selebriti? Atau seorang yang seperti dengan artis populer mulai dari penampilan, gaya rambut, gaya hidup serta tingkah lakunya? Proses ini secara sosiologis dinamakan imitasi. Pengertian imitasi pada hakikatnya ialah proses mencar ilmu seseorang dengan cara menggandakan atau mengikuti sikap orang lain. Dalam hal ini bukan hanya sikap yang ditiru namun penampilan (performance), tingkah laris (behaviour), maupun gaya hidup (life style), bahkan apa saja yang dimiliki orang tersebut. 

Seperti pada rujukan di atas, intinya ketika seseorang melaksanakan peniruan terhadap sesuatu yang menarik dari orang yang dikagumi akan muncul suatu pujian dalam jiwa orang yang bersangkutan. Selain peniruan   terhadap pola pikir dan sikap orang lain, imitasi sanggup pula berwujud peniruan terhadap benda-benda hasil karya atau artefak. Masih ingat, lukisan Monalisa yang tersebar di dunia ialah salah satu wujud imitasi terhadap bendabenda hasil karya. Tidak sanggup dimungkiri, melalui proses imitasi seseorang sanggup mencar ilmu nilai dan norma dalam masyarakat. Namun, sanggup pula menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.

c. Identifikasi
Proses identifikasi berawal dari rasa kekaguman seseorang kepada tokoh idolanya. Namun, lambat laun kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya sama atau identik dengan tokoh tersebut. Dalam proses ini seseorang tidak sekadar menggandakan gaya hidup, tingkah laris ataupun perbuatan sang idolanya. Namun, menempatkan kepercayaan dan nilai yang dianut sang idola menjadi kepercayaan dan nilainya sendiri. Oleh karenanya, dalam identifikasi seseorang mengenal betul tokoh idolanya. 

Pada dasarnya, proses identifikasi jauh lebih mendalam daripada imitasi. Berdasarkan pembahasan di atas, pernahkah kau melaksanakan identifikasi? Coba, ceritakan di depan kelas! Sebagai contoh, Aldo salah satu penggemar grup musik Slank. Sikap serta keyakinan setiap anggota Slank seperti telah menjadi belahan hidup Aldo. Paham serta pandangan grup musik Slank menjadi falsafah hidupnya. Lirik lagunya bagaikan mantra yang selalu dibawa ke mana pun Aldo pergi. Sedapat mungkin, Aldo menyamakan diri dengan anggota grup musik Slank. Proses inilah yang dinamakan identifikasi.

d. Simpati
Jika kita merenungkan keadaan bangsa Indonesia ketika ini, memang inilah saatnya kita kembali ingat kepada Yang Kuasa. Bencana tiba silih berganti menerjang bangsa ini. Mulai dari badai, longsor, gempa, sampai tsunami di mana menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Pada tanggal 26 Desember 2004 peristiwa tsunami di Aceh, 21 Februari 2005 longsor sampah di Cimahi, 14 Mei 2006 Gunung Merapi mengatakan aktivitasnya, 27 Mei 2006 gempa tektonik di Yogya dan Jawa Tengah, 20 Juni 2006 longsor dan banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan. Sebagian besar dari mereka kehilangan harta benda, tempat tinggal, bahkan sanak saudara mereka. Kehidupan mereka berubah drastis. Mereka harus hidup di kawasan pengungsian dengan kondisi yang memprihatinkan. Melalui insiden ini, rasa simpati kita sebagai insan tergugah. Tidak jarang hati kita ikut mencicipi kesedihan mereka. 

Oleh lantaran perasaan-perasaan tersebut, kita melaksanakan tindakan-tindakan untuk meringankan beban penderitaan para korban. Proses inilah yang disebut simpati. Sekilas simpati tampak sama dengan identifikasi lantaran menuntun seseorang untuk memosisikan diri pada keadaan orang lain. Hanya saja, dalam  simpati perasaan yang memegang peranan. Walaupun demikian, dorongan utama ialah bekerja sama dengan pihak lain tanpa memandang status sosialnya. Selain itu, simpati sanggup menjadi dorongan yang sangat berpengaruh pada diri seseorang untuk melaksanakan kontak dan komunikasi dengan orang lain.

e. Motivasi
Pengertian motivasi dalam suatu interaksi sosial merupakan dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukanperbuatan menurut pertimbangan rasionalistis. Sebagai contohnya, seseorang bekerja keras siang dan malam bertujuan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Motivasi dalam diri seseorang sanggup muncul disebabkan faktor atau imbas dari orang lain sehingga individu melaksanakan kontak dengan orang lain.

f. Empati
Dalam hal ini, pengertian rasa tenggang rasa merupakan rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan positif untuk mewujudkan rasa simpatinya. Sebagai contohnya, ketika melihat para korban peristiwa gempa di Yogya, tanpa sadar air mata kita menetes, seperti kita mencicipi penderitaan mereka. Segala bentuk proteksi akan kita lakukan untuk menolong mereka. Tindakan ini dalam sosiologi dinamakan empati.

Faktor pendorong interaksi sosial dan dinamika sosial 6 Faktor Pendorong Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

Demikian artikel kami perihal faktor pendorong interaksi sosial dan dinamika sosial.Semoga info yang kami sajikan perihal faktor pendorong interaksi sosialdan dinamika sosial bermanfaat.

0 Response to "6 Faktor Pendorong Interaksi Sosial Dan Dinamika Sosial"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel